Author : Shin
Eun Mi
Main Cast : Im
Yoona >< Lee Donghae
Title : Happy
Birthday 23th, Im Yoona! (Sequel Surprise!!!)
Genre : Romantic,
One Shoot, Comedy
Rating : PG-15
Note : Annyeonghaseo
Shin Eun Mi imnida^^. Ini dia sequel dari FF-ku yang sebelumnya berjudul ‘Surprise!!!’. Sequel ini kubuat mengingat
Yoong eonnie akan ulang tahun, makanya aku membuat sequel FF dengan tema
bertajuk ulang tahun Yoong eonnie^-^
SAENGIL CHUKKAE, YOONA EONNIE. You
always be our favorite couple with Donghae oppa! Jjang;;)
Happy Reading^^
Happy Birthday 23th, Im Yoona! (Sequel Surprise!!!)
Author POV
Hawa
dingin malam menusuk ke dalam rongga kulit yeoja itu. Wajahnya tampak kusut.
Mulutnya yang mungil tak henti-hentinya menggerutu kesal. Alisnya bertaut dan
sesekali mendengus berat. Ia melirik arloji di tangan kirinya. Pukul 20.55
malam. Yeoja itu melenguh lagi, entah untuk yang kesekian kalinya. Ia masih
setia menanti seseorang di taman asri dengan angin yang sangat dingin.
Untungnya yeoja itu membawa jaket tebal berwarna biru muda, jadi ia tak begitu
merasa kedinginan. Ia merapatkan jaketnya. Sudah hampir satu jam ia menunggu,
namun yang ditunggu tak kunjung datang. Tak lama suara deringan ponsel
mengagetkannya.
Drrrt..
Drrrt..
“Yeoboseyo?”
“Yoong,
ini aku...” sahut suara namja diseberang telepon.
“Donghae
oppa! Kemana saja kau? Aku sudah menunggumu hampir satu jam, tahu! Cepat datang
atau aku akan benar-benar marah padamu, Fishy Oppa!” protes Yoona ketika ia
sadar bahwa yang menelpon ponselnya adalah kekasihnya, Donghae.
“Eung..
Mianhae, sayang. Aku tak bisa kesana sekarang, tiba-tiba aku harus ke Mokpo
menemui Eomma. Kata Donghwa hyung, beliau sakit. Mianhae..” sahut Donghae
dengan suara lemas dan penuh penyesalan. Mata Yoona membulat empat kali dari
ukuran semula. Ia tercengang. Sudah selama ini ia menunggu ternyata Donghae
membatalkan janjinya? Lagi? Aish. Entah sudah keberapa kali –belakangan ini–
Donghae sering membatalkan janjinya pada Yoona. Dengan berbagai macam alasan.
Terlebih setelah mereka merayakan anniversary mereka yang pertama, 2 minggu
yang lalu. Donghae seakan-akan idol super sibuk yang tidak memerhatikan
kekasihnya. Pada awalnya Yoona merasa biasa-biasa saja, karena ia masih bisa
menerima kondisi mereka yang benar-benar padat jadwal manggung dan reality
show. Namun, makin lama Donghae jadi semakin sering membatalkan segala rencana
kencan atau jalan-jalan mereka. Itu yang membuat Yoona keki setengah mati.
“Ne,
arraseo. Ya sudah, titip salam untuk Eommonim.” jawab Yoona dingin. Sebenarnya
ia tak ingin berbicara dengan nada begitu, namun entah mengapa mulutnya tak
bisa bekerja sama dengan hatinya.
“Aish,
jangan marah... Nanti aku akan mengajakmu jalan-jalan setelah aku sampai Seoul
lagi. Oke?” rayu Donghae masih dengan suara melas. Yoona mendengus. Lagi-lagi
begini, umpatnya.
“Sudah,
tidak usah kau berjanji-janji akan pergi berdua denganku, Oppa. Kau kan sibuk
sekali, nanti saja kalau ada waktu baru kita kencan. Kalau tak ada yaaah, ya
sudah.” jawab Yoona berusaha menahan mati-matian airmata yang nyaris turun. Ia
berusaha untuk mengerti keadaan Donghae, meski terkadang ia merasa sikapnya
egois dengan Donghae.
“Hmmm.
Baiklah, aku harus menutup telepon dulu. Sepertinya Eomma sudah bangun.
Bye-bye, My Deer.” ucap Donghae mengakhiri panggilan.
“Ne.
Bye, Oppa.” jawab Yoona singkat. Tut... Panggilan usai. Yoona menatap nanar
layar ponselnya. Ia menghela nafas panjang. Airmatanya keluar dari sudut mata
indah yeoja pujaan hati pria ini. Dengan cepat ia menyeka airmata tersebut agar
tidak jatuh. Yoona sudah menduga Donghae akan membatalkan janjinya lagi.
Setelah sebentar ia berdiam sejenak, Yoona pun meninggalkan kursi taman yang ia
duduki dan beranjak menuju dorm SNSD. Langkahnya gontai dan lemas. Badannya
terasa begitu lelah, tapi hatinya lebih lelah lagi.
Author POV end
Yoona POV
“Annyeong.”
aku membuka pintu dorm dengan gontai. Masih terpikir dibenakku tentang Donghae
oppa yang kerap membatalkan janjinya. Haish, kalau ia bukan namjachinguku sudah
kuterkam saja. Huh, menyebalkan!
“Annyeong,
Eonnie.” sapa Seohyun dengan senyuman hangat. Pikiranku yang sedang keruh
sedikit terbuka melihat senyuman Seohyun, Angel kami, SNSD. Ya, aku memang
dekat dengannya. Sedekat aku dengan Yuri Eonnie. Tapi entah mengapa, beberapa
hari belakangan ini aku jadi jarang berbicara dengannya. Habisnya ia selalu pergi
tanpa aku tahu ia mau kemana. Aku kan jadi tidak bisa bercerita soal Donghae
Oppa yang kini juga jadi menyebalkan!
“Hmm.
Seo, kau belum tidur?” tanyaku menatap Seohyun seraya membuka sepatu sneakers
putih yang kupakai.
“Belum,
Eonnie. Aku ingin tidur denganmu, bolehkah?” tanyanya balik. Alisku naik, heran
memandanginya. Tumben Seohyun ingin tidur denganku.
“Eungg..
Boleh saja. Tapi bagaimana sama Yuri Eonnie?” tanyaku lagi.
“Kata
Yuri Eonnie, ia ingin tidur bersama Hyoyoen Eonnie.” kata Seohyun dengan polosnya.
Tapi justru aku yang terlonjak kaget. Kaget? Jelas. Ini apalagi yang terjadi?
Mengapa kesannya Yuri Eonnie.... Errr, menjauhiku?
“Benarkah?”
tanyaku dengan senyum getir.
“Ne.
Waeyo, Eonnie? Kenapa wajahmu langsung pucat pasi begitu?” tanya Seohyun
khawatir. Aku menggeleng, memberikannya senyuman khasku. Lalu pandanganku
menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Aku melamun, memikirkan tiap
orang yang kini sedikit berubah. Entahlah, hanya aku saja yang merasa begitu
atau memang mereka yang ingin menjauhiku.
“Eonnie?
Yoong Eonnie?”
“Ne?
Ah, Seohyun, mungkin lebih baik kita tidur untuk besok. Besok kita masih ada
jadwal manggung, bukan? Kajja.” aku menarik tangan Seohyun ke kamar kami
–maksudku kamarku dan Yuri Eonnie– dengan sedikit cepat. Aku lelah. Sangat
lelah. Mungkin dengan tidur, aku bisa melupakan segala pertanyaan yang
berkelabat di otakku saat ini.
Yoona POV end
Author POV
Paginya, jam 7.00
“BANGUN!
YA! IM YOONA, IRREONAAA! PPALIWA~” teriak seorang yeoja mungil berwajah aegyo
dengan kesal. Wajah imutnya memerah karena berteriak-teriak sedaritadi demi
membangunkan Yoona dari tidurnya yang lelap.
“Hmmh...
Hoahemm.. Ya! Jangan teriak-teriak begitu, Sunny Eonnie. Kau membuatku tuli,
tahu.” keluh Yoona kesal sembari mengusap-usap telinganya dengan telapak
tangan, bibirnya mengerucut dan pipinya menggelembung gondok.
“Daritadi
aku sudah membangunkanmu dengan berbagai cara, Yoongie! Kau tidak bangun-bangun
juga. Untung aku tidak frustasi membangunkanmu!” gerutu Sunny tak kalah kesal.
Yoona hanya cengar-cengir memandangi Eonnienya satu ini. Meski imut-imut, Sunny
tetap dewasa dan terkadang kalau marah juga menyeramkan.
“Ne,
ne. Aku akan menyusul. Tunggulah dibawah, Eonnie.” kata Yoona menguap lebar.
Sunny menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Sedetik kemudian, ia pergi
meninggalkan Yoona menyusul teman-teman mereka dibawah. Yoona pun segera turun
dari ranjang dan membereskannya kilat. Ia bergegas menuju ke kamar mandi dan
segera menyegarkan tubuh dari penat yang hadir.
J J J J
Yoona
tampak begitu murung selama sesi acara, meski begitu ia tetap tampil dengan
performa yang sempurna. Begitu di backstage, Taeyeon yang menyadari keadaan
dongsaengnya yang mengkhawatirkan itu pun menghampiri Yoona.
“Yoona,
kau sakit?”
Yoona
menoleh pada asal suara. Ia tersenyum kecil, lalu menggeleng perlahan. Tapi
Taeyeon bukan orang yang mudah dibohongi. Ia tak percaya dengan gelengan Yoona
tadi.
“Jinjja?
Kau sedang tidak berbohong kan, Yoona?” tanyanya lagi. Memastikan pertanyaannya
dengan menatap kedua bola mata eternal magnae mereka.
“Ne,
gwenchana, Eonnie. Aku tidak apa-apa.” jawab Yoona setengah hati. Ia memaksakan
diri untuk tersenyum, namun itulah sisi buruknya. Ia tidak bisa membohongi
orang lain dengan matanya.
“Aku
tahu kau berbohong, Yoona. Ada apa? Kuharap aku bisa membantumu. Kau sakitkah?
Mau pulang duluan?” Taeyeon nampak sungguh khawatir. Tak biasanya memang Yoona
tak bergurau atau setidaknya berguyon hal-hal lucu. Namun hari ini terlihat
jelas dari air mukanya ia sedang tidak enak badan, atau tepatnya sedang sakit
hati.
“Aku
tidak sakit, Eonnie...” kata Yoona meyakinkan leadernya tersebut. Tapi hatiku yang sakit. batinnya sedih.
“Arraseo.
Kalau merasa tidak enak badan, kau boleh menghampiriku dan meminta obat. Kau
kan sedang padat-padatnya jadwal, jadi harus banyak istirahat dan jaga
kesehatanmu. Oke?” ucap Taeyeon mengerlingkan mata dengan seulas senyum
terungging dibibirnya. Yoona mengangguk dan membalas dengan senyuman khasnya,
ia terharu dengan kecemasan hati Taeyeon padanya. Setelah itu Yoona hanya bisa
menghela nafas, tentu saja setelah Taeyeon beranjak dari hadapannya.
J J J J
“Bagaimana?”
tanya sosok namja yang sudah menunggu diluar ruangan dengan tak sabar.
Dibelakangnya namja tersebut nampaklah sepuluh namja lain yang turut menunggu
reaksi sosok yeoja yang baru saja tiba. Yeoja dengan rambut pirang sebahu.
“Bagus.
Kurasa ia sudah merasa keanehan dalam dirimu, hahaha. Buktinya tadi ia sudah
murung, meski di panggung ia masih terlihat aktif.” ucapnya sembari tertawa
puas.
“Ne,
ne. Biar bagaimanapun ia pasti kesal dan gondok dengan tingkahmu, Hyung.
Hahaha. Aku jadi penasaran dengan rencana ini. Lalu kita lanjutkan rencana
selanjutnya. Yaitu... Membuatnya cemburu dengan pemandangan langsung. Besok
sore jam 5an. Begitukan?” ucap sosok namja paling muda dengan evil smirknya,
dibarengin dengan anggukan namjayang lainnya. Sosok namja yang pertama bertanya
pada yeoja itu pun mengangguk. Mata pure-nya yang khas terlihat berbinar dengan
rencana ini.
“Kalau
begitu, kita berdoa semoga ini berhasil seperti rencana! Hwaiting hwaiting!” seru
namja yang paling tua. Sosok yeoja tersebut dan juga kesepuluh namja lainnya
dengan puas mengepalkan tangan ke atas dengan semangat.
J J J J
Yoona
membolak-balik majalah dengan jenuh. Seluruh eonniedeulnya sedang sibuk dengan
acara mereka masing-masing. Taeyeon dan Hyoyoen sedang belanja. Sooyoung,
Jessica dan Tiffany sedang ke mall, mereka sepertinya hendak membeli baju-baju
baru karena memang selama ini jarang sekali SNSD bisa beristirahat di dorm dengan
tenang. Sunny tengah berbincang dengan Sungmin di telepon daritadi, mereka
terlalu asyik bergurau ria hingga Yoona merasa jengah melihat eonnienya itu.
Tinggal Seohyun yang masih menonton televisi duduk manis disebelahnya. Yuri?
Entahlah, ia menghilang sejak pagi tadi.
“Seo,
apa kau tidak bosan?” tanya Yoona dengan bibir mengerucut.
“Mmm..
Bosan juga sih, Eonnie. Memangnya kenapa?”
“Jalan-jalan
saja, yuk!” ajak Yoona setengah girang. Seohyun menoleh ke arah Yoona sambil
manggut-manggut, sebelum akhirnya ia mengangguk setuju.
“Kajja,
Eonnie!” sekarang Yoona malah ditarik Seohyun dengan semangat. Yoona mendelik
heran. Ini anak, tadi hening sekarang
kenapa dia yang bersemangat gini? Aneh banget sih, batin Yoona sembari
menggeleng-gelengkan kepalanya.
J J J J
Yoona
sudah siap dengan sepatu sneakers kesayangannya. Ia memakai celana jeans putih
pendek selutut dan kaus model balon berwarna putih bercak-bercak merah
menjadikan kausnya tampak model abstrak. Lalu dipadu dengan topi putih dan tak
lupa ia memakai kacamata hitam dan masker, jaga-jaga kalau nanti ketahuan fans
atau netizen. Ia menyemprotkan parfum vanilla khasnya di leher dan kaus bagian
atasnya. Lalu ia beranjak keluar, menyusul Seohyun yang sudah lebih dulu
bersiap-siap.
Yoona
agak terkejut melihat penampilan Seohyun. Dongsaeng kesayangannya itu memakai
dress warna jingga kalem dengan cardigan sampai sikut berwarna kuning. Ia juga
memakai legging cokelat panjang menutupi kaki jenjangnya. Seohyun memakai
kacamata hitam dan masker sama seperti Yoona.
“Kenapa,
Eonnie? Kajja, kita keluar!”
“Ne.”
seolah tersadar, Yoona tersenyum manis dan mengangguk. Ia segera menarik tangan
Seohyun keluar dari dorm, namun belum jauh dari sana, ia seakan teringat
sesuatu.
“Seo,
aku belum bilang pada Sunny eonnie kalau kita mau pergi!” pekik Yoona menepuk
dahi indahnya. Seohyun tersenyum kalem pada Yoona dan menarik Yoona untuk
segera bergegas .
“Aku
sudah bilang padanya tadi waktu Eonnie berdandan.” ucap Seohyun seakan membaca
pikiran Yoona yang masih bingung. Yoona mengangguk-angguk mengerti. Mereka
berdua pun jalan berdampingan layaknya kakak beradik. Mereka mengitari
pesisiran kota Seoul yang ramai dengan jalan kaki. Menikmati keindahan sore
itu. Tibalah mereka di sebuah toko buku, Seohyun mengajak Yoona masuk ke dalam
karena ingin membeli komik baru. Akhirnya mereka masuk ke toko buku tersebut.
Sejuk dan nyaman, itulah kesan pertama yang ditangkap Yoona.
Author POV end
Yoona POV
Sejuk
sekali kondisi toko buku ini. Ah, aku sudah lama rasanya tak kemari. Aku pun
bergegas menuju ke tumpukan buku berisi novel. Hmm.. Mungkin aku bisa menemukan
novel baru. Ak ketemu! Baru saja ketika aku mau mengambil novel itu, disaat
yang sama tanganku bertemu dengan tangan seseorang. Tangan mulus itu...
“Yoong?!”
Aku
mendongak. Semoga pemikiranku salah, semoga aku hanya bermimpi, tapi... Benar!
Itu Yuri Eonnie. Ada apa ia kemari? Bersama siapa? Kenapa kami bisa bertemu
disini? “Yul Eonnie..” desisku. Aku mengulum senyumku, baru saja aku ingin
bertanya, namun sesuatu yang mengejutkan justru menghampiriku lagi. Tubuhku
bagai tersengat setrum seribu voltase. Mataku langsung memanas melihat kedua
orang didepanku ini. Hatiku bagaikan ditusuk-tusuk jarum dan disayat pedang
pada saat yang bersamaan. Mereka... Mengapa mereka bersama? Berdua?
Jangan-jangan...
“Yul,
kenapa lama banget sih memilih novel aja! Kakiku pegal, tahu!” seru suara namja
dari belakang Yuri Eonnie mengagetkan kami. Namun, wajah Yuri Eonnie dan namja
itu tak kalah terkejut. Mungkin karena mereka tak menyangka aku ada disini,
bertemu mereka. Entah apa yang ada dipikiranku, aku kalut. Emosiku meletup
didalam dada ini. Sakit.
“Donghae
oppa...” desisku lirih. Airmataku hendak menyeruak, namun aku berusaha
mati-matian menahannya, aku tak ingin Yuri Eonnie melihatku menangis disini.
Apa yang dilakukan Yuri Eonnie disini? Bersama namjachinguku? Mengapa juga
Donghae Oppa ada disini? Bukankah ia berada di Mokpo sekarang? Apa mereka...
Aniyo, Im Yoona, jangan berpikiran seperti itu.
“A..
A-ahem. Yoong, apa yang kau lakukan... disini? Bukannya kau sedang di dorm?”
tanyanya terbata. Ia mengusap tengkuknya, mengurangi grogi bertemu denganku.
Aku ingat jelas, terakhir aku bertemu dengannya, yaa.. Waktu perayaan
anniversary kami yang pertama itu. Setelah itu, semua janji-janji bullshit-nya itu dibatalkan begitu saja.
Padahal tiap perjanjian aku dengan setia menunggunya. Namun kenyataannya... Apa-apaan
ini?! Aish, benar-benar.
“Membeli
novel itu di toko buku, kan? Eonnie, ambillah novelnya. Aku tidak jadi beli.”
kataku dingin, sangat dingin. Aku tak sanggup menatap Donghae Oppa. Mungkinkah
ini jawaban mengapa ia kerap membatalkan janjinya lalu? Apa ini juga alasan
mengapa Yuri Eonnie menjauhiku di dorm? Kenapa harus Yuri Eonnie... Aish,
otakku memanas. Bagaikan asap mengepul diotakku saat ini. Benar-benar tidak ada
lagi bisa kulakukan. Mungkin pergi dari sini lebih baik, iya kan?
“Aniyo.
Ini untukmu saja, Yoong. Kau kan lebih suka novel ketimbang aku.” tolak Yuri
Eonnie halus. Ia berusaha tersenyum, menutupi segala ragu-ragu dalam dirinya. Namun
aku bisa merasakan ketakutan dan gemetar dalam dirinya. Ia tak bisa berbohong
padaku. Hei, kau lupa pada adikmu, Eonnie? Rasanya aku ingin menceburkan diriku
ke laut saja. Apa aku sudah tak dianggapnya sebagai dongsaeng? Molla.
“Tidak,
gamsahamnida. Aku tidak punya banyak waktu. Apalagi untuk mengganggu kalian
berdua.” sindirku segan. Aku berbalik dan hendak menjauhi mereka berdua. Namun
tangan kekar menahan tanganku cepat. Aku diam tak bergeming, benar-benar shock
dengan pemandangan ini. Aku cemburu, jelas. Tapi aku justru sakit hati melihat
Donghae Oppa bersama Yuri Eonnie. Mengapa tidak yang lain saja?! Ish, aku
langsung tersulut bara cemburu yang menyala menggebu-gebu.
“Yoong,
dengarkan dulu.. Aku dan Yuri hanya sebentar jalan-jalan sekembalinya aku dari
Mokpo. K-kami hanya membeli buku saja, tidak lebih.. Jebal, mengertilah.”
Donghae Oppa berusaha menjelaskannya padaku. Tapi aku sudah muak. Jih, masih
sempat-sempatnya ia berbohong? Padahal aku sudah melihat jelas didepan kedua
mataku. Katanya ia habis pulang dari Mokpo lalu bertemu Yuri Eonnie?! Kenapa ia
tak mengabariku saja? Jinjja. Apa perlunya lagi ia menjelaskan semuanya? Apa ia
mau membuatku semakin terluka? Donghae Oppa, aku tak mengerti jalan pikiranmu.
“Sudahlah,
tak apa. Aku tak sepantasnya cemburu. Pergilah. Aku sedang ingin sendirian.”
kataku getir dan terdengar sedikit getas. Sekarang aku mengerti keadaan keruh
ini. Haruskah? Disaat aku habis merayakan anniversary kami yang pertama dua
minggu lalu, ia pergi dariku? Sedangkal itukah perasaanmu padaku, Oppa? Batinku
berbisik, mengerayangi tubuhku yang kian melemas. Aku tak dapat lagi berfikiran
jernih melihat ini.
“Yoong
Eonnie. Aku sudah menemukan buku yang aku cari, bagaimana dengan–” ucapan
Seohyun terputus begitu melihat aku –maksudku beserta Yuri Eonnie dan Donghae
Oppa– berada disatu tempat yang sama. Ia menatapku, memandangku nanar. Ia
mengerti perasaanku, pasti. Aku balas menatapnya seakan memintanya untuk
membawaku pergi dari sini.
“Oppa,
Eonnie. Hmm.. Aku dan Yoong Eonnie kembali ke dorm duluan ya. Annyeong.” sahut
Seohyun seraya menarikku menjauh. Yeah, kau memang adik terbaikku, Seo! Cengkraman
Donghae Oppa mengendur dan ia membiarkan Seohyun membawaku pergi. Entah,
kepalaku mendadak pening. Donghae Oppa menatapku sendu, aku sempat melihatnya
meski dengan pandangan mata buram.
“Ne,
hati-hati, nae dongsaeng.” seru Yuri Eonnie memaksakan senyumnya. Ia menatapku
dengan penuh penyesalan. Tapi aku membuang muka. Aku tak suka, benar-benar tak
suka. Apa ini? Aku benci semuanya, secara tiba-tiba. Donghae Oppa berusaha
tersenyum dan melambaikan tangan kepadaku. Setelah itu aku berusaha menahan
mati-matian untuk tidak menangis. Setidaknya sampai aku tiba di dorm.
Yoona POV end
J J J J
Author POV
Dikamar Yoona, jam 9 malam.
Yoona
duduk di ranjang, menyandarkan kepalanya sembari memejamkan matanya. Kaki
kirinya ia tekuk dan dipeluk kedua tangannya, sementara kaki kirinya ia biarkan
lurus. Diam. Suasana hening dan sendu bercampur, memenuhi ruangan itu. Sesak
dan gelisah dirasakan tubuh yeoja itu. Entah sudah kebarapa kalinya ia
menangis. Menangis karena kejadian tadi. Pahit? Tentu saja. Meskipun ia tidak
begitu tahu apa maksud mereka –Donghae dan Yuri– jalan berdua tadi, di toko
buku. Tapi batinnya mengatakan bahwa mereka berdua telah berbohong.
Airmata
Yoona turun lagi, untuk yang kesekian kalinya. Dadanya sesak dan nafasnya
tersengal. Badannya bergemuruh untuk berteriak, namun ia masih sadar bahwa ini
di dorm. Jangan sampai orang lain curiga. Yoona memerhatikan layar ponsel yang sengaja ia diamkan sejak tadi pulang
dari toko buku dan melihat kejadian ‘naas’ itu.
22 messages from My Fishy Oppa, 8 messages
from My Twins, 3 messages dari Leeteuk Oppa dan 15 missed call from My Fishy
Oppa, desis Yoona pelan. Ia merutuki dirinya sendiri. Ia sadar kini ia
sudah terlalu lama menangis. Matanya lelah, tubuhnya pun lemas, namun yang
lebih parah lagi... Hatinya sakit. Sangat sakit. Bagaikan diserbu ribuan virus.
Mungkin egois terdengarnya, tapi Yoona sangat tidak suka dengan semua ini. Ia
lemah dengan segala kata-kata romantis Donghae, yang kadang membuatnya begitu
terlena. Sampai ia lupa, bahwa Donghae kerap kali digosipkan dengan berbagai
macam wanita –yang mungkin lebih baik darinya– diluar sana. Yoona menghembuskan
nafas pendek.
Lagi.
Yoona menangis dalam diam. Airmatanya seakan habis, ia hanya bisa sesengukan di
dalam kamar. Berusaha meredam suaranya, agar tidak terdengar member lain.
Sampai akhirnya ia tertidur, lelap dan nyenyak. Berusaha meninggalkan barang
sejenak kepenatan dalam dirinya.
Besoknya jam 6.00 pagi, di dorm
SNSD
Yoona
sudah bangun. Mungkin ia menjadi yang pertama kali bangun, meski ia tidur
begitu larut karena semalaman menangisi sesuatu hal yang menurutnya tak
penting. Yoona beranjak menuju kamar mandi dan mengganti baju. Ia mencuci
wajahnya yang tampak bengkak dan sembab. Ia mengoleskan air dingin di sekitar
matanya, setelah dirasanya beres ia menyikat giginya kemudian memakai baju
sederhana yang biasa ia gunakan untuk pergi ke manggung. Kaus hitam longgar dan
celana jeans panjang ditutup dengan jaket kulit hitam dan high heels hitam
sepadan. Ia berputar-putar memandangi dirinya di kaca lemari, lalu ia bergegas
memoleskan make-up tipis di wajahnya.
Yoona
pun keluar dari kamar dan menyambar tas gendong hitam rajutan dari Appa-nya
sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Ulang tahun..? Yoona menepuk dahinya
panik. Ia teringat sesuatu, segera saja membuka ponsel dan mengecek kalendar.
Tanggal 30 Mei 2012. Kenapa ia tak sadar? Yoona mengumpat dalam hatinya, kenapa
bisa ia lupa dengan hari ulang tahunnya sendiri.
Yoona
segera membaca SMS dan beberapa e-mail yang masuk.
From: Lovely
Appa^^
Saaengil chukka hamnida, Im Yoona anak Appa
tersayang. Semoga kau bisa jauh lebih baik dari umurmu sebelumnya, bisa menjadi
lebih dewasa, lebih cantik lagi, dan tambah kebaikan dalam dirimu dari Tuhan.
Oh ya, dan hubunganmu dengan Donghae bisa langgeng. Appa rindu padamu, Yoona :)
Perkataan Appa
Yoona membuatnya mengusap airmata yang nyaris jatuh. Ia merindukan Appa-nya,
sudah lama ia tak bertemu semenjak padatnya jadwal SNSD manggung kini. Yoona
berteguh dalam hatinya, ia akan menengok biar sebentar ke rumah Appa nanti.
Lalu ia melanjutkan membaca pesan lainnya.
From: Lee
Seung Gi Oppa
Yoona-ssi, saengil chukkae! Semoga hidupmu
diberi kelancaran Tuhan! Langgeng dengan Donghae-ya, oke?
Yoona tersenyum kecut.
Kalimat terakhirnya itu...
From: Baby
Sulli f(x)
Kyaaa, Eonnie saengil
chukkae<3 Semoga langgeng dengan Donghae Oppa^^
Yoona lagi-lagi tersenyum,
matanya memandanga kalimat terakhir itu dengan sedih, mengingat kemarin... Ah,
hal itu membuat Yoona jadi ingin menangis lagi dan lagi. Kemudian ia membaca
SMS yang lain. Mungkin bisa menghilangkan sejenak kegelisahannya.
From:
Seobaby^^
Eonnie, saengil chukka hamnida saranghaneun
uri Yoongie, saengil chukka hamnida^^ Ayo Eonnie tidak boleh bersedih terus,
cayo!
From: Changmin
Oppa
Happy Birthday, Im Yoona!! The best thing,
traktiran kami tunggu ya:p
From: Minho
Shinee
Noona, happy birthday! Longlast sama Donghae
hyung, yaJ Kami member Shinee mendukung
dan menanti traktiranmu!!
Yoona terharu
membaca isi pesannya. Lalu ia melanjutkan membaca pesan yang lainnya. Ia
membalas pesan-pesan teman-temannya itu kilat, mengucapkan terimakasih telah
mengingat ulang tahunnya tahun ini. Tiba-tiba wajah sumringah Yoona berubah
suram, ia baru tersadar. Donghae tidak mengucapkan apa-apa padanya. Yoona
menekan dada kirinya pelan. Sungguh lebih sakit dari sekedar kehilangan
perhiasan atau uang karena dicopet. Ia melenguh panjang dan segera memasukkan
ponselnya ke dalam tas. Ia beranjak keluar, menuju teman-temannya sembari
menghela nafas panjang. Suram, itulah yang dirasakan yeoja cantik ini.
“Saengil
chukkae, Eonnie!” seru Seohyun ketika melihat Yoona turun dari kamar. Seohyun
sudah rapi dengan dandanannya. Ia tersenyum menatap Yoona yang kini tengah
murung. Meskipun Seohyun tahu apa yang terjadi pada Eonnienya nanti malam, ia
tetap harus tutup mulut.
“Gomawo, saeng.
Kajja, kita harus performance hari ini, kan?” Yoona mengalihkan pembicaraan dan
melenggang lemas menuju van yang akan membawa mereka ke gedung KBS untuk
performance. Seohyun berjalan mengikuti Yoona dan menyejajarkan langkahnya. Ia
tahu kondisi buruk yang dilanda Yoona saat ini, karena semuanya bagian dari
rencana ‘orang itu’. Yoona memilih duduk di dekat jendela van. Seohyun pun
duduk disamping Yoona. Yoona memasang earphonenya dan mendengarkan lagu dari
iPad miliknya. Tak lama, member SNSD yang lain pun sudah memenuhi ruang van.
Tapi tak ada satupun yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Yoona, kecuali
Seohyun tadi. Mereka tetap bercanda ria seakan lupa hari ini. Yoona pun lebih
memilih diam dan membalas pesan teman-temannya juga e-mailnya. Saking sibuknya
ia, Yoona tak sadar bahwa di sudut van ada sosok yeoja yang memandangnya dengan
penuh penyesalan tersirat.
“Mianhae,
Yoong.” gumamnya lirih. Ia takut, sangat takut nae dongsaengnya akan berubah
dan menjauhinya hanya karena ini...
“Hei, Yoong. Kau
tampak sibuk sekali. Ngapain sih?” tanya Jessica sedikit melirik ke arah iPad
Yoona.
“Aku membalas
pesan teman-temanku.” jawab Yoona singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari
layar ponsel. Ia sibuk mengetik demi membalas e-mail dan SMS dari
teman-temannya serta keluarganya.
“Hmm. Memangnya
kenapa? Tumben kau smsan, biasanya juga malas buka ponsel.” kata Jessica
mendekat ke arah Yoona. Yoona melenguh, ia heran dengan sikap Jessica. Sejenak
ia tertegun menatap Jessica yang mengerjap-ngerjap menatapnya, lalu ia fokus
lagi pada layar ponselnya. Alis Jessica bertaut, ia bingung dengan tatapan
Yoona yang sama sekali tak ia mengerti. Namun, karena ia ingat soal ‘itu’, maka
ia memilih diam dan menatap Yoona dengan pandangan penuh arti.
30 menit
kemudian, mobil van mereka telah sampai di gedung KBS. Satu per satu member
SNSD turun dari van dan segera menuju ruangan ganti di dalam gedung KBS.
Tersisa Yoona yang masih beberes
barangnya dan hendak turun. Namun, tangannya ditarik dan ditahan seseorang.
Yoona menoleh, lalu mendengus jengkel.
“Yoong, k-kau..
Marah pada Eonnie?” tanyanya pelan. Dadanya sesak menanti jawaban Yoona.
Twinsnya, adik kesayangannya, yang berwajah mirip dengannya. Ia takut Yoona
menghindarinya karena ‘itu’. Benar-benar konyol, hah!
“Haruskah?”
tanya Yoona balik dengan nada dingin. Belum pernah ia berkata sedingin itu pada
orang, terlebih pada Yuri.
“Aku rasa.. Kau
pantas marah padaku. Mianhae, Yoong.” ucapnya lirih. Yuri menunduk dalam. Tak
berani menatap kedua bola mata Yoona.
“Eonnie. Kau
kakakku yang paling kusayangi. Tempatku berbagi cerita selama aku menjadi
member SNSD. Aku tak bisa marah padamu, karena kau merupakan bagian keluargaku
juga. Tapi... Aku kecewa. Ya, sangat kecewa. Mianhae aku egois. Namun aku tahu
sekarang, mungkin sudah saatnya aku berpisah dari Donghae Oppa dan biarkan ia
memilih kau daripada aku yang terlalu manja.” Yoona memalingkan wajahnya.
Menahan habis-habisan airmata yang sudah mendelesak keluar. Yuri menatap Yoona
terperangah kaget. Ia tak percaya Yoona akan berkata seperti itu, bahkan ini
tidak ada dalam skenario mereka...
“A-apa maksudmu,
Yoona? Kenapa kau begitu? Andwae! Kau dan Donghae Oppa tidak boleh putus!”
sergah Yuri menggenggam kedua tangan Yoona. Namun gadis itu menepisnya kasar.
Hati Yuri terkoyak seketika, mendapati nae-dongsaengnya tengah menangis. Ya,
lagi-lagi Yoona menangis. Yuri kaget, ia tak percaya akan melihat Yoona
menangis seperti ini. Jelas dimata Yoona, bahwa gadis itu tengah menanggung
pilu yang teramat dalam.
“Yoona, Yoong..
A-aku. Aku minta maaf. Tak seharusnya aku membuatmu kecewa seperti ini.
Mianhae, jeongmal mianhaeyo.” kata Yuri akhirnya. Ia tak sanggup melihat
airmata Yoona. Baginya, Yoona adalah adik yang ceria, bukan yang seperti ini.
Menangis, apalagi karena dirinya! Oh Tuhan...
“Gwenchanayo,
Eonnie. Aku mungkin terlalu manja pada Donghae Oppa, makanya.. Kau kan dewasa.
Berbeda denganku. Sudahlah, aku sedang tak ingin membahas soal itu. Saat ini
kita akan perform, jadi lupakanlah.” ucap Yoona mengakhiri sembari mengusap
airmatanya dengan punggung tangan kasar. Yuri yang melihat itu semakin merasa
bersalah, apalagi ia baru kali ini melihat Yoona menangis karenanya.
Yuri terdiam di
van, meratapi Yoona yang sudah berjalan mendahului. Sesekali ia melihat Yoona
mengusap matanya, menghapus jejak airmatanya. Yuri menghela nafas panjang. Ia
meraih ponselnya dan menekan nomor seseorang. Ia menunggu telepon tersebut
diangkat dan...
Tutt.. Tutt..
“Yeoboseyo?”
“Ah, Oppa. Sudah
kujalani semuanya.” sahut Yuri bahkan sebelum si penerima telepon berakta
sesuatu, to the point.
“Jinjja? Lalu
bagaimana reaksinya?”
“Seperti yang
kau tahu, ia menangis. Kau jahat, Oppa! Kalau bukan karena hari ini special,
aku tak akan membantumu seperti ini. Huh, aku jadi merasa bersalah padanya!”
gerutu Yuri kesal. Ia teringat wajah Yoona tadi saat menangis dihadapannya.
Benar-benar ia tak sanggup, perasaan bersalah kerap menyelimutinya.
“Aish, mianhae
Yuri-ah merepotkanmu. Yang pasti kami disini tengah menyiapkan semuanya dengan
baik. Dan kau, juga yang lainnya. Jangan lupakan pesanku kemarin. Arraseo?”
perintah suara diseberang terkekeh. Yuri mendengus lalu mengangguk –meski ia
tahu si penerima telepon tak mungkin melihatnya–. Ia segera menutup telepon
–meski si penerima telepon belum selesai bicara– lalu beranjak menuju ruangan
ganti di gedung KBS.
J J J J
Hari
yang melelahkan. Yoona bersandar pada sofa putih lembut di ruang ganti gedung
KBS. Ia terlihat begitu kelelahan. Terlebih tadi saat sesi interview, ternyata
sebuah kejutan ulang tahun telah menyambutnya. Para kru acara dan juga MC
mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Ada kue besar yang dihias-hias indah
sebagai pelengkap acara tersebut. Tak lupa para member SNSD pun mengucapkan selamat
padanya. Ia tersenyum kecil. Namun hatinya tetap remuk. Sedaritadi ia tak
mendengar Yuri mengucapkan selamat ulang tahun. Rasa menyesal menyusup dalam
hatinya, ia menyesal telah berkata seketus tadi padanya. Yoona melenguh, ia
memejamkan matanya sesaat.
Tes..
Tes..
Yah,
tak bisa dipungkuri ia juga merasa kesedihan yang luar biasa. Yuri tidak
mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Sungguh ironis, karena selama ini
biasanya Yuri lah yang selalu mengingatnya. Sekarang? Mungkin Yuri masih marah
dengan sikap Yoona tadi. Donghae juga tidak tahu kemana. Boro-boro menghubungi,
sejak kejadian di toko buku itu, Yoona merasa lost contact dengan namjanya sendiri. Bahkan member SNSD sekarang
masih saja asyik bercengkrama diluar ruang ganti bersama para kru acara tadi. Mungkin
mereka memang ingat selama di panggung, namun dibalik panggung? Yoona ingin
sekali meminta maaf atas kelakuannya pada Yuri, karena yang ia tahu Yuri
tetap kakak yang baik untuknya. Setelah
agak lama berpikir, ia memutuskan untuk mengatakan itu di dorm nanti.
Yoona
memejamkan matanya dan mengulang semua memori yang berkelebat diotaknya. Ia
merasa kecewa, namun juga menyesal. Entahlah. Ia sangat ingin tidur saat ini, demi
merefresh kesegarannya. Ia lelah hati dan jiwa. Tadi malam Yoona tak sempat
tidur lama, karena ia selalu terbangun karena mimpi buruknya. Ia mengantuk, Yoona
pun memeluk bantal lembut dan bersandar pada bantal besar satu lagi. Tak berapa
lama ia sudah terlelap dan berkunjung ke alam mimpinya. Ia tak sadar bahwa ada
segerombolan orang tengah memerhatikannya dari balik pintu.
J J J J
“Psst.
Yoona sudah tidur.”
“Kajja.
Kita masuk!”
“Tunggu
dulu, apinya belum menyala, babo!”
“Oh
iya. Aish, jinjja aku lupa.”
“Kau
sih terlalu semangat, Oppa. Sekalian bawa ini!”
“Aish,
minta si evil saja!”
“Baiklah.”
“Ya!
Aku tidak pegang korek!”
“Shhht!
Diam! Kau ini.”
“Mianhae...”
Krekkk
Kesebelas
namja dan delapan orang yeoja tengah mengendap-endap masuk ke ruangan ganti
yang agak remang itu, ruang ganti gedung KBS. Mereka melihat Yoona yang sedang
terlelap nyenyak. Salah satu dari mereka mengibas-ngibaskan tangan didepan
wajah Yoona, memastikan bahwa Yoona tertidur. Setelah yakin aman, mereka semua
masuk ke dalam dan merias ruangan dengan balon, pita-pita, dan juga menata
seluruhnya menjadi tempat yang indah. Menyiapkan sesi akhir rencana mereka
untuk Yoona, kejutan besar untuk yeoja manis nan bawel tapi sangat digemari
orang-orang disekitarnya. Inilah rencana mereka. Rencana yang diset dari dua
minggu lalu, setelah anniversary Yoona dan Donghae yang pertama. Sekiranya siap
untuk membangunkan yeoja itu. Mereka pun bersiap-siap di tempat yang sudah
mereka set. Seorang namja yang memiliki mata pure langsung sigap duduk
disebelah Yoona yang masih terlelap. Perlahan ia menyentuh dahi, hidung dan
kemudian bibir Yoona dengan jari telunjuknya. Kemudian ia mengecup singkat
bibir manis Yoona, dengan maksud membangunkan Yoona dari tidur lelapnya.
Author POV end
~~~~
Yoona POV
Aku
merasakan bibirku dikecup seseorang. Orang itu menelusuri tiap lekukan wajahku
dengan jarinya. Aku merasa ada getaran hebat dalam jantungku. Aku kenal aroma
tubuh ini, aku tahu siapa yang mengecupku, aku hafal gerakan-gerakan orang ini.
Sontak aku membuka mataku yang terpejam. Tadi aku sudah tertidur, namun karena
aku merasa ada krasak-krusuk, aku terjaga, namun mataku rasanya malas sekali
untuk terbuka. Aku lelah karena kemarin menangis semalaman. Mataku terasa berat
sekali. Setelah aku mengerjap-ngerjap beberapa kali....
Aku
terbelalak kaget melihat Oppadeul Super Junior dan Eonniedeul SNSD beserta
Seohyun ada didepanku dengan kue tart besar tingkat tiga dihiasi
bintang-bintang dan juga chocho chip. Mereka berdiri melingkar di meja tempat
kue itu berada. Aku tercengang menatap ruangan ini. Apa...ini..? Kenapa ada banyak
balon disini? Lalu mengapa ada member Super Junior dan SNSD? Dan.. Donghae
Oppa! Dia persis berada disebelahku. Mataku membulat heran.
“I-ini
apa?” tanyaku terbata. Aku sungguh-sungguh tidak mengerti.
“Happy
Birthday, Yoona. Happy Birthday, Yoona. Happy Birthday Happy Birthday Happy
Birthday Yoona! SAENGIL CHUKKAEYO!” teriak mereka bersamaan diiringi letusan
krim kocok dan terompet nyaring berbunyi. Belum sempat aku mengucapkan sepatah
kata lagi, sebuah poster besar di dinding yang tadinya tertutup tiba-tiba
terbuka. ‘Happy Birthday, Im Yoona. Saranghamnida<3’ begitulah tulisannya.
Aku menunduk. Ini....kah rencana mereka? Babo! Kenapa aku tidak sadar? Padahal
dua minggu lalu aku mengerjai Donghae Oppa juga. Aish, Im Yoona kenapa kau
sampai tidak sadar begini sih?
“Jadi,
semuanya ini.. Hanya bohongan? S-selama ini kalian me-mengerjaiku?” tanyaku
terbata. Airmataku nyaris tumpah. Aku benar-benar terharu dan juga kesal
–sedikit– karena tingkah mereka. Tak tahukah berapa banyak tissue yang kupakai
tadi malam? Aku juga menyesal telah berbicara seenaknya pada Yuri Eonnie. Huh.
“Ne,
dan ini semua rencana Donghae! Katanya sebagai balas dendam waktu itu,
Yoona-ssi.” celetuk Kyuhyun Oppa yang langsung kena toyor dari Leeteuk Oppa dan
Taeyeon Eonnie. Aku langsung menunduk lagi, sesengukan mendengar penjelasan Kyuhyun
Oppa. Tuh, benar kan... Ih, kenapa juga aku gampang tersulut emosi begini.
Hufh.
“Yoong..”
Aku
mendongak. Yuri Eonnie berdiri dihadapanku tengah tersenyum padaku, lembut. Aku
rindu senyumannya. Yuri Eonnie melebarkan tangannya sembari tertawa kecil, aku
sadar ia juga tengah menahan tangisnya. Buktinya matanya memerah menatapku,
berkaca-kaca. Langsung saja aku berhambur kedalam pelukan hangatnya. Aku
menangis dalam dekapan Eonnieku ini. Sungguh, biarlah aku kehilangan sebanyak
apapun hartaku, tapi tidak dengan Eonnieku!
“Eonnie,
mianhae. Aku.. Bodoh. Aku terlalu gampang marah, aku manja, aku tidak pernah
mau mengerti perasaan orang lain. Aku egois hanya karena melihatmu bersama
Donghae Oppa waktu itu. Aku menyesal telah kasar padamu, Eonnie. Maafkan aku.”
ucapku terisak. Tubuhku bergetar, dan kurasakan Yuri Eonnie juga bergetar
memelukku.
“Yoong,
aku tak pernah sungguh-sungguh marah dan bersikap seperti itu kepadamu. Bahkan
sampai merebut Donghae Oppa? Tidak, Yoong. Aku melakukannya hanya untuk
sandiwara. Lagipula, beribu namja pun tak akan goyah dihatiku selama itu masih
ada kaitannya denganmu, saengku. Kau tidak manja, hanya saja sedang berevolusi
menjadi dewasa. Mengerti? Uljima, Yoong.” jelas Yuri Eonnie membuatku semakin
terisak. Beruntung, senang, terkejut dan juga terharu bercampur menjadi satu.
Aku melepaskan pelukan kami dan menyeka airmataku.
“Aku
jadi ikut sedih nih.” ucap Eunhyuk Oppa yang kini tengah menyeka airmata dengan
tissue pemberian Hyoyoen Eonnie. Kulihat beberapa member menangis melihat aku
dan Yuri Eonnie tadi.
“Eonniedeul!
Aku merindukan kalian berdua yang seperti ini.” seru Seohyun seraya memelukku
dan Yuri Eonnie. Jadilah kami bertiga berpelukan seperti teletubbies. Hehehe.
“Ekhem.”
Donghae Oppa berdeham keras, kontan kami menoleh ke arahnya. Aku cengengesan
kemudian kembali duduk disebelahnya. Aku lupa bahwa yang merencanakan ini semua
kan Donghae-ku, mianhae Oppa melupakanmu sejenak.
“Gomapta,
Oppa. Ini akan menjadi kado terindahku.” ucapku menunjukkan puppy eyes-ku.
Donghae Oppa tersenyum khas anak kecilnya lalu mengacak-acak rambutku penuh
sayang.
“Ne.
Lain kali kendalikan emosimu, sayang. Dan lagi... Aku tak mungkin tega
membiarkanmu menangis kalau bukan demi membuatmu bahagia seperti ini. Ya kan?”
ucapnya senang. Aku tersenyum lebar. Bahagia? Oh tentu, bagaimana tidak? Aku
tak menyangka Donghae Oppa bisa pintar seperti ini.
“Gomawo
semuanya. Oppadeul dan eonniedeul. Aku sayang kalian. Terimakasih untuk kejutan
dari kalian, aku benar-benar senang.” aku terharu sekali. Sangat. Member Super
Junior dan SNSD pun cengar-cengir, ada sebagian yang menyeka airmata karena
terharu dan ada juga yang mengelap ingus yang keluar dari hidung. Hahahaha.
Donghae Oppa tengah menatapku dengan seulas senyum khasnya, memamerkan deretan
giginya yang putih dan membuatku panas dingin.
Alhasil,
kami pun bernyanyi bersama diruangan ganti KBS yang sudah dirombak menjadi
ruang pesta kecil. Aku berdiri dihadapan kue dengan senyum cerah terulas di
bibirku. Tibalah saat aku harus meniup lilin, setelah meniup lilin para member
bertepuk tangan. Aku memotong kue besar itu. Sayang sih, habisnya bagus sih
kuenya. Hehehehe. Saat aku memotong kue pertama, aku jadi bingung mau kasih ke
siapa.
“Ayo,
kasih first cake-nya, Yoona-ssi!”
teriak Ryeowook Oppa dan Yesung Oppa berbarengan. Hih, dasar couple aneh!
“Kasih
dong ke Donghae hyung, Yoona-ssi!” seru Siwon Oppa menjawil dagu Donghae yang
mesem-mesem, wajahnya semerah kepiting rebus dan menurutku... Gyaa kyeopta!
“Jangan
lama-lama, Yoona! Kami ingin segera mencicipinya!” keluh Sooyoung Eonnie,
Jessica Eonnie, Shindong Oppa dan juga Heechul Oppa. Haish, mereka ini tidak
sabaran sekali sih, dasar shikshin!
“Tuh,
Hae Oppa sudah menunggumu!” goda Yuri Eonnie yang berada disisi kananku. Aku
menoleh dan melihat Donghae Oppa yang jadi salah tingkah.
“A-aniyo!
Apa sih, kalian ini. Menggodaku terus.” kilahnya dengan semburat merah di
pipinya. Aku jadi berniat menggodanya, hihihi.
“Nih,
untuk Oppa.” kataku menyerahkan kue itu pada Donghae Oppa. Donghae Oppa
terdiam, rona wajahnya tampak lebih memerah. Sontak para member langsung
meneriaki kami berdua. Aku mengerlingkan mata nakal. Sedetik kemudian aku
mengecup pipi kanan Donghae Oppa kilat. Kujami Donghae Oppa pasti...
“Ya!
Yoong, kau ingin aku malu berkali lipat, huh?” Benar kan? Pasti ia protes.
Hehehe. Ada-ada saja Oppa-ku ini. Aku hanya mengulum senyum bahagia. Sementara
Donghae Oppa masih terus berkilah ketika para Oppadeul dan Eonniedeul
menggodainya. Aku menatap Yuri Eonnie yang tengah bercanda ria dengan Seohyun,
dalam hatiku aku selalu akan mengingat ini semua. Aku sayang Oppadeul Super
Junior, Eonniedeul SNSD, SM Entertainment yang mempertemukanku dengan Donghae
Oppa dan kawan-kawanku, juga... Yuri Eonnie dan Seohyun. Baru kusadari, betapa
beruntungnya aku Tuhan.
“Yoong.
Aku masih punya sesuatu.” kata Donghae Oppa memecah kebisingan. Tiba-tiba
ruangan yang tadinya berisik karena candaan pun mendadak sunyi. Aku menatap
semua orang yang ada satu per satu dengan raut bingung. Donghae Oppa tersenyum
simpul lalu poster yang bertuliskan ‘Happy Birthday, Im Yoona.
Saranghamnida<3’ tertutup poster baru. Tulisan dalam poster itulah yang
membuatku semakin tercengang.
‘Saranghae.
Would you be my wife?’
Aku
menutup mulutku yang menganga lebar dengan kedua tanganku, mataku berkaca-kaca
melihat tulisan ini. Lalu tak lama dentingan piano yang dimainkan Seohyun dan
Kyuhyun Oppa berbunyi, membuatku lebih kaget. Sungmin Oppa dan Sunny Eonnie
bermain gitar dengan harmoni yang indah. Heechul Oppa yang bermain biola dan
juga Tiffany Eonnie yang bermain flute. Bagaikan mimpi! Sisa member SNSD &
Super Junior menyanyikan lagu ‘Marry U’ bersama-sama. Dan Donghae Oppa sudah
berdiri di hadapanku sambil mengeluarkan kotak kecil merah berbentuk hati. Aku
menggeleng-gelengkan kepala, benar-benar... Romantis. Aku kira hanya sebatas
ulang tahunku saja, nyatanya..
(Eunhyuk & Shindong)
Love, oh baby my
girl
Love, oh baby my
girl
Geudan naui jeonbu neunbu shige areumdaun
You are my everything
Geudan naui jeonbu neunbu shige areumdaun
You are my everything
Naui shinbu shini
jushin seonmul
My dazzlingly beautiful bride
My dazzlingly beautiful bride
(Shindong)
Haengbokhangayo
geudaeui kkaman neuneseo nunmuri heureujyo
You are a gift from God
You are a gift from God
Kkaman meori
pappuri dwol ddaekkajido
We'll be very happy, your black eyes well up with tears
Naui sarang naui geudae saranghal deoseul na maengsehalgeyo
Even if your black memerizing hair turns white
My love, you my love, I swear I love you
We'll be very happy, your black eyes well up with tears
Naui sarang naui geudae saranghal deoseul na maengsehalgeyo
Even if your black memerizing hair turns white
My love, you my love, I swear I love you
Aku
mengerjap-ngerjapkan mata berkali-kali. Kristal bola mataku kini meruah lagi,
tapi bukan kesedihan melainkan kebahagiaan teramat sangat. Donghae Oppa
berdeham sebentar lalu membuka kotak kecil yang –sudah kuduga– isinya adalah
cincin. Cincin permata sapphire blue, lambang Oppadeul Super Junior. Donghae Oppa
tersenyum ke arahku yang masih terisak bahagia. Inikah rasa bahagianya ketika
dilamar?
(Kyuhyun &
Seohyun)
Geudaereul
saranghandaneun malpyeongsaeng maeil haejigo shipeo
Saying I love you is what I want to do the most everyday in my life
(Ryeowook & Tiffany)
Would you marry me? Neol saranghago akkimyeo saragaro shipeo
Would you marry me? I want to love you, treasure you, and live with you
Geudaga jami deul ddaemada nae pare haewojugo shipeo
I want you to lean on my shoulders each time you sleep
(Heechul & Jessica)
Would you marry me? Ireon naui maeum heorakhaejurae?
Would you marry me? With this heart of mine, will you accept me?
(Eunhyuk, Hyoyoen, Yesung & Yuri)
Pyeongsaeng gyeote isseulge, I do
Neol saranghaneun geol, I do
To accompany you for the whole lifetime, I do
To love you, I do
(Leeteuk, Shindong & Taeyeon)
Neungwa biga wado akkyeojuyeonseo, I do
Neoreul jikyeojulge, my love
Regardless of snow and rain, i will be there to protect you, I do
Let me be the one to protect you, my love
Saying I love you is what I want to do the most everyday in my life
(Ryeowook & Tiffany)
Would you marry me? Neol saranghago akkimyeo saragaro shipeo
Would you marry me? I want to love you, treasure you, and live with you
Geudaga jami deul ddaemada nae pare haewojugo shipeo
I want you to lean on my shoulders each time you sleep
(Heechul & Jessica)
Would you marry me? Ireon naui maeum heorakhaejurae?
Would you marry me? With this heart of mine, will you accept me?
(Eunhyuk, Hyoyoen, Yesung & Yuri)
Pyeongsaeng gyeote isseulge, I do
Neol saranghaneun geol, I do
To accompany you for the whole lifetime, I do
To love you, I do
(Leeteuk, Shindong & Taeyeon)
Neungwa biga wado akkyeojuyeonseo, I do
Neoreul jikyeojulge, my love
Regardless of snow and rain, i will be there to protect you, I do
Let me be the one to protect you, my love
“Aku
bukan tipe namja romantis yang memberikan perhiasan berlimpah. Aku juga bukan
tipe namja yang membeli segalanya dengan uang. Aku hanyalah seorang Lee
Donghae, yang menjadi diriku sendiri. Namja yang mencintai seseorang layaknya
bunga matahari pada matahari diatas sana. Seperti kupu-kupu yang mengejar
bayangan seorang yeoja mandiri dan cantik yang selalu ceria. Mencintaimu adalah
anugerah untukku. Karena dengan kehadiranmulah, aku bisa menjadi diriku
sendiri, menjadi seorang Lee Donghae yang seperti ini. Aku mencintaimu, dengan
sepenuh hatiku. Aku memujamu dengan kegigihan jiwaku. Karena kau seperti
malaikat yang diturunkan Tuhan untuk menjagaku..”
(Sunny & Sungmin)
Uriga naireul
meogeodo useumyeo saragago shipeo
Even if we are becoming older, we will smile and live on
(Siwon, Kangin & Sooyoung)
Would you marry me? Naui modeun nareul hamkke haejurae?
Would you marry me? Are you willing to live the rest of your life with me?
Even if we are becoming older, we will smile and live on
(Siwon, Kangin & Sooyoung)
Would you marry me? Naui modeun nareul hamkke haejurae?
Would you marry me? Are you willing to live the rest of your life with me?
“Aku ingin
terus berada disampingmu, disaat kau susah maupun senang. Aku ingin menjadi
satu nama dihatimu, baik ketika kita sedang terjatuh ataupun diatas awang. Aku
ingin menjadi sinar bayang matamu yang indah itu. Aku ingin mendekapmu,
mengecupmu dan menjadikanmu milikku, utuh. Mungkin egois, tapi aku ingin kau
memilihku. Menjadi pendamping hidupmu, selamanya. Would you be my wife?”
Donghae Oppa mengakhiri perkataannya seraya menyodorkanku cincin permata itu.
Aku menggelengkan kepala pelan, tak percaya dengan semua ini. Mataku
berkaca-kaca melihat ini semua, aku merasa sangat bahagia! Ya, sangat bahagia!
Aku mendengarkan Donghae Oppa bernyanyi. Suaranya... Merdu, meski tak semerdu
Yesung Oppa. Tapi, memiliki kesan penuh cinta tersendiri untukku.
(Donghae)
Orae jeonbuteo
neoreul wihae junbuhan
Nae sone bitnaneun banjireul badajwo
I have prepared this (ring) for you since a long time ago,
Please take this shiny ring in my hand
Oneulgwa gateun mameuro jigeumui yaksok gieohalge
Would you marry me?
Just like the mood today, remember the promise that we're making now
Would you marry me?
Nae sone bitnaneun banjireul badajwo
I have prepared this (ring) for you since a long time ago,
Please take this shiny ring in my hand
Oneulgwa gateun mameuro jigeumui yaksok gieohalge
Would you marry me?
Just like the mood today, remember the promise that we're making now
Would you marry me?
I do
Neul daega isseulga, I do
Uri hamkkehaneun malheun nal dongan, I do
Maeil gamsahalge, my love
I do
I will always be by your side, I do
The days when we will spend together, I do
Everyday will my heart be thankful, my love
Neul daega isseulga, I do
Uri hamkkehaneun malheun nal dongan, I do
Maeil gamsahalge, my love
I do
I will always be by your side, I do
The days when we will spend together, I do
Everyday will my heart be thankful, my love
Nawa gyeolhanhaejurae? I do
Will you marry me? I do
Will you marry me? I do
Dan
lagu pun selesai dinyanyikan. Semua orang menatapku dengan cemas. Aku diam tak
bergeming. Tubuhku bergetar menahan gejolak bahagia yang terlalu menjalar
disetiap darahku, bahkan jantungku tak berhenti berdegup kencang dan kakiku
sudah melemas sejak tadi mereka semua bernyanyi. Donghae Oppa menatapku penuh
harap, aku menghela nafas pendek. Menguatkan diriku untuk bersuara. Tersenyum
lebar, menampakkan gigi-gigiku dengan berurai airmata.
“Jadi...
Jawabanmu?” tanya Donghae Oppa hati-hati.
“I
do, Oppa.” jawabku lirih dan sedikit bergetar setelah sepersekian detik suasana
menjadi hening, menanti jawabanku. Aku tertawa tanpa suara. Tepukan dan sorak
sorai mewarnai ruangan seiring dengan jawaban yang mengalir begitu saja dari
bibirku. Aku tertawa sambil menangis, menangis bahagia lantaran Donghae Oppa
melamarku di hari ulang tahunku. Hei, ini sangat sangat impian para wanita kan?
Kulihat Donghae Oppa berteriak girang, memeluk setiap member yang juga ikut
gembira. Aku menghapus airmataku dan tersenyum haru. Yuri Eonnie dan Seohyun
menghampiriku yang masih belum sepenuhnya percaya dengan ini semua.
“Chukkae,
Yoong!”
“Chukkae,
Yoong Eonnie!”
“Gomawo,
Yuri Eonnie dan Seohyun. Terimakasih, kalian sudah menjadi bagian dari ini
semua. Aku bahagia, sangat bahagia. Gomawo.” ucapku memeluk mereka berdua penuh
haru. Lalu aku melepaskan pelukanku pada kedua orang ini dan beralih memeluk
yang lainnya. Hei, bukankah ini merupakan ulang tahun yang sangat
membahagiakan?
“Yoong,
kau tahu? Donghae Oppa menyiapkan ini bersama kami, ia ingin kau menangis
bahagia karena dirinya. Makanya ia sengaja membuat sandiwara itu. Mianhae ya
Yoong. Tapi yang penting, syukurlah kau bahagia! Tak kusangka kalian akan
mendahului kami para tetua.” celetuk Leeteuk Oppa menggoda Donghae Oppa yang
mengelus tengkuknya sambil cengengesan. Aku hanya bisa tersenyum dan tersenyum,
karena memang aku bahagia dengan semua yang diberikan Donghae Oppa. Bahkan jika
dibandingkan pemberianku waktu anniversary kami ini sangatlah hebat.
“Ne,
gomawo semuanya. Dan Donghae Oppa. Saranghae!” ucapku memeluk Donghae Oppa
erat. Sementara para member asyik ber-hu-ria dan menyantap kue besar ulang
tahunku tadi sambil berguyon. Donghae Oppa melepaskan pelukanku dan mengecup
keningku lama.
“Na
do. Saranghae. Im. Yoona.” ia memberi penekanan pada tiap kata yang
dilontarkan. Lalu ia mencium bibirku dalam dan lembut. Aku tersenyum disela
ciuman hangat kami. Benar-benar hari yang membahagiakan. Tuhan, terimakasih
Engkau tlah memberiku Donghae Oppa yang seperti ini, selalu saja membuatku
bahagia. Aku mengalungkan tanganku pada lehernya. Ya! Im Yoona, lama-lama
(calon) suamimu ini ketularan ilmu yadongnya Eunyuk Oppa.
“Omona!
Ingat kami masih ada disini. Ya! Donghae-ya! Yoona! Aish, dasar.” pekik Leeteuk
Oppa menghentikan ciuman kami. Aku menatap Donghae Oppa sejenak lalu tertawa
bersama.
“Mianhae,
hyung. Jangan iri begitu dong. Sana gih, cium saja Taeyeon. Susah amat.” kata
Donghae Oppa tak kalah ngocol, membuat gelak tawa membahana di ruangan ini.
Sementara Leeteuk Oppa tengah mengelus dadanya dan Taeyeon Eonnie? Kulihat ia
tersenyum malu-malu diledek begitu. Aku menatap Donghae Oppa yang masih sibuk
meledek tiap hyung-nya. Senyum mengembang, khas aligatorku muncul. Aku sungguh
bahagia bersamanya. Tuhan, jangan pisahkan kami meski banyak halau rintangan ke
depannya. Amin.
FIN.
Hmm.. Agak hambar ya-_- Mianhae
Cuma ini yang terpikir di otakku. Maaf kalau jelekL Dan RCL biar aku semakin
semangat ngerjain FF lainnya, gomawo^^
ffnya sukses buat aku nangis bercururan air mata ..
BalasHapusdaebakk !!
Oww gomawoyo;;)
BalasHapusWait for the next FF, hope u like it:)
dr smua ff yg real time.....neh daebak thorr......#bow#
BalasHapusklo ni bner2 terjadi,,
BalasHapusaq bahaaaaaaagiiiiaaa bgeeeettttt