Part 1:
Kru tersebut kelihatan marah sekali pada Yoona dan Donghae yang tetap saja beraura dingin dan hawa pertengakaran kerap hadir diantara mereka. Karena kesalahan berulang, akhirnya take mereka ditahan hingga besok. Yoona yang lelah akhirnya pulang sendirian, namun di perjalanan ia dihadang sekawanan orang yang hendak merampoknya. Ketika dalam keadaan gusar itulah, Yoona merasa ada yang menolongnya. Sosok namja. Siapa itu....
PART 2.
Donghae POV
Aish, yeoja ini menyusahkan saja. Sudah tahu ini malam,
pakai pulang sendirian. Tidak tahu apa, kejahatan sedang merajalela begini.
Kulihat Yoona diancam 5 orang tak dikenal, salah satunya sedang mencekik Yoona
dengan pisau di tangannya. Aku yakini itu pasti perampok, karena sedaritadi
memang mereka mengikuti Yoona dari jarak aman. Kurasa dibilang hanya mereka
tidak juga, aku pun mengikuti yeoja itu karena merasa tidak enak padanya karena
kejadian hari ini. Namun itulah aku, aku tak bisa mengekspresikan perasaanku
lewat tingkah yang lembut. Sungguh ironis bukan?
Yoona
tampak sangat pasrah, aku tahu ia pasti sudah tak ada tenaga lagi. Terlebih
tadi mood-nya sedang buruk. Aku menghampiri orang-orang itu, lalu meninju satu
orang terdekatku hingga tersungkur. Setelah itu kurasakan ada tendangan yang
nyaris mengenai kepalaku. Dengan lihai aku menghindari tendangan seorang
temannya dan meninju perutnya hingga terpental. Lalu aku merasakan gerombolan
perampok ini hendak mengeroyokiku, dengan sigap aku menangkis, memukul,
menendang dan menghindar dengan bagus. Apa karena saat ini mood-ku bagus untuk
meninju makanya aku bisa lihai begini, ya? Ah, tak penting.
Sekejap kelima orang tak dikenal tersebut terkapar dengan
memar-memar di wajah mereka. Setelah kurasa aman, aku menarik kasar tangan
Yoona yang bergeming. Wajahnya tampak putus asa, dan kuyakin ia shock dengan
ini. Aku berjalan dalam diam, kubiarkan dia terlarut dalam pikirannya, karena
aku juga begitu. Bagaimana mungkin aku tak menyelamatkan orang yang selalu
memenuhi rongga hatiku setiap hari ini? Aku menariknya menjauh dari tempat itu,
semakin lama berjalan kurasakan tubuhnya semakin berat dan berat. Lalu..
BRUK..
“Yoona!” pekikku panik. Tubuh Yoona limbung. Dengan
gerakan cepat, aku menangkap tubuhnya. Aku menepuk-nepuk pipinya, namun tak
direspon. Akhirnya aku memutuskan untuk membawanya ke dorm Super Junior, karena
tempat ini dekat dengan dormku ketimbang dorm SNSD. Kulirik jam tangan, pukul
8.25. Ini sudah malam dan mana mungkin ada taksi lewat di gang sempit begini.
Aku merengkuh tubuh kecil Yoona dan menggendongnya ala
bridal, aku memungut tas selempangnya dan kuselempangkan di tangan kananku.
Kepala Yoona aku sandarkan di dada kiriku dan kakinya yang jenjang di tangan
kananku. Aku bergegas menuju dorm Super Junior, sebelum ada netizen yang
melihat ini. Bisa-bisa hancur nanti reputasi kami berdua, terlebih ia kini
sudah... Ah ya ampun, Lee Donghae, apa yang kau pikirkan di saat begini? Babo.
10 menit kemudian aku sudah sampai di dormku. Tanpa
memencet bel, aku menendang pintu dorm yang –aku tahu tak pernah dikunci. Aku
pun menyeruak masuk tanpa melihat-lihat keadaan lagi. Yang kutahu di ruang tamu
member-member Super Junior tengah menonton televisi menatapku heran. Mungkin
karena aku mendobrak pintu kasar dan menggendong Yoona kemari.
“Ya, kenapa Yoona ada disini?” tanya Leeteuk hyung yang
menyadari keberadaanku. Nafasku tersengal-sengal akibat pertengkaran fisik tadi
dan juga menggendong yeoja babo ini.
“Bukakan pintu kamar, ppali!” aku tak perduli aku
berbicara dengan hyungku. Leeteuk hyung menatapku heran sebentar, lalu bergegas
membuka pintu kamar terdekat. Aku merengsek masuk dan merebahkan tubuh yeoja
yang kucintai, ani.. yang paling kucintai ini di kasur.
“Hyung, ada apa dengan Yoona?” tanya Ryeowook khawatir.
“Tadi dia dikepung perampok.” jawabku sekenanya. Aku
menyeka keringat di dahi Yoona dengan lap kering yang ada di meja kecil sebelah
kasur. Juga menyeka keringatku sendiri dengan bajuku.
“Jinjja? Kenapa sampai pingsan begini?” tanya Heechul
hyung kaget, ia duduk di sisi kiri ranjang dan memegang pergelangan tangan
Yoona, lalu menepuk-nepuk pipi Yoona pelan.
“Kau kenapa lebam-lebam begitu?”
“Donghae-ah, mengapa Yoona tampak pucat begitu? Omo...
Ya, kau juga kenapa wajahmu biru-biru begitu?”
“Lalu.. Kenapa kau bisa bertemu dengannya, Hae-ah?” kini
gantian Eunhyuk yang bertanya. Astagaaa.. Mereka ini, bisa tidak berikan aku
minum atau buatkan apa kek. Malah nanya terus, berentet pula.
“Aku tadi baru pulang dari studio karena kalian
meninggalkanku. Lalu aku melihatnya dikepung perampok di gang kecil, karena
merasa dirinya terancam jadi aku menghabisi perampok itu, sendirian. Ingat!
SENDIRIAN. Jadi.. Kau tahu? Aku lelah, bisakah kau memberikanku minum?”
cerocosku panjang lebar dengan menekan kata ‘sendirian’. Jelas, aku haus malah
disonggoki pertanyaan. Hyung macam apa mereka ini.
“Arraseo. Ah, ne. Kuambilkan dulu.” kata Eunhyuk sembari
pergi ke luar dari kamar untuk mengambil minum.
“Wookie-ah, bisakah kau memasakkan bubur untuk Yoona?
Kelihatannya dia belum makan. Sekalian ambilkan air hangat dan lap baru untuk
mengompresnya. Oh ya, aku masih ada persediaan obat penurun demam. Ambillah dan
bawakan kemari. Lalu..” ucapanku terputus, aku menggantungkan kalimat
terakhirku. Membuat para member heran menatapku. Aku merasa terpojok dilihati
seperti ini, risih tentu saja. Kulihat Heechul hyung tersenyum menatapku yang,
yaah.. Harus kuakui itu membuatku bingung dan juga malu.
“Lalu apa?” tanya Kyuhyun membuatku semakin terpojok. Aku
sungguh tak sanggup mengucapkan kalimat terakhir ini, membuatku sesak.
Entahlah.
“..Jangan katakan padanya bahwa aku yang menyelamatkan
dan membawanya kemari.” kataku cepat. Aku memalingkan wajah, mendengus berat.
Kusadari beberapa pasang mata menatapku sambil berdecak heran membuatku semakin
risih saja.
“Jangan menatapku seperti itu.. Jebal.” ucapku lirih, aku
menundukkan kepalaku dalam dan diam.
“Kenapa Hae-ah? Kau gengsi?” tebak Shindong hyung tepat
sasaran. Aku membeku di tempat, tak bisa menjawab sepatah katapun.
“Ya! Lee Donghae. Apa yang membuatmu begitu membencinya,
huh?” tanya Kangin hyung heran saat melihat perubahan sikapku dalam sekejap.
Kulihat Heechul hyung dan juga Sungmin hyung menatapku meminta penjelasan.
“Aku heran deh, kenapa kau masih memerdulikan gengsimu
saat seperti ini, Donghae-ah?” kini giliran Yesung hyung yang angkat bicara.
Mulutku terkatup rapat. Aku takut salah bicara dan nantinya malah bocor rahasia
terbesarku... bahwa aku sangat mencintainya, karena itu jugalah aku
mem’benci’nya.
“Ani. Aku..”
“Hae-ah, aku sudah kirim SMS pada Taeyeon untuk segera
menjemput Yoona disini. Mereka sedang jalan kemari.” ujar Leeteuk hyung yang
tiba-tiba nongol. Seingatku daritadi dia disini, kenapa tahu-tahu nongol dari
pintu ya? Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku. Namun masih dapat kurasakan
tatapan mengerikan dari hyung-hyung juga dongsaengku itu. Tak lama Eunhyuk
datang bersama Ryeowook membawa nampan berisi semangkuk bubur ayam dan dua
gelas air mineral. Eunhyuk memberikanku satu gelas air mineral dan langsung
kutegak, karena memang aku haus. Terlebih pertanyaan-pertanyaan member lain
membuat tenggorokanku kering.
“Donghae hyung, kau ini kenapa sih? Jangan terlalu benci,
nanti bisa berubah jadi cinta!” celetuk Siwon. Aku yang tengah menegak air
mineral yang diberikan Eunhyuk langsung tersedak.
Donghae POV end
Author POV
Donghae tersedak akibat perkataan Siwon yang menohok
langsung tepat di hatinya. Leeteuk menepuk-nepuk pundak Donghae sementara
Eunhyuk mengelus dada Donghae supaya air mineralnya tidak tumpah keluar
mulutnya.
“Ya! Jangan sembarangan!” ketus Donghae setelah bisa air
mineral itu melewati kerongkongannya. Wajahnya tampak gusar dan kilat matanya
tampak gugup. Leeteuk tersenyum penuh arti seraya memandangi
dongsaeng-dongsaengnya satu per satu.
“Masa? Dari wajah sih, kelihatan jelas...” goda Kyuhyun
menyikut pinggang Donghae. Namja yang biasanya jago ngeles inipun jadi tak
berkutik, ia bingung antara berkilah atau diam saja. Kalau berkilah nanti tidak
akan selesai-selesai, tapi kalau diam saja juga pasti tidak selesai-selesai
digodain.
“Aniyo. Sudah ah, aku lelah, aku mau tidur.” ucap Donghae
pada akhirnya. Ia bergegas meninggalkan kamar. Pikirannya kalut. Heechul tersenyum
kemenangan melihat hal itu seraya memandangi punggung Donghae yang semakin lama
semakin menghilang dari pandangan mata.
J J J J
“Oppa, bagaimana keadaan Yoong kami?” tanya Taeyeon
selaku sang leader cemas ketika mereka sampai di dorm Super Junior.
“Apakah Yoona terluka?” kini gantian Jessica yang
khawatir, biar bagaimanapun Yoona merupakan adik kecil mereka juga.
“Yoona sudah diberi makan kan, oppa?” tanya Yuri. Ya,
mereka –member Super Generation, memang sudah berada didalam kamar Yesung yang
menjadi tempat Yoona tertidur lelap, minus Donghae. Karena namja itu bersikukuh
untuk tidak keluar dari kamar. Pikirannya masih terpenuhi dengan beribu-ribu
pertanyaan yang berkelebat di otaknya. Ia memang mem’benci’ yeoja itu, namun
disisi lain ia juga mencintainya. Sangat. Ada beberapa alasan mengapa ia
terpaksa mem’benci’ yeoja yang selalu memenuhi bayang-bayang pikirannya tiap
hari itu.
“Sudah kok. Tenang saja, Yoona sudah sadar tadi. Lalu
setelah makan dan minum obat, ia tertidur lagi.” jawab Siwon tersenyum,
menampilkan lesung pipinya yang manis.
“Huffh.. Syukurlah. Aku tak menyangka Deer Yoong kita
bisa pingsang.” ujar Sooyoung yang langsung dijitak Taeyeon, Sooyoung nyengir
kuda seraya mengangkat tangannya membentuk huruf V.
“Eh. Kalian tahu.. siapa yang menggotong Yoona kemari?”
ujar Kyuhyun sok misterius. Member-member SNSD langsung merapat, mendengarkan
dengan baik tiap ucapan Kyuhyun. Sementara member Super Junior hanya berdecak
dan geleng-geleng kepala.
“Siapa, oppa?” tanya Seohyun mewakili eonniedeulnya.
“Donghae hyung!” pekik Kyuhyun tertahan.
“MWOYA?!” teriak member-member SNSD kaget. Kontan mereka
menganga dan menutup mulutnya dengan kedua tangan. Saling pandang dan bola mata
mereka empat kali lebih bulat dari sebelumnya.
“Hush, jangan berisik! Nanti ia bangun!” bisik Kangin
menunjuk Yoona yang masih terlelap.
“Mianhae oppa.. Kami kaget. Astaga! Yang benar?” tanya
Hyoyoen memastikan.
“Yes, benar sekali, baby. Mereka itu gengsinya gede sih!”
gerutu Eunhyuk seraya merangkul pundak Hyoyoen mesra. Hyoyoen cuman bisa
melongos, ia hafal betul kalau Eunhyuk begini berarti ada maunya.
“Ya! Jangan bermesraan disini, yadongers!” seru Heechul
membuat gelak tawa member Super Generation.
“Aish.. Hyung, kau ini.” keluh Eunhyuk dongkol, sebab diledekkin
dan membuat Hyoyoen tertawa puas. Eunhyuk merengut, bibirnya sengaja ia majukan
–tanda kesal.
“Ckck ini diluar dugaan kita, oppa. Dan diluar rencana
kita! Kukira tadi mereka pulang bersama. Ternyata jauh lebih baik daripada ini.
Kemajuan! Kuharap setelah ini mereka cepat-cepat berbaikan. Aku lelah mendengar
mereka bertengkar terus-terusan, bosan sekali!” gerutu Jessica ber-high five
ria bersama Tiffany. Gelak tawa mewarnai suasana yang sempat hening di kamar
tersebut.
“Yang pasti, sekarang kita sudah tahu jelas bagaimana
Donghae oppa kepada Yoongie dan juga Yoongie kepada Donghae oppa. Ya kan?”
celetuk Yuri tersenyum, mengerlingkan sebelah matanya. Membuat Yesung dan
Ryeowook tertawa.
“Kalau mereka jadian, kita harus dapat jatah paling
banyak!” seru Sunny diiringi senyum polos Seohyun pada tingkah eonniedeulnya
ini.
“Ngg.. Oppadeul, eo..eonnideul.. Seobaby..?” Yoona
menggeliat dalam tidurnya. Seketika para member yang tengah bercanda langsung
terdiam. Yuri mengambil alih dengan duduk di sisi ranjang untuk mengelus dahi
Yoona. Ia tahu persis kalau Yoona mengigau, ia harus dielus dahinya. Belum
sempat Yuri menenangkan Yoona yang gusar dalam tidurnya, Yoona meracau sambil
menangis, menyebabkan member Super Generation langsung merapat.
“Hwae.. oppa.. Hiks.. Hwae oppa.. Lee Donghae, baboya!
Hiks.. Babo.. Hiks.. Hiks.. Hwae oppa, appoyeo..” racau Yoona. Isak tangis
menyertai kedua bola matannya yang masih terpejam. Suaranya parau dan nafasnya
ngos-ngosan –seperti orang habis berlari.
“Yoong, hei.. Ini aku, Yuri. Yoong? Yoona-ya!” seru Yuri panik.
Yoona mulai menghentakkan kaki dan tangannya, sejurus kemudian ia benar-benar
menangis keras dalam tidurnya. Bahkan sampai meronta-ronta.
“Yoona-ssi, bangun!” seru Shindong ikutan panik.
“Ya! Yoong, bangun.. Jebal, jangan seperti ini..”
sekarang Tiffany mengguncangkan lengan Yoona dengan kasar, bermaksud supaya
yeoja ini bangun dari tidurnya yang sepertinya, err.. Seram.
“Hwae oppa.. Hikss..” Yoona terus-terusan meracau dan
bergerak kesana kemari dalam keadaan tidur. Entah apa yang diimpikannya, yang
pasti sepertinya menyeramkan hingga ia menghentak-hentakkan kaki seperti ini.
“Yesung, panggil Donghae-ah! Ppaliwa!” perintah Leeteuk.
Sigap, Yesung keluar kamar ditemani Kyuhyun dan Eunhyuk untuk memanggil Donghae
di kamarnya. Sementara itu, di kamar Donghae, Donghae tidak bisa tidur karena
masih saja memikirkan sosok yeoja itu. Pikirannya jauh melayang ke beberapa
tahun yang lalu...
Flashback
Donghae menghirup
udara segar pagi hari dengan semangat. Ya, ini adalah hari pertamanya setelah
debut menjadi grup Super Junior. Ia segera menuju ke kamar mandi dan segera
berbenah. Hari ini ia akan mengisi suatu acara di televisi bersama member Super
Junior yang lainnya.
Setelah memilah-milah beberapa setelan jas dan kemeja, ia
segera memakainya dan keluar kamar. Namun, ruang tamu tampak sepi. Donghae
mendengus heran juga kesal. Kemana para member yang lain?
Akhirnya ia memutuskan untuk menuju ruang practice,
mungkin saja para member berada disana. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar
dari dorm dan segera mencari member yang lain.
Donghae melihat Leeteuk tengah bercengkrama di belokan
koridor menuju ruang practice dengan seorang yeoja. Donghae memicingkan mata
dan... Itu Yoona. Ia melihat Yoona dan Leeteuk tampak mesra. Matanya memanas,
hatinya sakit dan lidahnya terasa kelu untuk memanggil sang leader. Terlebih
ketika ia melihat Leeteuk merangkul pundak Yoona lalu tertawa bersama. Ya,
Donghae sudah menyukai gadis cantik berdahi indah itu sejak masih jadi trainee.
Malah bisa dibilang Donghae jatuh cinta pada pandangan pertama, namun
pemandangan tadi membuat hatinya berubah. Ia berpikiran aneh yaitu,.. Yoona
sosok yeoja yang suka mencari perhatian. Mungkinkah? Apa itu karena emosi
sesaatnya? Entahlah.
Flashback
off.
Donghae menghela nafas berat, direngkuhnya erat guling
putih polos tanpa corak tersebut, berharap ia bisa tidur dengan nyenyak.
Sebenarnya masalah ia mem’benci’ Yoona sangatlah tidak logis. Secara akal,
memang begitu. Namun yang namanya amarah, tidak memakai akal logika. Itulah
yang membuat Donghae menyesal karena percakapan pertamanya dengan Yoona jadi
ketus dan berangsur sampai sekarang. Lagipula, ia juga tidak tahu bagaimana
perasaan Yoona pada Leeteuk kan? Jujur saja, Donghae tidak bisa marah pada
leadernya tersebut karena ia menyayanginya. Donghae juga merasa bersalah pada
Yoona, karena membuatnya kesal terus-terusan terkadang membuat emosi Yoona
membuncah, namun hatinya juga begitu kelu. Ia harus akui, rasa gengsi dan
perasaan sayangnya sangat besar tertanam dihatinya. Terlebih semenjak SNSD
debut, Yoona-lah yang paling banyak fanboys. Dan itu membuat Donghae semakin
ciut untuk berbaikan dengan yeoja cantik itu.
Tak lama, pintu kamar Donghae dibuka kasar. Donghae
menoleh dan mendapati Yesung, Eunhyuk dan juga Kyuhyun berada di ambang pintu
kamarnya. Donghae segera bangun dari posisi tidur ke posisi duduk. Heran
melihat kedatangan ketiga orang ini yang –tiba-tiba– dan juga kasar.
“Kenapa hyung? Kyu?”
“Ayo. Kau ikut kami!” kata Yesung terengah-engah, Yesung
menarik lengan kanan Donghae sementara Kyuhyun menarik lengan kirinya erat.
Donghae hanya bisa diam dan mengikuti saja, meskipun ia heran sekali, terlebih
Eunhyuk berbisik padanya.
“Akuilah. Jangan sampai menyesal. Be a gentleman!”
Dahi Donghae mengerut dan bibirnya mengerucut. Bingung
dan merasa tingkah mereka sangatlah aneh. Tahu-tahu gebrak pintu lalu menarik
lengan Donghae. Donghae dengan pasrah mengikuti Yesung dan Kyuhyun yang belum
melepaskan cengkraman tangan mereka, sampai ke... Kamar Yesung! Donghae sontak
ingin melepaskan tangannya karena mulai menangkap maksud adegan tarik-menarik
ini, namun ternyata cengkraman Yesung dan Kyuhyun bertambah kuat. Mereka
rupanya sudah mengantisipasi akan hal ini. Lalu Eunhyuk juga mendorong punggung
Donghae supaya tidak kabur. Alhasil, Donghae masuk ke kamar Yesung yang –sudah
pasti– akan membawanya ke dalam jurang petaka, tempat dimana yeoja yang
membuatnya tak bisa tidur itu terlelap.
Klek..
“Hiks.. Hikss.. Hwae oppa..” samar-samar Donghae
mendengar suara tangisan. Perlahan Yesung dan Kyuhyun melepaskan cengkraman
mereka di lengan Donghae dan Eunhyuk menutup pintu kamar. Tampaklah
segerumbulan orang tengah mengerubungi gadis yang meronta-ronta sambil menangis
dalam tidurnya. Donghae memandang nanar yeoja yang tengah dikerubungi itu,
yeoja itu menangis memanggil namanya! Yoona mengigau memanggil nama Donghae.
Lidahnya terasa beku seketika dan hatinya runtuh, runtuh karena melihat yeoja
ini menangis seraya memanggil namanya, bahkan dalam tidurnya.
Donghae perlahan mendekati ranjang Yoona. Ia melirik jam
di dinding. Jam 9.00. Lalu menatap yeoja yang masih terisak dan terus-terusan
memanggil Donghae. Member Super Generation pun merenggang, mereka memberi Yoona
dan Donghae kesempatan. Untuk bersama, tentu saja.
“Hiks.. Oppa, mianhae..”
Terkejut. Donghae terdiam, ia menelan ludah dengan susah
payah. Untuk apa Yoona meminta maaf dalam tidurnya? Harusnya Donghae, bukan? Sementara
member Super Generation menatap kedua sejoli ini heran juga berdecak geregetan.
Donghae terpejam beberapa saat. Tak lama ia menghembuskan nafas panjang sembari
membuka matanya, Donghae menghampiri sisi kanan ranjang dan menyuruh Yuri
bergeser, Yuri pun berdiri disamping Yesung. Namun ternyata Leeteuk dan Taeyeon
memberi isyarat pada para member untuk pergi dari ruangan, untuk memberi waktu
pada dua manusia gengsi yang saling men’benci’ satu sama lain ini.
“Hei, Yoong, uljima.” ucap Donghae mengusap pipi Yoona
dengan ibu jarinya. Donghae duduk di dekat kepala Yoona. Tangan kirinya menghapus
airmata yeoja itu dan tangan kanannya mengelus lembut punggung tangan Yoona.
Hebatnya, dengan sentuhan seperti itu, bisa langsung membuat Yoona tertidur
kembali. Yoona langsung tenang ketika Donghae mengusap tangannya lembut.
Donghae tersenyum lembut. Sedetik kemudian ia sadar bahwa di ruangan ini ia
hanya berdua dengan Yoona. Donghae pun mendengus, ia tahu pasti hyung-hyung
serta dongsaeng-dongsaengnya sengaja. Donghae menghela nafas panjang, kesal dan
terharu mengaduk-aduk hatinya saat ini.
Donghae POV
Aku memerhatikan lekuk wajah yeoja dihadapanku ini.
Sungguh cantik ketika ia terlelap. Bibirnya yang mungil, matanya yang
meneduhkan, hidungnya yang mancung dan... dahinya yang lebar juga indah. Aku
menyukainya, semua. Ah, mungkin aku jadi semakin memuja gadis ini, ia sungguh
sempurna. Lalu, tadi ia memanggil-manggil namaku dalam tidurnya dan meminta
maaf. Ada apa? Apa yang dimimpikannya?
Aku menelusuri wajahnya dengan jari telunjukku. Tanpa
kusadari, bibirku menyunggingkan senyum saat menatap wajahnya. Ingin rasanya
kukecup bibirnya yang mungil itu dan mengatakan bahwa aku sangat...
mencintainya. Ya, ya, persetan dengan masa lalu itu. Toh, aku juga seharusnya
tidak begini. Hanya karena salah paham saja, kan? Mungkin begitu. Ah, baboya,
Donghae! Kenapa kau begitu mudah tersulut emosi? Huh.
“Waeyo, oppa?”
Aku tersentak. Suara serak nan lembut membuat guratan
tanganku berhenti. Yoona perlahan membuka matanya, ia menatapku yang masih
terdiam menatapnya –bingung dan kaget, dengan pandangan buram. Airmata sudah
memenuhi pelupuk mata gadis itu. Meski begitu wajahnya tetap memancarkan
kecantikan yang selalu kupuja, oke mungkin berlebihan tapi inilah kenyataannya.
“Waeyo?” tanyanya lagi. Yoona mengucapkan kata yang sama.
Seakan tersadar, tanganku beranjak. Aku menggenggam tangan Yoona. Meremasnya
pelan. Lalu tersenyum memandangi kedua bola matanya yang telah basah. Mungkin
inilah saatnya, saat yang tepat untukku jujur. Mungkin inilah maksud Eunhyuk
tadi.
“Apanya yang kenapa?”
“Kenapa kau begitu, maksudku –kenapa kau begitu jahat
kepadaku sementara pada eonniedeul dan oppadeul juga Seobaby kau baik sekali?
Wae?” ucap Yoona lirih. Aku menatap bola mata gadisku –ani, calon gadisku ini
dalam.
“Kau percaya cinta pada pandangan pertama?”
Donghae POV end
Yoona POV
“Kau percaya cinta pada pandangan pertama?” tanya Donghae
oppa, tepatnya mungkin bertanya sendiri. Aku menatapnya dengan pandangan
aku-tak-mengerti-maksudmu. Tapi ia hanya tersenyum yang aku tak tahu maksudnya
apa. Lalu matanya menerawang lurus ke depan. Badanku masih sangat lemah
sehingga sulit rasanya untuk berbicara, efek karena aku terlalu kelelahan
belakangan ini, mungkin.
“Awalnya aku tidak percaya. Mana mungkin kan, orang yang
baru pertama kali bertemu bisa langsung jatuh cinta. Itu asumsiku sebelum...
Sebelum aku merasakannya.” Donghae oppa menatapku lagi. Aku yang tidak siap ia
tatap seperti itu langsung salah tingkah. Aish, Im Yoona baboya! Apa-apaan ini,
jangan tunjukkan sisi lemahmu!
“Aku sempat menyangkal pada kenyataan. Aku sempat berpikir
bagaimana mungkin aku menyukai sosok yeoja yang baru pertama kali kulihat? Tapi
semua pemikiran itu hilang begitu saja saat semuanya benar terjadi. Aku
berontak? Tentu saja. Tapi akhirnya aku menyerah. Aku membiarkan seluruh
perasaan ini menguap begitu saja. Aku bahagia? Tentu. Yeoja itu sungguh
mengalihkan duniaku. Semua perhatianku. Seluruh rongga hatiku. Dengan segala
kesempurnaannya. Wajahnya yang bersih dan keceriaannya sejak awal trainee.
Hatinya yang lembut dan mudah bergaul dengan siapapun, berbeda denganku yang
sukar mencari teman meski orang bilang aku ini orang yang supel...”
Aku tercengang mendengar celotehan Donghae oppa. Siapa?
Siapa yeoja yang dimaksudnya? Siapa gadis trainee yang selama ini menjadi
tambatan hatinya? Jantungku berdebar kencang. Mataku tak lepas dari Donghae
oppa yang tengah mengelus lembut punggung tanganku, membuatku keringat dingin.
Ya, oppa, kau ingin membuatku kehabisan nafas? Huh?
“Bagiku awalnya, ia terlalu tomboy. Bagaimana bisa aku
mencintai gadis tomboy? Bagaimana pula aku bisa mencintai orang yang begitu
blak-blakan? Tapi semuanya seperti tak ada jawaban, aku tak menemukannya
sekalipun aku mencarinya. Cinta yang tumbuh dari dalam hatiku, memenuhi rongga
dadaku hingga terkadang membuatku sulit bernafas, membayang-bayangi tiap akal
pikiranku ini sungguh indah. Jika selama ini aku mengartikan cinta itu saling
mengasihi saja, kini berbeda sudah. Aku menemukan cinta yang unik. Cinta yang
kurasakan berbeda dari kebanyakan orang bilang. Menurutku, cinta inilah yang
mudah membuatku terbang ke awang-awang namun terhempas begitu saja ke tanah.
Cinta yang selalu riang dan dan kesana
kemari dengan senyuman indah terukir di bibirnya seperti kupu-kupu kapanpun dan
dimanapun..”
Nafasku tertahan saat ibu jari Donghae oppa menelusuri
bibirku. Ia tersenyum! Aigooo, senyumnya itulah mengapa aku bisa bertahan saat
bertengkar dengannya selama ini. Ya Tuhan, aku yakin wajahku sekarang sudah
memerah menahan malu.
“Aku sungguh-sungguh mencintai yeoja itu.” ucap Donghae
oppa tersenyum, menampilkan gigi-giginya bersih dan harus diakui bahwa ia
tampak tampan saat tersenyum seperti ini.
“Siapa?” tanyaku dengan suara serak. Ya Tuhan, jangan
buat aku tersungkur ke tanah sekarang juga. Aku tercekat mendengar suaraku sendiri. Aku takut, tentu saja iya. Bagaimana
kalau yeoja itu ternyata orang yang kukenal? Atau bahkan salah satu dari
eonniedeulku? Apa mungkin... Sunye eonnie? Kudengar dari Heechul oppa waktu itu
mereka dekat. Aku penasaran, oppa, sungguh...
“Kau tak tahu? Padahal orang itu... Kau. Kaulah orangnya
Yoong.”
Mataku membulat. Dan kupastikan mulutku terbuka lebar.
Aku tak percaya orang yang dihadapanku ini Donghae oppa. Ya Tuhan, jangan bangunkan
aku dari mimpiku ini...
“Ka..kau.. Kau bohong! Jangan membuatku GR, babo!” ucapku
lantang. Aku menepis tangannya yang sedaritadi menggenggam tanganku erat. Aku
bangun dari posisi tidurku menjadi duduk dan memunggunginya. Airmataku nyaris
menetes. Entah rasa bahagia dan sedih. Juga bingung. Mengingat sikapnya yang
kasar dan jutek kepadaku, aku merasa tidak yakin dengan apa yang kudengar
barusan. Donghae oppa –namja yang kucintai– baru saja mengatakan bahwa ia
mencintaiku. Sejak masa trainee. Benarkah? Lalu mengapa ia begitu galak padaku?
Mengapa ia tak bisa sedikitpun bersikap selayaknya orang yang mencintai yeoja?
Mengingatnya saja sudah membuatku kesal sendiri.
“Aku tidak berbohong.. Jebal, lihat aku.”
“Shirreoyo!”
Yoona POV end
Author POV
“Shirreoyo!” Yoona masih tetap bersikeras memunggungi
Donghae. Gadis itu nampak hampir saja menangis, matanya mulai basah dan
memerah. Bahunya naik turun seirama dengan nafasnya yang menderu. Emosi jiwanya
kini sedang balap-balapan dengan perasaan haru dan senang menyeruak dari dalam
hatinya. Seakan respek, mata Donghae menangkap situasi, lalu merengkuh Yoona
dari belakang. Ia menyandarkan dagunya di bahu kiri Yoona. Melirik gadis itu
sambil tersenyum tipis. Ibu jarinya menghapus airmata yang sudah turun
menjelajahi pipi mulus Yoona. Memandang Yoona dalam dengan pandangan yang sulit
diartikan. Kedua matanya menatap lekukan wajah Yoona dari dekat dengan lembut.
Sebenarnya jantungnya sudah berdebar kencang dan suhu badannya naik drastis,
namun ia menepis segalanya dan memfokuskan pikirannya pada sosok gadis yang
tengah direngkuhnya ini.
“Gwenchana? Mianhae. Jeongmal mianhae. Aku bukan orang
yang mudah berinteraksi dengan gadis yang kusayangi. Terlebih gadis itu
istimewa di mata banyak orang, bukan hanya aku saja. Kau mengertikan maksudku?”
ucap Donghae sendu. Wajahnya menunjukkan raut penyesalan yang begitu dalam.
Yoona melirik wajah Donghae yang hanya sekian senti dari wajahnya. Jantungnya
berdebar-debar, tangan dan kakinya panas-dingin semenjak Donghae memeluknya
dari belakang. Jujur, ia cukup malu dan juga salah tingkah.
“Lalu kenapa kau bilang tadi jangan mengatakan padaku
bahwa kau orang yang menyelamatkanku waktu aku dirampok tadi? Kenapa kau begitu
jahat padaku, sementara yang lain tidak? Mengapa juga kau selalu senang
membuatku marah atau kesal padamu kalau kau memang mencintaiku, oppa?” tanya
Yoona getir. Donghae meraih dagu Yoona agar gadis itu menatap matanya.
“Kau dengar? Soal itu.. Itu. Karena aku belum siap. Aku
belum siap untuk menerima kenyataan. Aku ini pengecut, Yoong. Aku takut kau dan
aku tidak memiliki perasaan yang sama. Aku tak bisa menerka-nerka bagaimana
perasaanmu padaku. Jadinya aku ketus. Kau tahu? Kesan pertamaku kepadamu yang
mungkin saja membuatmu benci padaku itu, membuatku selalu menyesal, Yoong. Bodoh,
bukan?” jawab Donghae halus. Senyumannya yang teduh membuat jantung Yoona
nyaris mencelos.
“Oppa.. Kau tidak bodoh.”
“Ani. Aku bodoh, karena terlalu lama mengakui perasaan
ini padamu. Aku bodoh karena begitu mudah tersulut emosi. Tapi, yang harus kau
tahu.. Aku sangat mencintaimu.” bisik Donghae, Yoona menunduk menyembunyikan
pipinya yang merona karena ucapan Donghae.
“A..aku..
Harusnya aku yang minta maaf. Aku.. Aku selalu saja marah-marah pada oppa. Aku
juga minta maaf kalau tingkahku kerap membuatmu kesal. Dan aku juga.. Aku juga
membohongi diriku sendiri soal perasaanku padamu. Maafkan aku, oppa.. ”
Donghae mengernyit heran. Ia menoleh pada sosok yeoja
yang kin pipinya bersemu merah seperti tomat. Donghae tersenyum penuh arti, ia
mengelus rambut Yoona penuh sayang dan menyentil dahi lebar nan indah Yoona
gemas.
“Appo..” rintih Yoona manja. Donghae tertawa melihat
gadis itu merintih sambil memanyunkan bibir dan menggembungkan pipinya. Donghae
terdiam beberapa saat memandang Yoona yang masih merengut jengkel, ia terkagum
melihat kecantikannya gadis ini.
“Emm.. Yoong, kau tahu aku sulit mengungkapkan perasaanku
pada gadis. Jadi.. Begini saja deh, may I
doin’ this?” tanya Donghae pelan tepat di telinga kiri Yoona, membuat gadis
itu bergidik. Yoona menoleh, menatap Donghae yang tengah memandangnya kagum.
Seakan berbicara lewat telepati. Tak lama Yoona mengangguk pasti, dengan
senyuman manis terukir di bibir
mungilnya. Donghae memandangi Yoona lama, begitu pula gadis itu. Saling pandang
dan tersenyum. Lama-lama wajah mereka semakin dekat, hingga hidung mereka bersentuhan.
Donghae dan Yoona menutup kedua mata mereka, sekiranya membiarkan waktu
berjalan bagaikan angin dan memberi jalan kedua sejoli ini mengucap janji lewat
hati.
CHU~
Bibir mereka bersentuhan. Donghae melumat bibir mungil
itu pelan, tanpa nafsu tersirat. Malahan terkesan penuh kasih sayang. Yoona
membalikkan tubuhnya menghadap Donghae, melingkarkan kedua tangannya dileher
namja tampan tersebut. Donghae tersenyum disela-sela ciuman mereka. Donghae
mengeratkan pelukannya Yoona hingga mereka hampir saja ambruk karena Donghae
kehilangan keseimbangan. Mereka berdua jatuh ke kasur dengan Yoona terlentang
dan kedua lututnya menekuk, dan Donghae memeluk tubuh yeojanya tersebut. Salah
satu tangan Donghae ia gunakan untuk menahan tubuhnya sementara tangan satunya
lagi untuk memeluk Yoona. Kaki Donghae terjuntai ke bawah. Bibir mereka masih
saling memangut mesra tanpa ada hasrat nafsu melainkan cinta, sampai....
“Omona!! Apa yang kalian lakukan?!” pekik Taeyeon di
ambang pintu yang terbuka. Nampaklah member Super Generation juga berderet
dibelakang Taeyeon dan Leeteuk. Sontak Donghae melepaskan ciuman mereka, namun
rupanya Yoona malah merengkuh Donghae lebih erat. Namja itu panik dan malu
karena hyung-hyung juga dongsaengnya sekarang tengah cekikikan melihat mereka
berdua.
“Sudahlah, Taeng. Biarkan saja mereka dulu. Kau ini
seperti tidak pernah berciuman dengan Leeteuk hyung.” ujar Kangin menggoda
Taeyeon, membuat gadis itu merona sementara Leeteuk menggaruk-garuk tengkuknya
yang tak gatal.
“Benar, benar. Biarkan saja. Oh iya, apa perlu kita
tinggal mereka berdua disini? Kita cari makan saja.” tanya Yuri pada member
Super Generation.
“Tinggal! Ayo, kita pergi saja.”
“Hmmmpphhh.. Hmmmph.. Bwahh..” Seketika Donghae
melepaskan ciuman mereka dengan nafas ngos-ngosan. Donghae menatap tajam ke
arah member Super Generation yang tengah mengangkat jari mereka membentuk huruf
V lalu pandangannya beralih pada Yoona yang cengengesan dibawahnya. Donghae
menyeringai evil. Sedetik kemudian ia memanggut bibir Yoona lagi, menggoda
yeojanya tersebut dan sontak Yoona melotot garang. Donghae tertawa penuh
kemenangan disela ciuman mereka. Sempat Yoona hendak melepaskan cengkraman
Donghae, namun sia-sia. Pada akhirnya toh ia menikmatinya.
“Kau curang!” desis Donghae menyeringai di sela-sela
ketika ia mencium bibir mungil itu lagi.
“Yak! Lakukan ini dikamarmu saja, Hae-ah! Ini
kamarkuuuu!!” pekik Yesung keki memandang kedua sejoli yang tengah memulai
rajutan cinta mereka. Sedangkan yang lain tertawa bahagia. Akhirnya..., selesai
sudah penderitaan mereka mendengarkan pertengkaran dua sejoli ini. Batin member
Super Generation.
END.
Gimanaaa? Maaf ya endingnya begini gak kepikiran lagi x_x
Typokah? Mianhae:(
Nanti bakal jadi lebih baik lagi kooook, hwaiting^-^
ahh , so sweet .. tpi endingnya kurang greget nieeehhh ..bikin lsgi dong :))
BalasHapusso sweettttt....
BalasHapus