Author : ShinEunMi^^
Genre : Romantic
Rating : PG-15
Main Cast : Lee Donghae, Im Yoona, other cast.
Note : Annyeonghaseo^^ ShinEunMi imnida.. This is a new FF, not the first but I have edited a long time ago, so.. I hope this FF is okay. RCL for the next FF I'll make. Bye~~
Author PoV
Keringat membanjiri wajah tampannya, membuat pesona dalam
diri namja itu bertambah. Matanya menatap kaca di ruang practice dengan sendu.
Nafasnya tersengal-sengal karena menari terlalu agresif membuatnya begitu lelah
dan badannya terasa pegal-pegal. Tapi, mau bagaimana lagi.. Inilah
kebiasaannya. Menari di ruang practice sepuas-puasnya tak memandang waktu dan
hari, ketika ia sedang kesal atau sedih. Namja itu merebahkan diri di lantai
ruangan, menatap langit-langit dengan pandangan kosong.
Lee Donghae, sosok namja yang tampan dengan kharismanya,
jado nge-dance dan juga kini tengah aktif di dunia drama. Ya, dia adalah salah
satu member Super Junior, boyband dari Korea Selatan yang kini tengah ramai
diperbicangkan di dunia. Lekuk matanya yang pure, senyumnyanya yang begitu innocent membuatnya dipuja para yeoja, tetapi
ia hanya menetapkan satu yeoja yang terukir manis dalam hatinya.
Donghae menghembuskan nafasnya berat, ia sedang dilanda
kebimbangan yang teramat sangat. Beberapa hari belakangan ini, Yoona
–yeojachingu yang ia cintai, mendadak berubah. Sikapnya pada Donghae sangat dingin,
bahkan ketika Donghae mengajaknya berkencan ia menolak, tentunya dengan
berbagai alasan. Tapi ketika Leeteuk mengajaknya jalan, Yoona bahkan tanpa
berpikir langsung mengangguk meng-iyakan! Ada juga waktu Donghae minta
penjelasan sikap yeoja itu, dengan getas Yoona menjawab, ‘Aku ini sibuk, oppa!’
dan semacamnya. Entah mengapa Donghae yakin, Yoona tengah menyembunyikan
sesuatu darinya sehingga ia merasa tersisihkan seperti ini. Merasa sangat tidak
nyaman.
Cklekk
Donghae menoleh ke arah pintu yang terbuka, lalu mengulum
senyum pada sosok yang tengah menghampirinya. “Ada apa, hyung?”
“Hhhh.. Kau ini. Lihat, sudah jam 7 malam dan kau masih di
ruang practice. Oh, ayolah.. Bohong besar kalau kau bilang kau baik-baik saja,
Hae-ah.” ujar Leeteuk sembari duduk disebelah Donghae yang masih berbaring.
“Ani. Aku hanya ingin berlatih saja, meski sudah mahir tapi
kan skill harus tetap diasah, hyung.” kilah Donghae memejamkan mata sambil
tetap narsis. Alasan sebenarnya ia memejamkan mata karena ia tak ingin hyungnya
itu menangkap kebohongan dari matanya.
“Ya, babo! Kau kira aku mengenalmu baru kemarin siang, hah?
Kau ini kan kalau sedang ada masalah pasti larinya kesini. Ayo, ceritakan padaku.”
Leeteuk menonjok bahu Donghae pelan.
“Aish.. Aku tak apa! Sungguh..” Donghae meringis kesakitan,
lalu berusaha untuk tertawa kecil. Leeteuk menggelengkan kepala pasrah.
“Huh. Ya sudah, sekarang kembali ke dorm dan istirahatlah.
Bukankah kau besok masih harus take foto SPAO? Kajja.” ucap Leeteuk sembari
melangkah mendahului Donghae. Donghae tersenyum tipis menanggapinya, ia pun
berdiri dan memikul tas ranselnya dan menyambar air minumnya. Lalu ia menutup
pintu ruangan dan beranjak pergi menuju dorm. Tapi ia heran, kemana hyungnya?
Tiba-tiba menghilang? Pikiran tentang hantu pun muncul berkelebat di otaknya.
Ah, aku sudah capek. Mending langsung pulang saja, batinnya.
J J J
“HYAAA!!” teriakan Donghae menggema di pelosok dorm.
“KYUHYUN-AH!”
Yang empunya nama langsung ngibrit keluar kamar dan berlari
menghindari Donghae yang masih teriak-teriak tidak jelas. Kyuhyun menghilang
dibalik kamarnya disertai teriakan menggema dari Donghae. Seluruh member keluar
dari kamar masing-masing. Ada yang masih mengucek-ucek mata, ada yang menguap,
bahkan ada yang masih memejamkan mata. Seakan alarm berbunyi, teriakan Donghae
tadi membuat seluruh member terbangun, eits.. Tidak semua, buktinya Shindong
masih tidur dengan tenteram dan damai.
“Ya! Kau ini ada apa, pagi-pagi sudah teriak, huh?” keluh
Kangin sambil menguap. Mereka memang sedang berada di 1 dorm karena jadwal hari
ini yang mengharuskan mereka berangkat bersama, mau tidak mau mereka harus
berkumpul disini, sebenarnya bukan jadwal konser atau rekaman, tapi...
“Iya, aku semalam baru tidur jam 11, Hae-ah. Masih mengantuk
nih.” timpal Eunhyuk nongol dari balik punggung Kangin.
“Kau mah nonton yadong, makanya tidur jam segitu!” kata
Yesung disertai gelakan tawa member lain, kecuali Eunhyuk sendiri, Donghae dan
tentunya si magnae, Kyuhyun. Eunhyuk cemberut seraya menggaruk kepalanya
bingung, seakan berkata kenapa-kau-tahu?
“Hae-ah, kau ini kenapa sih tadi, hah?” tanya Leeteuk
memandang dongsaengnya heran. Yang dilihat malah cemberut seperti anak kecil minta
mainan dan wajahnya memerah menahan emosi.
“Tanyakan saja pada magnae itu! Sudah, aku capek
menghadapinya!” ketusnya dan membanting pintu kamar kasar. Membuat seluruh
member disitu mengelus dada. Kalau sudah keadaan seperti ini, mereka hanya bisa
diam pasrah. Leeteuk menghela nafas panjang. Tatapan mata para member yang lain
menatap tajam ke arah satu sisi, nampak Kyuhyun keluar dari kamar memasang
tampang malaikat dibalik topeng.
“Kyu... Kau kan tahu, hyungmu itu sedang tidak beres
belakangan ini. Jangan membuatnya bertambah kesal. Lagipula, inikan memang..
Ah, pokoknya jangan kau pancing sampai begitu juga. Ada apa sih tadi?” ucap
Sungmin mencairkan suasana, merangkul Kyuhyun yang masih cengengesan tidak
jelas.
“Ah, arra arra, aku tahu. Mianhae, aku kira ia akan adu
debat. Ternyata.. Ia malah marah-marah. Rencana ini begitu mulusnya.” sesal
Kyuhyun tetap dengan evil smirk-nya.
“Tenang saja, sebentar lagi ia tidak akan marah-marah lagi
kok!” kata Leeteuk menanggapi. Member lain memandangnya sambil terus mengulum
senyum, ada yang menghembuskan nafas lega dan ada yang mengangguk-angguk
membenarkan. Mereka sebenarnya tahu keadaan Donghae, justru karena ini
titah-‘nya’, maka mereka pura-pura tidak tahu dan terus menjejali Donghae
dengan beribu keusilan yang membuat namja itu kian emosi.
“Ya, ya. Aku juga tak tahan mendengarkan omelan-omelannya,
apalagi kalau iseng. Haaah.. Sungguh, ia bisa lebih evil daripada si Kyu.”
dengus Eunhyuk disertai anggukan kepala Ryeowook dan Yesung.
“Aku saja sampai heran, bisa-bisanya Donghae hyung tidak
menceritakan apapun pada kita. Si crybaby itu kan biasanya cerita meski masalah
seberat apapun.” kata Siwon menimpali setelah sepersekian detik mereka hening.
“Siapa yang kau sebut crybaby, hah?” celetuk suara dari
belakang mereka dengan tajam. Mereka menoleh ke arah suara, tampak Donghae
tengah berkacak pinggang, menatap hyung-hyung juga dongsaengnya tajam, bibirnya
mengerucut dan matanya tampak ada lingkaran hitam seperti orang kelelahan. Ia
memakai celana latihan dance putih yang biasa ia pakai dan kaus lengan sampai
siku berwarna abu-abu ditutup jaket putih dan memikul ransel.
“Ah.. Aniyo. Bukan siapa-siapa. Ngomong-ngomong, kau mau
kemana?” tanya Siwon mengalihkan pembicaraan.
“Latihan.” jawab Donghae singkat. Ia tak menghiraukan
panggilan para member yang menggeleng pasrah akibat perubahan sikap Donghae
belakangan ini. Ya, inilah permainan. Baru akan dimulai..
J J J
Musik mengalun lembut lama-kelamaan menjadi cepat dan
terkesan menghentak. Tarian Donghae pun semakin lincah mengikuti irama lagu. Ia
terus menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Meliuk-liuk dengan gayanya
dan tetap memerhatikan gerakannya di kaca dinding. Terkadang berdecak dengan
gerakan yang menurutnya aneh dan terkadang juga tersenyum senang. Perlahan
musik yang mengalunkan lagu yang aktif itu pun berhenti. Donghae langsung
menegak air minumnya dan mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang sengaja
ia taruh di leher. Lelah dan letih ia hiraukan demi memuaskan batin yang
tersiksa kini.
“Oppa..”
Donghae menoleh ke arah pintu yang terbuka. Ia mendengus
kesal. Kembali meminum airnya sampai habis dan mengabaikan panggilan yeoja
tersebut, lalu menyalakan lagu untuk menari lagi.
Klik
Donghae menatap tajam ke arah yeoja itu. Belum semenit
lagunya menyala ia mematikan alunan musik yang siap menghentakkan tubuh Donghae
lagi. “Ada apa?”
“Hanya ingin bertemu.”
“Oh ya? Bukankah kau sedang tidak ingin bertemu denganku?
Kenapa tidak jalan-jalan dengan Lee Seung Gi? Atau makan malam bersama Kikwang
B2ST? Oh, atau tidak mengantar Leeteuk hyung belanja?” tanya Donghae sinis
seraya menekan tiap kata yang terlontar dari mulutnya. Membuat yeoja itu heran
dan setengah kaget, ia menutupi rasa kagetnya dengan senyum datar.
“Memangnya tidak boleh? Aku kan kemarin-kemarin memang lagi
sibuk. Aniyo, oppa aku tak pernah jalan dengan namja-namja itu, ya... kecuali
Teukie oppa.” kilah Yoona cepat. Ia tak kalah tajam dengan Donghae, namun dari
sinar matanya tampak ia begitu takut.
“Kau yang melarangku bertemu secara tidak langsung, Yoong,
bukan aku! Sibuk? Hah! Aku tak mengerti jalan pikiranmu, jadi terserah kau
saja.” kata Donghae geram. Moodnya semakin memburuk, ia tak lagi bernafsu untuk
menari lagi. Berantakan sudah! Donghae dengan cepat menyambar tas ranselnya dan
beranjak, namun tangan lembut mungil melingkar di pinggangnya, merengkuh tubuh
Donghae yang nyaris sama tingginya ke dalam dekapnya. Yoona memeluk tubuh
Donghae dari belakang. Donghae diam tak bergeming.
“Aku punya alasannya, Donghae oppa.” bisik Yoona tepat di
telinga kiri Donghae, membuat namja itu memejamkan matanya sejenak. Ia tetap
diam. Bingung dengan perubahan sikap yeojachingunya yang seperti bunglon ini,
terkadang baik terkadang dingin.
“Kau menyiksaku, Yoong.” lirih Donghae.
Yoona tersenyum simpul. Sedikit berjinjit dan menaruh
kepalanya di bahu kiri Donghae, melirik namja yang masih memejamkan matanya.
“Jeongmal mianhaeyo. Sudah aku bilang kan aku punya alasan mengapa aku
menghindarimu, Hwae oppa..”
Donghae tetap tak bergerak, entah ia membiarkan
kerinduannya terlepas karena orang yang membuatnya uring-uringan belakangan ini
memeluknya atau apapun itu. Yang jelas ia penasaran dengan sikap yeojachingunya
ini. “Apa? Apa, Yoong? Apa aku berbuat salah lagi? Kau cemburu dengan foto
selcaku dan Jessica? Bukankah aku sudah mengklarisifikasikan foto itu?”
Yoona menggeleng perlahan, semakin merengkuh tubuh Donghae
erat. “Oppa belum boleh tahu. Yang pasti aku tetap milikmu kan? Tenanglah, aku
tak mempermasalahkan apapun.”
Donghae melenguh dongkol. Sudah cukup! Ia melepas tangan
Yoona yang melingkar di pinggangnya kasar, membuat tubuh Yoona terhuyung. Donghae berbalik dan menatap yeoja
itu tajam dan dalam. Tanpa kata.. Yoona hanya bisa menatap kedua mata Donghae
dengan kekagetan luar biasa. Semenit kemudian Donghae benar-benar pergi dari
tempat itu setelah menghembuskan nafas berat –tanda bahwa ia sedang emosi,
meninggalkan Yoona yang menghela nafas panjang. Donghae rupanya benar-benar
kesal, rencananya berhasil...
J J J
“Yoong, gimana?” tanya salah satu yeoja memasuki ruangan
practice tempat Yoona dan Donghae sempat berdebat.
“Begitulah, kurasa kita berhasil. Tinggal menunggu saja.”
jawab Yoona enteng, melepas ketegangan karena berhadapan dengan Donghae yang
berjiwa monster tadi.
“Baiklah, kami ingin menyiapkan sesi terakhir, kuharap kau
berhasil. Dan.. Oh iya! Lain kali pakailah buku resep!” celetuk satu namja
menarik yeoja tadi keluar sambil mengerlingkan mata evil. Yoona cemberut kesal.
Aish, kurang ajar! batinnya.
Author PoV end
Donghae PoV
Cukup sudah! Aku tak tahan dengan rentetan pertanyaan yang
bermula sepele hingga jadi beban untukku. Aku membuka pintu dorm kasar, kulihat
Leeteuk hyung, Kangin hyung, dan Ryeowook tengah berkumpul dan bermain ular
tangga. Aish... Seperti anak kecil saja. Lagipula kenapa ada Kangin hyung? Aku
tak peduli, wajahku memerah kesal dan mataku mulai basah. Kutahan supaya
airmataku tak tumpah. Aku berlari menuju kamar mandi, melempar ranselku asal
–dan kupastikan itu mengenai kepala Sungmin hyung karena ia habis dari kamar
mandi, dan segera mengunci kamar mandi dari dalam. Aku menyalakan air kran dan
terduduk di lantai. Air mata ini tumpah!
Aku menyenderkan kepalaku di dinding kamar mandi. Yang
kutahu, dadaku sesak tiap kali membayangkan Yoona jalan bersama namja lain
sedangkan ia menolak berkencan denganku yang notabene kekasihnya! Akh, sial..
Aku menangis lagi.
Mataku terpejam. Aku masih mengingat sekian banyak reality
show yang membahas soal wanita idaman mereka. Dan tak jarang kutemui mereka
memilih Yoona sebagai wanita idaman mereka. Hey, Yoona milikku, bung! Hah..
Mengingat itu semakin membuatku sesak. Aku memang tak setampan namja-namja itu,
abs milikku juga tak sebagus mereka, dan aku juga tak pernah memaksa Yoona
untuk memilihku, kan?
Mana belakangan ini ia jadi sangat menyebalkan. Pertanyaan
aneh dan gila menyeruak dari otakku. Apa Yoona selingkuh? Apa ia menemukan
namja yang lebih spesial daripada aku? Apa ia sudah tak mencintaiku lagi? Tapi
ia tadi bilang dia hanya milikku. Nan molla...
Donghae PoV end
Author PoV
Leeteuk memanggil semua member lewat telefon untuk segera
ke dorm karena Donghae mengurung diri di dalam kamar mandi dorm selama hampir 3
jam. Mereka sekarang tengah menunggu di depan kamar mandi yang hening tanpa
suara, hanya gemericik air.
“Hyung, bagaimana ini? Sudah jam 5 sore, ia sudah mengurung
diri dari jam 2, tau! Lagipula kan acaranya sebentar lagi. Masa dia tidak
keluar, sih? Kalau terjadi apa-apa bagaimana?” bisik Sungmin pada Leeteuk.
“Nan molla.. Kalau Donghae tetap tak keluar sampai lima
menit lagi, kita dobrak pintunya. Arraseo?” bisiknya tak kalah pelan, diikuti
anggukan member lainnya. Mereka cukup khawatir. Karena biar begitu, Donghae
merupakan member yang paling kekanakan, walaupun umur sudah 26 tahun. Ia kadang
susah ditebak kalau dalam keadaan begini. Member yang lain sedikit menyesal,
tapi mereka tak bisa membantah perintah orang itu untuk ‘sesuatu’ nanti malam.
1 menit... 2 menit... 5 menit!
Akhirnya mereka memanggil-manggil Donghae keras. Namun, tak
ada jawaban dari dalam. Leeteuk kemudian mendadak panik, apalagi Eunhyuk, dia
kan couplenya.
“Ya, Hae-ah! Jangan bercanda! Buka pintunya, ppali!!”
teriak Leeteuk dari luar.
Akhirnya Kangin, Shindong dan Sungmin mendobrak pintu kamar
mandi dengan tergesa. Sebodoh akan rusak atau bagaimana, yang terpenting
kondisi Donghae saat ini. Kesepuluh namja itu pun menyeruak masuk ke dalam
kamar mandi setelah pintu menganga lebar.
“HAE-AH!!” teriak mereka bersamaan. Donghae terbujur lemah
tak berdaya di lantai. Matanya sembab akibat kebanyakan menangis dan tubuhnya
menggigil karena air yang tumpah dari bath up penuh terisi air mengalir begitu
saja membasahi dirinya.
“Ya! Lee Donghae! Bertahanlah, jebal.. Bopong dia, ayo!”
perintah Leeteuk. Seperti menurut apa kata atasan, kesembilan namja itu
mengangkat tubuh Donghae yang memang tak
berat namun basah kuyup di bajunya membuatnya tampak berat. Sementara Leeteuk
membukakan kamar terdekat, mereka pun merebahkan tubuh Donghae di kasur.
“Hyu.. hyung..?” rupanya Donghae telah sadar ketika ia
direbahkan. Ia merasa kepalanya pusing bukan kepalang dan mual-mual.
“Lee Donghae babo! Kenapa kau menyiksa dirimu sendiri, huh?
Sebenarnya apa masalahmu sampai kau jadi begini? Aigoo..” Leeteuk mengelus
rambut Donghae pelan –meskipun ia sudah tahu alasan sebenarnya, namja itu
tersenyum tipis menanggapinya.
“Gwenchanayo. Hyung, apa.. apa kalian membopongku kemari?”
tanya Donghae terbata. Ia masih membutuhkan nafas yang cukup agar kepalanya
tidak pusing.
“Ne. Dan kau tampak sangat kacau, hyung. Coba lihat, bajumu
basah dan matamu sembab. Aigoo, kau membuatku, emm.. maksudku kami menjadi
khawatir!” cerocos Kyuhyun ikut duduk disebelah Leeteuk.
“Gomawo, tapi aku benar tidak apa.” jawab Donghae singkat.
Ia tak ingin menyusahkan hyung-hyung dan dongsaengnya.
“Kau perlu kugebuk baru memberitahu kami, hah?” Kangin kini
mulai naik darah, sebab ia khawatir dongsaeng kecilnya ini sakit hanya karena
acara itu... Heechul memegang bahu Kangin dan menyorotkan mata tanda
kau-jangan-macam-macam.
“Ne, aku setuju. Kau sudah seperti mayat hidup. Mati segan
hidup pun tak mau. Jujurlah pada kami.” timpal Yesung dengan gurat cemas.
Donghae memilih diam. Ia lebih sibuk memfokuskan diri menatap
langit-langit kamar. Ia memejamkan matanyan sejenak, merasakan kenyamanan.
“Hyung dan yang lainnya boleh keluar, aku ingin tidur.” desisnya pelan nyaris
tak bersuara. Kesepuluh namja itu mengernyit heran, tapi mereka keluar dari
kamar itu satu per satu. Mengerti kondisi Donghae dan meninggalkan Donghae yang
kini mulai tertidur tanpa berkomentar apapun.
Cklekk
Leeteuk mendesah menghadapi kelakuan dongsaengnya satu ini.
Sulit diartikan sekali seperti bunglon, ia kasihan tapi ini perintah dari yeoja
itu. Untuk membuatnya kesal. Mau bagaimana lagi..
“Hyung, aku tak tahan melihatnya begini.” celetuk Kyuhyun
membuka percakapan.Tampak cemas pada hyungnya satu ini, ia memang terbilang
dekat dan sama-sama jahil. Apalagi setelah Kibum memutuskan untuk vakum,
Kyuhyunlah yang sekarang lebih dekat dengan Donghae setelah Ryeowook sebagai
dongsaeng.
Kangin mengangguk juga Heechul dan Sungmin. “Na do..”
“Ini demi dia, kita harus tunggu sampai waktunya tiba. Kau
lupa kalau semua ini hanya skenario yang dibuat oleh yeoja-yeoja itu?
Lagipula...” ucapannya terpotong saat mereka mendengar suara bel dibunyikan.
Member Super Junior minus Donghae langsung tersenyum senang, entah mengapa.
Ting tong!
“Wookie-ah, bukakan pintunya!” perintah Leeteuk. Ryeowook
mengangguk dan bergegas menuju pintu dorm tanpa disuruh dua kali.
“Nugu?” Ryeowook tercengang melihat kedatangan gerombolan
yeoja.
“Boleh kami masuk?” tanya salah satu yeoja dari sembilan
yang hadir. Mereka tampak repot, membawa berbagai bungkusan. Ryeowook yang
seakan tahu, langsung mengambil beberapa bungkusan dan mempersilahkan mereka
masuk. Mereka pun bertemu Leeteuk dan membicarakan sesuatu. This is the show
time, batin semua member...
J J J
Donghae menatap nanar langit-langit kamar dengan pandangan
hampa. Ia baru bangun dan segera meraih ponselnya yang ada di atas meja. Ia
baru sadar kalau bajunya sudah berganti tadi, menjadi baju putih polos dan
celana hitam pendek biasa untuk bersantai. Ia melirik jam, pukul 23.25.
Ia menghembuskan nafas kesal. Kalau saja bukan karena
Yoona, ia tak akan begini. Tak lama ia bingung, dan tenggelam dalam
kebimbangannya. Apa iya ini semua karena yeoja itu? Donghae bangkit dari
tidurnya, ia memegangi kepalanya yang sakit. Kemudian ia memutuskan untuk
keluar kamar dan mencari air minum. Dengan langkah terhuyung, ia keluar dari
kamar. Mendapati sepuluh namja tengah asyik bercengkrama di ruang tamu. Dahi
Donghae mengernyit heran. Ia merasa kondisi ini aneh di matanya...
“Ya! Kau sudah bangun, Hae-ya? Sini, duduk bersama kami.
Kau sudah makan? Disana ada bubur ayam, makanlah..” perintah Heechul menepuk
sofa disebelahnya. Donghae menggeleng pelan.
“Aniyo, aku hanya ingin minum.” jawabnya singkat. Ia
memilih tak ambil pusing, dan meninggalkan hyung-hyung juga dongsaengnya di
ruang tamu.
Ting Tong!
“Nugu? Siapa yang datang malam-malam?” tanya Sungmin heran.
Donghae yang bersikap masa bodoh tetap meneguk air mineral dari kulkas sampai
habis.
Ia tak melihat siapa yang datang. Yang ia tahu semua member
langsung heboh, Donghae pun penasaran dibuatnya. Kemudian ia beranjak menuju
ruang heboh itu tanpa tahu panggung sandiwara akan dimulai.
“Nugu?” tanya Donghae heran. Pastilah, ini sudah pukul
23.35 malam, siapa yang mau bertamu malam begini?
Namun, mata Donghae seketika membulat. Ia menatap tajam
orang yang tengah duduk di antara Heechul dan Leeteuk itu. Daripada memperkeruh
keadaan, ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya sendiri. Ia sedang
lelah berdebat.
“Oppa..” panggil suara lembut yang sangat dirindukannya
–yang amat ingin dipeluknya saat ini. Donghae menghentikan langkahnya dengan
wajah dingin tanpa membalikkan badan.
“Lee Donghae, kau ini kenapa? Yoona sudah rela datang
semalam ini karena khawatir akan dirimu, kau malah pergi. Ayo, kemari. Duduklah
dulu.” seru Leeteuk bijak. Mendengar nada suara Leeteuk yang seperti sang Ayah,
ia berbalik badan dan membating diri di sofa kosong jauh dari tempat mereka. Ia
memalingkan muka, berusaha untuk tidak melihat kekasihnya yang dikelilingi
namja, tepatnya member Super Junior yang tengah melihatnya dengan tatapan yang
sulit diartikan.
“Oppa, kau sakit? Apa sudah baikan? Badanmu panas tadi? Apa
sudah minum obat penurun panas? Aku tadi membeli jus jeruk botol dan obat penurun
panas juga multivitamin. Kau harus minum ini, ya!” cecar Yoona khawatir, ia
membawa bungkusan apotik dan sudah dipastikan isinya obat.
“Sudah membaik.” jawab Donghae dingin dan singkat.
“Ya! Hyung, kenapa kau dingin sekali?” tanya Kyuhyun
memancing emosi Donghae, karena inilah skenario mereka... Tapi Donghae berusaha
untuk meredamnya.
“Gwenchana, oppa. Hwae oppa, mau kubuatkan sup?” tanya
Yoona penuh nada perhatian. Senyumnya penuh kasih sayang merekah, entah mengapa
membuat Donghae merindukannya. Sangat.
“Enaknyaaa, punya yeojachingu!” goda Kangin terkekeh,
bermaksud sama dengan Kyuhyun, lalu diikuti cengiran Yesung, Sungmin dan
Shindong. Melihat itu Donghae geram. Emosinya tak terkontrol lagi sekarang.
“Kau pulanglah. Bukankah kau yang se-la-lu menghindariku,
Yoong? Untuk apa kau kemari? Tak usah mencemaskanku karena aku juga tidak
membutuhkannya! Kau urus saja namja-namjamu itu.” pekik Donghae yang sudah tak
bisa menahan amarah yang bergerumbul di dadanya, menekan kata namja-namjamu
dengan rahang mengeras. Membuat member Super Junior yang ada tersentak, tak
menyangka seorang Lee Donghae kalau marah juga bisa seseram Heechul. Yoona pun
berkaca-kaca. Ia menunduk. Sesuai dengan skenario, bukankah begitu?
“Ya! Donghae-ah, apa yang kau katakan, huh? Kenapa
marah-marah seperti itu?” tanya Yesung heran, mewakili member lain.
“Harusnya aku yang tanya, apa yang mau ia lakukan disini?”
teriak Donghae kencang, amarahnya membludak!
Author PoV end
Donghae PoV
“Harusnya aku yang tanya, apa yang mau ia lakukan disini?”
teriakku. Aku merasa bersalah berteriak seperti ini pada Yesung hyung, tapi..
semua inikan memang salah yeoja ini.
“Bicaralah baik-baik, Hae-ya. Kau tak perlu marah-marah begitu,
ada apa denganmu?” tanya Heechul lembut padaku. Sebenarnya aku agak bingung
dengan sikapnya yang lembut, biasanya dia juga sudah naik darah. Terlebih Yoona
kan dongsaeng kesayangannya. Tapi aku tak ambil pusing, masa bodoh dengan itu!
“Ani. Aku lelah, hyung. Mau istirahat.” ucapku beranjak
meninggalkan ‘kursi’ panasku menuju kamar. Kudengar beberapa member
memanggilku, tapi aku tak peduli. Aku lelah, mungkin lebih baik aku tidur. Baru
sampai depan pintu kamar, ada tangan melingkar di pinggangku.
“Yoong, lepas..” ucapku lirih. Aku tahu ini dia. Dan aku
tahu jawabanku tadi malah akan mempererat pelukannya padaku. Akhirnya aku
putuskan untuk diam, mengikuti jalan mainnya saja. Aku sudah kelewat pusing.
“Oppa, jangan jauhi aku.. Jebal..” Yoona menyembunyikan
kepalanya di bahuku. Aish, yeoja ini... Aku memicingkan mata, tertawa sinis.
“Siapa yang menjauhi siapa, Yoong? Aku lelah, mau tidur.”
ucapku seraya melepasan pelukannya. Namun, pelukannya malah semakin erat. Aku
menghela nafas panjang. Rasanya aku ingin balas memeluknya, namun rasa gengsi
dan cemburu rupanya lebih besar dihatiku.
Teng.. Teng..
“Happy 1st Anniversary, oppa..” ucapnya lirih tepat di
telinga kiriku, tepat ketika bunyi berdenting keras dari jam dinding. Mataku
terbelalak. Aku melirik jam dinding putih itu, tepat 00.00. Ia mengingatnya,
sementara aku tidak! Sekejap wajahku memucat. Ya Tuhan, apa ini. Saking aku
memikirkan dirinya yang berubah, aku jadi lupa bahwa hari ini anniversary kami yang
pertama.
Aku melepaskan pelukannya gugup, perlahan aku membalikkan
badanku. Menghadap ke arahnya yang tengah tersenyum manis. “Kau.. Kenapa ingat?”
ucapku lirih.
“Tentu saja. Sikapku akhir-akhir ini juga untuk itu, oppa.
Oppa tanya kenapa aku ingat? Karena aku mencintaimu.. Jeongmal saranghaeyo.”
jawabnya tersenyum menunjukkan puppy eyes-nya yang kusukai. Aigoo, seberapa
lama aku tak melihat senyumnya itu. Sungguh, aku merindukannya. Apalagi tadi ia
mengatakan mencintaiku, setelah lama kami merenggang. Membuat darahku berdesir
hebat dan jantungku meloncat-loncat dari tempatnya.
Belum tersadar dari lamunanku, ia sudah menarik tanganku
kembali menuju ruang tamu. Hebat! Dalam sekejap, ruangan itu berubah menjadi
ramai. Balon dan pita-pita bertebaran dimana-mana, dan ada poster besar
bertuliskan ‘Happy 1st Anniversary, Lee Donghae-Im Yoona’ berwarna kuning
tertempel di dinding. Mulutku menganga lebar, dan sudah kupastikan wajah
tampanku berkurang. Di meja yang tadinya sepi sekarang sudah penuh makanan dan
ada kue tart cokelat besar yang berbentuk hati tingkat 2 dan diatasnya ada
tulisan: ‘Yoon-Hae Day’s’. Ditambah member SNSD dan Super Junior berkumpul dan
memakai pakaian formal mereka, berdiri melingkari meja. Sungguh, ini sangat
mengejutkan!
Donghae PoV end
Author PoV
Donghae melongo melihat ruang tamu yang sekejap menjadi
ruangan pesta, dilihatnya member Super Junior yang juga sudah mengenakan jas,
sementara para member SNSD mengenakan gaun-gaun yang imut. Ia mengerjap-ngerjapkan
mata berkali-kali.
“Ah, ya. Aku mengantuk, mungkin hanya halusinasi.” gumam
Donghae mengibaskan tangannya.
“Ani, ini sudah kupersiapkan untukmu, oppa.” jawab Yoona
seakan mendengar gumaman tipis Donghae.
“Jinjja? Aku tak percaya, Yoong..” jawab Donghae lirih.
Matanya kembali berkaca-kaca, ia mendongak mengerjapkan matanya berkali-kali.
“Surprise! Happy Anniversary yang pertama Yoon-Hae couple!”
teriak mereka bersamaan, bahkan ada yang meniup terompet. Ryeowook dan Yesung
meletuskan krim kocok hingga krim itu bertebaran. Yoona tertawa kecil melihat
Donghae yang tengah mati-matian menahan airmata yang mendesak ingin turun.
“Ya, Hae-ah, kalau ingin menangis ya menangis saja! Dasar crybaby
kita ini gengsi.” celetuk Sungmin mengundang gelak tawa seluruh orang yang
hadir.
Donghae mengerucutkan bibir dan mengelembungkan pipinya
kesal. Yoona menyikut Donghae, lalu tertawa juga.
“Gomawo, Yoong. Seharusnya yang begini kan aku..”
“Shireo! Kau sudah begitu banyak memberikanku kejutan
romantis, aku ingin sekali-kali aku yang melakukannya untukmu, oppa.” tegas
Yoona menunduk malu. Donghae menatap satu per satu member, tak tahu harus
berkata apa.
“Gomawo semuanya, jeongmal gomawoyeo.” ucap Donghae
terbata-bata seraya membungkukkan badan. Kini matanya kian memanas. Ia tak
sanggup menahan airmatanya.
“Sudah, cepat kau pakai baju ini. Lihat, Yoong-mu saja
sudah memakai gaun!” perintah Leeteuk menyodorkan bungkusan hitam putih pada
Donghae, ia melihat yeojanya itu memang memakai gaun biru muda selutut dengan
tali tipis mengikat di belakang lehernya. Dengan make-up yang tipis membuatnya
semakin cantik. Donghae mengambil bungkusan itu dan beranjak menuju kamarnya.
Selang berapa menit Donghae keluar dari kamarnya, dan membuat seluruh orang
yang hadir menganga.
“Ada yang salah?” tanya Donghae heran melihat semua orang
melongo.
“Aniyo. Kau tampan sekali, Donghae oppa.” seru Taeyeon
semangat, diikuti wajah Leeteuk yang cemberut. Taeyeon langsung merayu
kekasihnya yang ngambek itu sesekali mencoel dagu Leeteuk yang masih cemburu
guna menggoda namjachingunya.
“Hyung, kau tampan!” seru Ryeowook semangat.
“Aku masih normal, Wookie-ah.” seru Donghae berguyon,
disertai tawa membahana seluruh member. Ryeowook merengut jengkel. Dipuji malah
begitu, heran Ryeowook.
“Ya, Yoong, bagaimana menurutmu penampilan Donghae?” tanya
Kangin beralih pada Yoona yang diam seribu bahasa. Yoona langsung tergagap
memandangi Donghae dari ujung kaki sampai ujung kepala. Rambut cokelat Donghae
diberdirikan dengan gel, kemeja biru –sepasang dengan warna gaun Yoona, yang
dilipat sampai siku dan ditutup jas hitam,
Donghae memakai celana jeans hitam panjang jam tangan hitam yang ada
dalam bungkusan.
Member SNSD memandangi Yoona sambil senyam-senyum menggoda
yeoja itu, membuat semburat merah di pipi Yoona. Yoona mengelus tengkuknya
menutupi groginya.
“A.. Engg.. Hwae oppa selalu tampan di mataku..” ucap Yoona
pelan, seraya menunduk malu dan menutup kedua wajahnya dengan telapak tangan.
“CIEE!” koor para member dengan semangat. Sementara Yoona
semakin menunduk malu dan Donghae cengengesan menggaruk-garuk kepala yang tidak
gatal. Donghae pun merangkul Yoona sesekali mengelus rambut yeojachingu yang ia
sayangi itu dengan lembut. Akhirnya mereka bersama-sama merayakan anniversary
Yoon-Hae dengan bernyanyi dan meniup lilin besar di tengah kue.
“Donghae
oppa, Yoong eonnie berkali-kali memanggang kue dan gagal, maka
berterimakasihlah karena kue ini berhasil!” seru Seohyun memberi komentar.
“Oppa,
si Yoong ini sering tidak tega padamu, kalau bukan kami yang mengatakan bahwa
ia harus tetap bersikap dingin padamu mungkin rencana ini tak berhasil. Lihat,
buktinya sekarang hasilnya keren, kan?” celetuk Jessica gantian seakan ia yang
mengajarkan cara bersikap dingin kepada orang lain. Mendengar ini Heechul menoyor
kepala Jessica pelan, membuat yeoja itu meringis.
“Ya!
Kau tahu seberapa sabarnya aku melihat dapur selalu berantakan, huh?” celetuk
Hyoyoen mendengus.
“Dan
Donghae oppa harus tahu, seberapa lamanya Yoona bercerita soal dirimu sebelum
tidur beberapa hari belakangan ini!” keluh Yuri.
“Kalian
masih mending, aku harus selalu menemaninya belanja akibat kue-kue gosongnya
itu. Terlebih aku disuruh jadi orang pertama yang mencicipi kue tak enak!”
gerutu Sooyoung si Shiksin kesal.
Mendengar
itu Donghae jadi semakin terharu, ia memandangi Yoona yang tengah menunduk malu
karena semua aibnya dibeberkan eonnideulnya juga Seohhyun. Donghae menyentil
dahi Yoona yang indah hingga Yoona meringis lalu mencium puncak kepala Yoona,
wangi.
“Chagiya,
gomawo.” bisik Donghae di telinga Yoona sambil tersenyum bahagia, membuat yeoja
itu terpaksa menutup wajahnya dengan kedua tangan untuk menutupi rona merah di
pipinya.
“Huh,
beginilah mereka kalau sudah berbaikan. Bermesraan dimana saja. Sungguh,
membuatku iri saja.” gerutu Heechul, diikuti tepukan pundak dari Sungmin yang
cengar-cengir menunjukkan aegyo-nya. Membuat gelak tawa mencairkan suasana saat
itu. Setelah itu, mereka memakan hidangan tersedia. Sementara Donghae menarik
Yoona menuju balkon, ia ingin berdua dengan yeojanya malam itu.
“Oppa, kenapa?” tanya Yoona yang tengah memerhatikan
Donghae senyum-senyum sendiri ketika memeluknya dari belakang. Udara malam di
balkon yang semilir menambah kenyamanan Yoona, bukan hanya karena udara juga
karena pelukan Donghae yang menghangatkan.
“Tidak. Memangnya aku kenapa?” tanya Donghae balik
meletakkan kepalanya di bahu Yoona seraya memejamkan mata.
“Hmm.. Kelihatan begitu bahagia, mungkin..”
“Ne? Aku memang bahagia karena aku bersamamu setiap saat,
chagiya.” goda Donghae tersenyum evil yang dipelajarinya dari Kyuhyun.
“Oppa!” Yoona memukul lengan Donghae pelan, Donghae meringis
kesakitan tapi ia begitu menikmatinya. Donghae menatap Yoona yang tengah kesal
cemberut bersandar di dadanya, ia menatap kedua bola mata Yoona dari samping.
Hingga Yoona merasa risih sendiri. Donghae tertawa kecil, mempererat pelukannya
dan mencium pipi Yoona kilat. Membuat wajah yeoja itu sontak merona. Donghae
tergelak.
“Yoong, hahaha.. Kau harus melihat wajahmu sekarang, merah
sekali.. Hahaha..”
Yoona mencubit pipi Donghae kesal, namja itu meringis namun
ia menikmati waktu-waktu bersama Yoona. Lalu mereka berdua tertawa bersama, sekejap
hening menyertai mereka, Donghae dan Yoona menatap satu sama lain dalam diam.
Wajah mereka semakin lama semakin dekat dan akhirnya bibir mereka pun menyentuh
satu sama lain. Yoona memejamkan mata, membiarkan sentuhan Donghae di bibirnya.
Donghae melumatnya tanpa nafsu dan sangat lembut. Yoona merespon dengan memeluk
tangan Donghae yang masih melingkar di pinggangnya. Mereka saling memangut
bibir mesra dan penuh kerinduan. Malam menjadi saksi bisu kisah cinta mereka. Sementara
itu di tempat lain...
“Lihat, kalau sudah begini, aku yang iri! Mereka kalau
menempel seperti lem, kalian tahu?” seru Leeteuk kesal.
“Oppa, kau kan sudah ada Taeyeon eonnie! Sedangkan aku? Tak
ada!” cerocos Sooyoung jengkel. Membuat Leeteuk mengangkat jari tangannya
membentuk peace.
“Kau juga kan sudah ada Siwon hyung, Soo.” bisik Kyuhyun
dengan evil smirknya membuat semua yang sedang bersembunyi itu menahan tawa
sementara Sooyoung terdiam kaku dan Siwon senyum-senyum tidak jelas.
“Lihat, lihat! Yoon-Hae sedang ciuman! Mesra sekali..” pekik
Yuri tertahan. Semua orang sontak menoleh dan mendapati kedua sejoli itu tengah
sibuk dengan ‘aktifitas’ mereka, mata mereka nyaris loncat. Sementara itu
Eunhyuk, Sungmin dan Kyuhyun memotret kejadian langka yang mereka tonton gratis
ini sambil terkekeh, sembari dijitak Hyoyoen, Jessica dan Tiffany berbarengan.
Ryeowook, Sooyoung dan Siwon tertawa kecil melihat mereka bertengkar dengan
berbisik tentunya. Sementara Leeteuk, Heechul, Kangin, Yuri, Taeyeon
menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Dan Seohyun tersenyum kecil menanggapi
oppadeul dan eonniedeulnya seperti itu.
“Yoong, gomawo. Jeongmal saranghamnida.” bisik Donghae
menempelkan keningnya di kening Yoona selepas mencium yeojanya itu. Yoona
mengangguk haru dan tersenyum lalu mempererat pelukan mereka, ia berharap
hubungan mereka terus berlangsung lama dan Donghae semakin mencintainya.
Semoga.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar, but no bash! I'm not perfect. Gamsamhamnida^^