Jumat, 11 Mei 2012

Fanfics: Oppa, I Hate (but Love) U Part 1 (YoonHae)


Author            :           ShinEunMi
Judul              :           Oppa, I Hate (but Love) U.
Main Cast      :           Im Yoona >< Lee Donghae.
Other Cast     :           Super Junior member & SNSD member
Genre             :           Two-Shoot, Romantic
Rating             :           PG-15
Note                :           Annyeonghase^^ Author kembali dengan FF baru author nih. Gimana sama FF kemarin-kemarin?._. Semoga yang ini jauh lebih yaa chingu^^ Dan mohon RCL biar aku bisa meningkatkan kualitas Ffku selanjutnya. Gamsahamnida~



Author POV

            Udara pagi memasuki jendela kamar ruangan yeoja yang masih tertidur pulas di kasurnya. Jendela kamar telah terbuka lebar dan gorden pun disibakkan. Sosok yeoja tersebut masih saja meringkuk di kasur membuat sang leader hanya bisa geleng-geleng kepala.
            “Yoong, bangun ppali! Sudah siang.. Ya! Yoona! IM YOONA!!” teriak Taeyeon kencang tepat di telinga Yoona.
            Yoona menggeliat pelan, ia meregangkan tubuhnya yang kaku sembari menatap polos sosok Taeyeon yang sudah kesal setengah mati. “Eonnie, ini sudah pagi?”
            “Ini sudah siang, bukan pagi lagi. Ppali! Kita akan ambil take MV Only Love, cepat mandi dan sarapan!” tegas Taeyeon seraya meninggalkan Yoona yang mengerjap-ngerjapkan mata, ia tampak begitu kelelahan. Kemudian Yoona menyingkap selimut tidurnya yang bercorak lumba-lumba sambil menguap.

J J J J

Author POV end


Yoona POV

            Ugh. Taeyeon eonnie ini benar-benar deh, aku masih lelah gara-gara kemarin seharian aku mengisi acara disana-sini. Huaa, lihat ini jam berapa dan aku masih asyik saja dengan kasurku. Ah sudahlah, aku harus segera mandi.
            “Yoong, cepat mandi sana. Jangan menguap terus.” celetuk suara lembut sontak menyadarkanku. Aku menoleh cepat dan tersenyum mendapati Yuri eonnie tengah tersenyum kepadaku di ambang pintu.
            “Ne, eonnie.” sahutku riang. Aku lalu beranjak menuju kamar mandi sambil bersenandung kecil.

J J J J
            “Lho, eonnie? Kemana yang lainnya?” tanyaku ketika selesai berbenah mendapati Yuri eonnie sedang duduk di sofa yang sedang membaca majalah. Dari penampilannya sih, kulihat ia sudah rapi sekali. Tapi kemana member lain?
            “Aku menunggumu, member yang lain berangkat lebih dulu. Katanya kau terlalu lama.” jawab Yuri eonnie lembut, menutup majalahnya dan berjalan ke arah aku berdiri.
            “Mwoya?! Aish, bisa-bisanya... Aku kan kemarin padat aktifitas, eonnie. Makanya terlambat.” gerutuku manyun. Bukan apa-apa, masalahnya aku ditinggal, beruntung Yuri eonnie baik mau menungguku. Kalau tidak? Wah, aku bisa sendirian berangkat ke lokasi syuting.
            “Ne ne, sudah kajja. Semuanya sudah menunggu.” seru Yuri eonnie menarik lenganku cepat dan terkesan.. buru-buru. Aku dengan sigap langsung menyejajarkan langkah kakiku dengan Yuri eonnie.
            “Eonnie, pelan-pelan. Appo..” ringisku. Walau aku Strong Im Yoona, kalau ditarik-tarik seperti ini juga bakalan kesakitan tau.
            “Ah, mianhae. Eonnie terlalu bersemangat.” Yuri eonnie cengengesan sambil tetap melangkah. Aku hanya bisa mendengus heran. Tumben sekali Yuri eonnie begini. Tunggu! Tadi juga ia sengaja menungguku dan seingatku sikapnya hari ini berbeda dari biasanya. Aneh.. Ada apa ya?

Yoona POV end


Author POV

            “Ya! Yoona, kau lama sekali sih!” pekik Sooyoung begitu mendapati eternal magnae mereka sampai bersama Yuri. Kedua tangannya ia lipat di depan dada dan bibirnya merengut kesal, kelihatannya mereka sudah menunggu Yoona terlalu lama.
            “Hehehe.. Mianhae, tadi aku telat bangun.” jawab Yoona memasang tampang polosnya. Sooyoung mendengus kesal, sementara member yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
            “Hei, Yoona-ah dan Yuri-ah sudah datang?” Leeteuk datang dari arah belakang gerombolan mereka bersama dengan member Super Junior yang lain dibelakang Leeteuk membentuk barisan rapi yang –hampir saja membuat Yoona tertawa.
            “Ne, mianhae. Aku terlambat bangun, jadi telat datang, oppa.” kata Yoona penuh dengan penyesalan dan memakai jurus ampuhnya yaitu.. memasang wajah lelah dengan puppy eyesnya.
            “Arraseo, tenang saja. Kami tidak lama menunggumu, Yoona-ah.” jawab Leeteuk mengeluarkan senyum angelnya.
            “Tidak lama, paling hanya satu setengah jam.” celetuk suara namja ketus. Wajahnya kesal dan tampak menyimpan dendam. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku baju sementara dagunya sengaja ia dongakkan –tanda sombong.
            “Ya, Hae-ah, jangan membuat perang dunia dulu.” bisik Eunhyuk yang berada di sebelah kiri Donghae pelan.
            “Aku berbicara faktanya. Satu setengah jam itu waktu terlama untuk orang ngaret dengan alasan seperti dia.” ungkap Donghae getas. Sontak membuat member Super Junior dan SNSD menelan ludah. Kalau sudah begini biasanya...
            “YA! Aku sudah minta maaf tadi. Lagipula, siapa sih yang mau telat? Hah? Asal kau tahu saja, aku lelah sekali! Tanyakan saja pada manajerku berapa banyak kegiatan yang kulakukan dalam sehari kemarin?!” pekik Yoona tak kalah tajam. Matanya melotot garang pada sosok namja menyebalkan ini.
            “Aku tak perduli kegiatanmu. Untuk apa aku tahu semuanya? Toh, aku masih punya banyak urusan yang  lebih penting daripada itu.” balas Donghae sinis. Yoona memutar bola matanya dongkol mendengar jawaban Donghae.
            “Whatever Mr. Lee! Aku tak punya banyak waktu untuk mengurusi dirimu!” desis Yoona marah, ia benar-benar terbakar emosi.
            “Sudah, jangan bertengkar.” Leeteuk mencoba melerai sepasang tikus dan kucing ini, meski hasilnya.. pasti sia-sia.
            “Aku tak ingin bertengkar, oppa! Lihat, dongsaeng kesayanganmu inilah yang membuat kepalaku mau pecah!” teriak Yoona menahan airmatanya. Yuri dan Seohyun langsung pasang badan memeluk kedua sisi tubuh Yoona agar gadis itu tak limbung. Mereka berdua tahu kalau sudah keadaan seperti ini, mau tak mau mereka harus memegang atau bahkan memeluk Yoona untuk menenangkan diri gadis ini.
            “Sudah, Yoong, jangan dipikirkan. Donghae oppa, bisakah sekali-sekali kalian tidak bertengkar? Apa kau tidak lelah bertengkar terus-terusan dengan Yoona?” lerai Taeyeon bijak, ia berusaha berbuat baik pada dua orang ini. Meskipun mereka berdua sering bertengkar sebenarnya Taeyeon tahu kalau dua orang ini...
            “Never!” desis Donghae sinis. Skak. Satu kata untuk dua pertanyaan dijawabnya, membuat Taeyeon jadi pusing seketika. Kemudian ia berbalik badan dan berusaha menghindari kontak dengan Yoona, gadis yang katanya jadi pujaan para pria dan juga banyak fansboy ini. Jessica dan Tiffany saling pandang melihat kontroversi barusan, sedetik kemudian mereka menghembuskan nafas berat. Begitu pula member Super Junior, sebagian ada yang menggaruk-garuk kepala, ada juga yang menghembuskan nafas pasrah.
            “Yoong, jangan dipikirkan ucapan Donghae. Dia kadang memang seperti anak kecil. Mungkin dia sedang uring-uringan. Oke?” hibur Leeteuk mengusap kepala Yoona pelan, diiringi anggukan member lain. Mereka sudah kehabisan kata-kata menanggapi pertengkaran Donghae-Yoona yang  sudah seperti sarapan bagi mereka.
            “Aku salah apa sih, oppa? Eonnie? Kenapa Donghae oppa kelihatannya benci sekali padaku?” keluh Yoona menahan airmatanya agar tak tumpah. Wajahnya sudah memerah menahan amarah yang nyaris membludak dan make up tipis yang dipakainya sudah luntur karena keringat akibat bertengkar dengan Donghae. Leeteuk memandang dongsaeng-dongsaengnya yang hanya mengangkat bahu, begitu pula Taeyeon pada member SNSD yang mengangkat bahu, kecuali Yuri. Yuri malah tersenyum dan merangkul Yoona dengan senyum aneh yang pernah dilihat Yoona.
            “Donghae oppa tidak membencimu, Yoong.” kata Yuri mengelus punggung Yoona, menenangkan gadis itu agar tak lagi marah. Meskipun Yoona kelihatannya marah, namun hati kecilnya sebenarnya 1800 berbeda dan selalu berkata kebalikannya.
            “Benar, aku tahu persis Donghae-ya seperti apa, tidak mungkin ia bisa membencimu, Yoong. Jadi.. Bersabarlah.” sahut Heechul tersenyum penuh kelembutan. Heechul mengelus pundak Yoona, memberi semangat pada gadis itu.
            “Mungkin tadi hyung sedang datang bulan atau sedang ngidam!” celetuk Ryeowook diiringi getakan kepala dari Sungmin dan Kyuhyun. Sungmin dan Kyuhyun heran, bisa-bisanya Ryeowook bercanda saat seperti ini. Ryeowook hanya meringis kesakitan sambil nyengir-nyengir.
            “Ya sudah, kajja kita mulai syutingnya.” Jessica akhirnya menengahi sekaligus menyudahi momen dan langsung ngacir begitu saja, namun ke arah Jonghyun SHINee, bukan ke arah studio.
            “Ckck, dasar Jessica. Bisa-bisanya dia modus bilang mau mulai, ternyata malah nyamperin Jonghyun!” gerutu Sungmin sambil geleng-geleng kepala. Member lain pun tertawa, Yoona hanya tersenyum tipis menanggapinya, tubuhnya sudah melemas semenjak bertengkar tadi.

Author POV end

J J J J

Yoona POV

            Aku termenung di sofa ruang tunggu sambil menunggu dirias ulang –karena make-up yang sedikit luntur tadi. Pikiranku berkecamuk, antara kesal dan sedih. Aku bingung, mengapa Donghae oppa begitu galak padaku sementara pada orang lain tidak? Malahan, dia bisa tertawa lepas di hadapan orang lain dan bercanda ria dengan siapapun. Ketika di hadapanku? Tidak. Padahal dari awal debut, aku sudah menyukainya. Jujur saja, matanya yang teduh, wajahnya yang seperti anak kecil begitu pula dengan tingkahnya membuatku merasa nyaman. Senyumnya pun sangat menawan. Terlepas dari itu dia memang menyebalkan, seperti tadi. Ada saja yang membuatku kesal dan memancing emosiku. Argh, sungguh aku kesal. Tapi tak bisa kupungkuri, disaat bersamaan aku menyayanginya. Aku bahagia dengan itu, ya, mungkin.
            “Yoona-ya?”
            Aku menoleh pada asal suara. Heechul oppa. Dia tersenyum kepadaku, aku hanya tersenyum tipis. Heechul oppa mengambil tempat di sebelah kananku duduk. “Waeyo?”
            “Ani. Kau.. Marah pada Donghae?” tanya Heechul oppa hati-hati dan menekan kata ‘marah’. Aku tahu Heechul oppa bukan tipe orang yang suka basa-basi, tapi tak berarti harus bertanya hal ini dengan to the point kan?
            “Menurut oppa?” aku malas membahas dan menjawab pertanyaan mengenai hal ini, karena... Aku sendiri bingung bagaimana menjawabnya.
            “Menurutku sih iya. Kau boleh marah, tapi jangan benci padanya, Yoong.” ujarnya membuat keningku berkerut. Bagaimana bisa aku membencinya jika aku juga mencintainya? Andwae, aku tak boleh berpikir begitu. Ya! Im Yoona babo.
            “Apa maksud oppa?”
            “Aku hanya tidak ingin kedua dongsaeng kesayanganku bertengkar, makanya jangan kau membencinya. Kurasa Donghae tidak punya dendam tersendiri denganmu. Jadi.. Yah, intinya jangan membenci dia. Arraseo?” ungkap Heechul oppa menyentil dahiku. Ia tersenyum, sementara aku menanggapi dengan senyum datar.
            “Aish.. Appo. Memangnya siapa yang membenci siapa? Aku tak menyatakan bendera perang, dia saja yang mulai duluan.” keluhku. Sebenarnya aku bingung juga kenapa tiba-tiba Heechul oppa bilang begini, meski dia sudah mengatakan alasannya tapi tetap saja aku tak bisa percaya begitu saja.
            “Sudahlah, anggap saja Donghae sedang datang bulan.” canda Heechul oppa, kontan aku tertawa. Ada-ada saja, masa namja bisa datang bulan.
            “Iya, terserah oppa sajalah. Oh iya, nanti aku dapat peran menyanyi bareng siapa ya?” tanyaku. Memang aku tidak tahu, bukan tidak mendengarkan. Karena waktu briefing tadi aku sedang ke kamar kecil. Dan aku juga malas tanya-tanya, mood-ku sedang tidak baik hari ini.
            “Mmmh.. Ng..” Heechul oppa langsung garuk-garuk kepalanya yang kurasa tidak gatal. Wajahnya menampakkan raut kebingungan.
            “Siapa oppa?” tanyaku lagi.
            “Itu.. Kau bernyanyi bareng.. Donghae.” ucapnya terbata sambil menatap kedua bola mataku gagap. Mataku langsung membulat dan mulutku menganga lebar. Bagaimana bisa? Shirreo!
            “Shirreo! Aku tidak mau!” pekikku spontan dan kesal. Bagaimana ini? Tadi ia baru saja bertengkar denganku, masa aku harus bernyanyi bersamanya? Meski hanya beberapa detik, tapi itu sangatlah sulit! Otthoke..
            “Ayolah, Yoona-ya. Setelah ini kau bebas kok, oke? Hanya untuk beberapa detik saja, ya?” pinta Heechul oppa memelas. Kedua tanganku sudah digenggam Heechul oppa. Kalau sudah begini aku hanya bisa diam saja. Aku memandanginya heran, sedetik kemudian baru kusadari ternyata member lain tengah memerhatikan aku dan Heechul oppa. Member-member Super Junior dan SNSD, tentunya minus Donghae oppa. Pantas tahu-tahu Heechul oppa ngobrol denganku, ternyata ini...
            “Hhhh.. Baiklah.” ucapku pasrah. Gotcha! Pasti mereka sekarang senang dan lega, sementara aku harus apa? Aku menunduk dan menghela nafas panjang. Member yang lain pun tengah tersenyum pernuh arti, entahlah. Aku berharap semoga tidak ada bencana. Ya, semoga.

Yoona POV end


Author POV

            “Yoona-ssi, sampai berapa kali aku harus mengulang bagian kalian berdua!?” tanya kru tersebut marah. Yoona menunduk tak berani menatap mata kru yang tengah memarahiku. Ini memang sudah yang kesekian kalinya Yoona dan Donghae melakukan kesalahan dalam bernyanyi. Ada saja yang membuat kami, eh? Maksudnya Yoona dan Donghae harus mengulang take bagian bernyanyi ini. Pertama,  Yoona salah mengucapkan kalimat atau bahkan salah penekanan kata. Lalu Donghae juga menyanyi dengan nada datar, dari ekspresi wajahnya pun Yoona bisa langsung tahu kalau ia tak terima. Ada juga ketika Yoona bernyanyi, suaranya tiba-tiba melengking. Entah nervous atau Yoona sendiri juga tidak tahu.
            “Arghh! Kalau kalian punya masalah pribadi, jangan dibawa ke studio apalagi saat syuting! Bersikaplah profesional sedikit! Kau tahu, aku juga lelah memutar ulang bagian kalian terus-terusan.” pekik kru tersebut marah. Dari wajahnya ia tampak putus asa. Kru itu mengacak-acak rambutnya frustasi.
            “Mianhae, maafkan kesalahan dongsaeng kami. Mereka sedang tidak enak badan, sepertinya mereka kelelahan. Bisakah lain waktu mereka diulangi, cukup sekali saja kesempatannya. Bolehkah?” Leeteuk datang dan berusaha melerai perseteruan mereka. Ia meminta perpanjangan waktu pada kru tersebut dengan senyum angelnya, tapi lirikan tajam matanya menatap kedua dongsaengnya itulah yang membuat Yoona juga Donghae semakin menunduk dalam.
            “Baiklah, besok. Sampai mereka masih jelek begini kualitasnya, aku tak segan memotong bagian mereka nanti!” tegas kru tersebut kemudian beranjak pergi. Leeteuk tersenyum lalu membungkuk sebelum kru itu berlalu. Kemudian matanya menatap tajam kedua sosok yang tengah menunduk takut.
            “Lee Donghae. Im Yoona. Kalian ini sama-sama penyanyi, sama-sama aktor, dan sama-sama tahu profesionalitas dalam bekerja sebagai selebriti. Harusnya kalian tahu ketika syuting berlangsung harus seperti apa!” tegas Leeteuk. Kini kesabarannya sudah lepas kendali melihat tingkah dongsaengnya ini. Melihat itu, Taeyeon yang sedaritadi berada di jarak jauh mendekati Leeteuk dan berusaha menenangkan leader Super Junior yang kerap dipanggil Teukie. Ia mengelus punggung tangan Leeteuk, menyadarkan namja itu bahwa tak seharusnya ia begitu marah dengan senyuman lembut.
            “Mianhae.” kata itu terlontar dari mulut kedua sosok yang masih menunduk. Mereka sama-sama tak bisa berkutik kalau Leeteuk sudah marah seperti ini.
            “1 hari adalah waktu yang sedikit. Setidaknya kalian berlatih untuk saling menerima kehadiran satu sama lain dulu, aku yakin kalian tak akan seperti kalau tidak diliputi perasaan kesal dan selalu ingin bertengkar. Kalian tak selamanya kan bermusuhan tanpa alasan begini? Aku juga pusing melihatnya. Dan satu lagi, aku tak mau kita gagal dalam MV ini kemudian kita jadi gossip netizen, arra?” Leeteuk pun menegaskan mereka berdua kembali setelah merasa tenang saat lengannya diusap lembut oleh Taeyeon. Taeyeon tersenyum lembut menatap Yoona seakan berkata, jangan-kau-sia-sia-kan-ini.
            “Ne, oppa.”
            “Ne, hyung.”
            Leeteuk bergegas meninggalkan Donghae dan Yoona yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Saling bergeming seperti tak ada roh. Taeyeon pun ikut beranjak meninggalkan mereka berdua. Membiarkan mereka berdua saling jujur dan memahami. Mereka harus menyadari keadaan, sekali-sekali begitu.

J J J J

            “Bagaimana?” tanya sesosok yeoja yang rambutnya bergelombang panjang hitam pada sosok namja dan yeoja yang baru datang.
            “Bagus, berjalan lancar. Tinggal menyatukan mereka berdua, lalu... TARA! Selesai sudah penderitaan kita.” seru namja tadi dengan seulas senyum evil.
            “Benar tuh, aku tak menyangka bahwa ternyata dibalik pertengkaran mereka yang kian memanas itu mereka saling menyayangi. Kau tahu darimana memangnya?” tanya sosok namja yang berwajah aegyo heran pada yeoja yang rambutnya bergelombang tadi.
“Ah, aku ini sudah mengenal Yoona dari lama. Lagipula aku tahu Yoona bukan dari kemarin sore, jelas sekali terlihat dari tingkahnya saja!” jawab yeoja itu tersenyum penuh kemenangan.
“Iya, sama. Donghae-ya juga nggak pernah cerita padaku kalau masalah perasaan dan juga wanita. Tapi, aku tahu banget. Karena matanya nggak bisa berbohong kalau menatapku. Hahaha..” seru namja yang hobi berdandan ini.
“Baguslah, setidaknya rencana kita ini harus  berhasil. Menyatukan mereka berdua dan juga membuat mereka berdua mengerti keadaan satu sama lain. Paling tidak demi menyatukan mereka meski dengan cara tadi itu. Setelah itu tak ada lagi pertengkaran hebat! Yeah, hwaiting!!” seru namja dengan senyum angelnya itu seraya mengepalkan tangan ke atas.
“Setuju!” seru 11 namja lain dan 8 yeoja yang ada disitu sambil ikutan mengepalkan tangan ke atas.
“Ya, hyung, ada baiknya kita memasukkan mereka ke dalam satu kamar saja. Itu jauh lebih praktis, kan?” ucap sosok namja dengan rambut pirang menatap seluruh orang yang ada dengan gummy smile-nya. Tak lama jitakan dari namja paling muda mendarat di kepalanya.
            “DASAR YADONG!” teriak mereka bersamaan.

J J J J

            Yoona dan Donghae masih tetap diam tak bergeming dari tempatnya. Perlahan Yoona menghela nafas berat. Kemudian ia melirik ke arah Donghae yang tampak sedang berpikir keras. Matanya terpejam dan tangan namja itu mengepal keras disaku jaketnya.
            Yoona ngeri akan bencana baru –ia juga sudah begitu letih, maka ia memutuskan untuk mengambil tasnya di sofa lalu bergegas menuju pintu studio dan beranjak keluar. Ia lebih memilih pergi sebelum ledakan besar terjadi di studio itu. Terlebih mood Donghae sedang tidak baik, Yoona pun juga begitu. Tubuh Yoona lemas dan tampak tak bergairah. Ia benar-benar lelah menghadapi ini semua. Dibenci orang yang dicintainya.
            Yoona berjalan gontai menyisiri jalanan malam Seoul. Matanya pun sudah setengah mengantuk. Ia tak melihat dan tidak sadar ada segerombolan orang mengikutinya. Mereka tahu Yoona adalah selebriti dan mengikuti Yoona hingga memasuki gang kecil.
            “Serahkan harta yang kau miliki!” seru seorang dari mereka mengancam Yoona dengan pisau kecil tapi tajam tiba-tiba. Yoona sontak panik dan kaget, tentu saja. Ia tak kuat menahan tangan kekar yang mencekik lehernya. Rasanya gadis itu ingin menangis. Ia tak bisa bernafas dan rasanya hendak berteriak pun percuma saja. Badannya melemas dan pelupuk matanya memanas, ia tak menyangka akan dihadang perampok dengan topeng-topeng ini dengan tiba-tiba. Yoona jadi tidak bisa berbuat apa-apa, meski ia bisa menendang semuanya dalam satu gerakan saja. Yoona sudah pasrah saja. Namun...
            DRUAK!
            BUGH!
            Seorang dari 5 perampok tadi tahu-tahu sudah jatuh berguling, tersungkur dengan pipi memar dan ujung bibirnya berdarah. Perampok yang sedang mencekik Yoona terkejut, ia melepaskan cengkramannya pada Yoona ketika melihat sosok namja tengah melakukan perlawanan pada kawanannya. Namja itu menendang, menangkis, memukul kawanan perampok tersebut dengan sangat liar seperti harimau yang tidak makan setahun dan dengan lihai menghindar dari pukulan-pukulan yang kerap bertubi-tubi nyaris mengenai tubuhnya.
            Dalam sekejap, sosok namja misterius ini sudah membuat 5 orang terkapar tak berdaya. Setelah merasa aman, namja itu pun menarik tangan Yoona dengan kasar. Yoona yang masih terkesiap dengan kejadian barusan membuatnya cukup shock. Ia ingin sekali mengucapkan sepatah kata atau sekadar tahu siapa namja ini, karena malam begitu gelap ia tak dapat melihat wajahnya. Namun, Yoona tak memberontak ketika tangan namja yang menyelamatkannya tadi menariknya kasar, tubuhnya sudah amat lemas dan matanya pun berkunang-kunang. Kepala Yoona seakan ditimpuk gundukan batu seketika, sedetik kemudian Yoona limbung dan pandangannya gelap. Samar ia mendengar suara namja yang sangat ia kenal...
            “Yoona-ya!”

TBC~~

Gimana readers? Penasaran nggak?
Gomawo udah baca FF abal-abal aku ini, semoga kian hari kian meningkat yaaaa. AMIN><
Tunggu kabar selanjutnya ya chingu^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar, but no bash! I'm not perfect. Gamsamhamnida^^