Selasa, 01 Mei 2012

Fanfics: Surprise!! (YoonHae)


Author        : ShinEunMi^^
Genre        : Romantic
Rating        : PG-15
Main Cast  : Lee Donghae, Im Yoona, other cast.
Note           : Annyeonghaseo^^ ShinEunMi imnida.. This is a new FF, not the first but I have edited a long time ago, so.. I hope this FF is okay. RCL for the next FF I'll make. Bye~~


Author PoV

          Keringat membanjiri wajah tampannya, membuat pesona dalam diri namja itu bertambah. Matanya menatap kaca di ruang practice dengan sendu. Nafasnya tersengal-sengal karena menari terlalu agresif membuatnya begitu lelah dan badannya terasa pegal-pegal. Tapi, mau bagaimana lagi.. Inilah kebiasaannya. Menari di ruang practice sepuas-puasnya tak memandang waktu dan hari, ketika ia sedang kesal atau sedih. Namja itu merebahkan diri di lantai ruangan, menatap langit-langit dengan pandangan kosong.
          Lee Donghae, sosok namja yang tampan dengan kharismanya, jado nge-dance dan juga kini tengah aktif di dunia drama. Ya, dia adalah salah satu member Super Junior, boyband dari Korea Selatan yang kini tengah ramai diperbicangkan di dunia. Lekuk matanya yang pure, senyumnyanya yang begitu innocent membuatnya dipuja para yeoja, tetapi ia hanya menetapkan satu yeoja yang terukir manis dalam hatinya.
          Donghae menghembuskan nafasnya berat, ia sedang dilanda kebimbangan yang teramat sangat. Beberapa hari belakangan ini, Yoona –yeojachingu yang ia cintai, mendadak berubah. Sikapnya pada Donghae sangat dingin, bahkan ketika Donghae mengajaknya berkencan ia menolak, tentunya dengan berbagai alasan. Tapi ketika Leeteuk mengajaknya jalan, Yoona bahkan tanpa berpikir langsung mengangguk meng-iyakan! Ada juga waktu Donghae minta penjelasan sikap yeoja itu, dengan getas Yoona menjawab, ‘Aku ini sibuk, oppa!’ dan semacamnya. Entah mengapa Donghae yakin, Yoona tengah menyembunyikan sesuatu darinya sehingga ia merasa tersisihkan seperti ini. Merasa sangat tidak nyaman.
          Cklekk
          Donghae menoleh ke arah pintu yang terbuka, lalu mengulum senyum pada sosok yang tengah menghampirinya. “Ada apa, hyung?”
          “Hhhh.. Kau ini. Lihat, sudah jam 7 malam dan kau masih di ruang practice. Oh, ayolah.. Bohong besar kalau kau bilang kau baik-baik saja, Hae-ah.” ujar Leeteuk sembari duduk disebelah Donghae yang masih berbaring.
          “Ani. Aku hanya ingin berlatih saja, meski sudah mahir tapi kan skill harus tetap diasah, hyung.” kilah Donghae memejamkan mata sambil tetap narsis. Alasan sebenarnya ia memejamkan mata karena ia tak ingin hyungnya itu menangkap kebohongan dari matanya.
          “Ya, babo! Kau kira aku mengenalmu baru kemarin siang, hah? Kau ini kan kalau sedang ada masalah pasti larinya kesini. Ayo, ceritakan padaku.” Leeteuk menonjok bahu Donghae pelan.
          “Aish.. Aku tak apa! Sungguh..” Donghae meringis kesakitan, lalu berusaha untuk tertawa kecil. Leeteuk menggelengkan kepala pasrah.
          “Huh. Ya sudah, sekarang kembali ke dorm dan istirahatlah. Bukankah kau besok masih harus take foto SPAO? Kajja.” ucap Leeteuk sembari melangkah mendahului Donghae. Donghae tersenyum tipis menanggapinya, ia pun berdiri dan memikul tas ranselnya dan menyambar air minumnya. Lalu ia menutup pintu ruangan dan beranjak pergi menuju dorm. Tapi ia heran, kemana hyungnya? Tiba-tiba menghilang? Pikiran tentang hantu pun muncul berkelebat di otaknya. Ah, aku sudah capek. Mending langsung pulang saja, batinnya.
J J J
          “HYAAA!!” teriakan Donghae menggema di pelosok dorm. “KYUHYUN-AH!”
          Yang empunya nama langsung ngibrit keluar kamar dan berlari menghindari Donghae yang masih teriak-teriak tidak jelas. Kyuhyun menghilang dibalik kamarnya disertai teriakan menggema dari Donghae. Seluruh member keluar dari kamar masing-masing. Ada yang masih mengucek-ucek mata, ada yang menguap, bahkan ada yang masih memejamkan mata. Seakan alarm berbunyi, teriakan Donghae tadi membuat seluruh member terbangun, eits.. Tidak semua, buktinya Shindong masih tidur dengan tenteram dan damai.
          “Ya! Kau ini ada apa, pagi-pagi sudah teriak, huh?” keluh Kangin sambil menguap. Mereka memang sedang berada di 1 dorm karena jadwal hari ini yang mengharuskan mereka berangkat bersama, mau tidak mau mereka harus berkumpul disini, sebenarnya bukan jadwal konser atau rekaman, tapi...
          “Iya, aku semalam baru tidur jam 11, Hae-ah. Masih mengantuk nih.” timpal Eunhyuk nongol dari balik punggung Kangin.
          “Kau mah nonton yadong, makanya tidur jam segitu!” kata Yesung disertai gelakan tawa member lain, kecuali Eunhyuk sendiri, Donghae dan tentunya si magnae, Kyuhyun. Eunhyuk cemberut seraya menggaruk kepalanya bingung, seakan berkata kenapa-kau-tahu?
          “Hae-ah, kau ini kenapa sih tadi, hah?” tanya Leeteuk memandang dongsaengnya heran. Yang dilihat malah cemberut seperti anak kecil minta mainan dan wajahnya memerah menahan emosi.
          “Tanyakan saja pada magnae itu! Sudah, aku capek menghadapinya!” ketusnya dan membanting pintu kamar kasar. Membuat seluruh member disitu mengelus dada. Kalau sudah keadaan seperti ini, mereka hanya bisa diam pasrah. Leeteuk menghela nafas panjang. Tatapan mata para member yang lain menatap tajam ke arah satu sisi, nampak Kyuhyun keluar dari kamar memasang tampang malaikat dibalik topeng.
          “Kyu... Kau kan tahu, hyungmu itu sedang tidak beres belakangan ini. Jangan membuatnya bertambah kesal. Lagipula, inikan memang.. Ah, pokoknya jangan kau pancing sampai begitu juga. Ada apa sih tadi?” ucap Sungmin mencairkan suasana, merangkul Kyuhyun yang masih cengengesan tidak jelas.
          “Ah, arra arra, aku tahu. Mianhae, aku kira ia akan adu debat. Ternyata.. Ia malah marah-marah. Rencana ini begitu mulusnya.” sesal Kyuhyun tetap dengan evil smirk-nya.
          “Tenang saja, sebentar lagi ia tidak akan marah-marah lagi kok!” kata Leeteuk menanggapi. Member lain memandangnya sambil terus mengulum senyum, ada yang menghembuskan nafas lega dan ada yang mengangguk-angguk membenarkan. Mereka sebenarnya tahu keadaan Donghae, justru karena ini titah-‘nya’, maka mereka pura-pura tidak tahu dan terus menjejali Donghae dengan beribu keusilan yang membuat namja itu kian emosi.
          “Ya, ya. Aku juga tak tahan mendengarkan omelan-omelannya, apalagi kalau iseng. Haaah.. Sungguh, ia bisa lebih evil daripada si Kyu.” dengus Eunhyuk disertai anggukan kepala Ryeowook dan Yesung.
          “Aku saja sampai heran, bisa-bisanya Donghae hyung tidak menceritakan apapun pada kita. Si crybaby itu kan biasanya cerita meski masalah seberat apapun.” kata Siwon menimpali setelah sepersekian detik mereka hening.
          “Siapa yang kau sebut crybaby, hah?” celetuk suara dari belakang mereka dengan tajam. Mereka menoleh ke arah suara, tampak Donghae tengah berkacak pinggang, menatap hyung-hyung juga dongsaengnya tajam, bibirnya mengerucut dan matanya tampak ada lingkaran hitam seperti orang kelelahan. Ia memakai celana latihan dance putih yang biasa ia pakai dan kaus lengan sampai siku berwarna abu-abu ditutup jaket putih dan memikul ransel.
          “Ah.. Aniyo. Bukan siapa-siapa. Ngomong-ngomong, kau mau kemana?” tanya Siwon mengalihkan pembicaraan.
          “Latihan.” jawab Donghae singkat. Ia tak menghiraukan panggilan para member yang menggeleng pasrah akibat perubahan sikap Donghae belakangan ini. Ya, inilah permainan. Baru akan dimulai..
J J J
          Musik mengalun lembut lama-kelamaan menjadi cepat dan terkesan menghentak. Tarian Donghae pun semakin lincah mengikuti irama lagu. Ia terus menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Meliuk-liuk dengan gayanya dan tetap memerhatikan gerakannya di kaca dinding. Terkadang berdecak dengan gerakan yang menurutnya aneh dan terkadang juga tersenyum senang. Perlahan musik yang mengalunkan lagu yang aktif itu pun berhenti. Donghae langsung menegak air minumnya dan mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang sengaja ia taruh di leher. Lelah dan letih ia hiraukan demi memuaskan batin yang tersiksa kini.
          “Oppa..”
          Donghae menoleh ke arah pintu yang terbuka. Ia mendengus kesal. Kembali meminum airnya sampai habis dan mengabaikan panggilan yeoja tersebut, lalu menyalakan lagu untuk menari lagi.
          Klik
          Donghae menatap tajam ke arah yeoja itu. Belum semenit lagunya menyala ia mematikan alunan musik yang siap menghentakkan tubuh Donghae lagi. “Ada apa?”
          “Hanya ingin bertemu.”
          “Oh ya? Bukankah kau sedang tidak ingin bertemu denganku? Kenapa tidak jalan-jalan dengan Lee Seung Gi? Atau makan malam bersama Kikwang B2ST? Oh, atau tidak mengantar Leeteuk hyung belanja?” tanya Donghae sinis seraya menekan tiap kata yang terlontar dari mulutnya. Membuat yeoja itu heran dan setengah kaget, ia menutupi rasa kagetnya dengan senyum datar.
          “Memangnya tidak boleh? Aku kan kemarin-kemarin memang lagi sibuk. Aniyo, oppa aku tak pernah jalan dengan namja-namja itu, ya... kecuali Teukie oppa.” kilah Yoona cepat. Ia tak kalah tajam dengan Donghae, namun dari sinar matanya tampak ia begitu takut.
          “Kau yang melarangku bertemu secara tidak langsung, Yoong, bukan aku! Sibuk? Hah! Aku tak mengerti jalan pikiranmu, jadi terserah kau saja.” kata Donghae geram. Moodnya semakin memburuk, ia tak lagi bernafsu untuk menari lagi. Berantakan sudah! Donghae dengan cepat menyambar tas ranselnya dan beranjak, namun tangan lembut mungil melingkar di pinggangnya, merengkuh tubuh Donghae yang nyaris sama tingginya ke dalam dekapnya. Yoona memeluk tubuh Donghae dari belakang. Donghae diam tak bergeming.
          “Aku punya alasannya, Donghae oppa.” bisik Yoona tepat di telinga kiri Donghae, membuat namja itu memejamkan matanya sejenak. Ia tetap diam. Bingung dengan perubahan sikap yeojachingunya yang seperti bunglon ini, terkadang baik terkadang dingin.
          “Kau menyiksaku, Yoong.” lirih Donghae.
          Yoona tersenyum simpul. Sedikit berjinjit dan menaruh kepalanya di bahu kiri Donghae, melirik namja yang masih memejamkan matanya. “Jeongmal mianhaeyo. Sudah aku bilang kan aku punya alasan mengapa aku menghindarimu, Hwae oppa..”
          Donghae tetap tak bergerak, entah ia membiarkan kerinduannya terlepas karena orang yang membuatnya uring-uringan belakangan ini memeluknya atau apapun itu. Yang jelas ia penasaran dengan sikap yeojachingunya ini. “Apa? Apa, Yoong? Apa aku berbuat salah lagi? Kau cemburu dengan foto selcaku dan Jessica? Bukankah aku sudah mengklarisifikasikan foto itu?”
          Yoona menggeleng perlahan, semakin merengkuh tubuh Donghae erat. “Oppa belum boleh tahu. Yang pasti aku tetap milikmu kan? Tenanglah, aku tak mempermasalahkan apapun.”
          Donghae melenguh dongkol. Sudah cukup! Ia melepas tangan Yoona yang melingkar di pinggangnya kasar, membuat tubuh Yoona  terhuyung. Donghae berbalik dan menatap yeoja itu tajam dan dalam. Tanpa kata.. Yoona hanya bisa menatap kedua mata Donghae dengan kekagetan luar biasa. Semenit kemudian Donghae benar-benar pergi dari tempat itu setelah menghembuskan nafas berat –tanda bahwa ia sedang emosi, meninggalkan Yoona yang menghela nafas panjang. Donghae rupanya benar-benar kesal, rencananya berhasil...
J J J
          “Yoong, gimana?” tanya salah satu yeoja memasuki ruangan practice tempat Yoona dan Donghae sempat berdebat.
          “Begitulah, kurasa kita berhasil. Tinggal menunggu saja.” jawab Yoona enteng, melepas ketegangan karena berhadapan dengan Donghae yang berjiwa monster tadi.
          “Baiklah, kami ingin menyiapkan sesi terakhir, kuharap kau berhasil. Dan.. Oh iya! Lain kali pakailah buku resep!” celetuk satu namja menarik yeoja tadi keluar sambil mengerlingkan mata evil. Yoona cemberut kesal. Aish, kurang ajar! batinnya.

Author PoV end

Donghae PoV

          Cukup sudah! Aku tak tahan dengan rentetan pertanyaan yang bermula sepele hingga jadi beban untukku. Aku membuka pintu dorm kasar, kulihat Leeteuk hyung, Kangin hyung, dan Ryeowook tengah berkumpul dan bermain ular tangga. Aish... Seperti anak kecil saja. Lagipula kenapa ada Kangin hyung? Aku tak peduli, wajahku memerah kesal dan mataku mulai basah. Kutahan supaya airmataku tak tumpah. Aku berlari menuju kamar mandi, melempar ranselku asal –dan kupastikan itu mengenai kepala Sungmin hyung karena ia habis dari kamar mandi, dan segera mengunci kamar mandi dari dalam. Aku menyalakan air kran dan terduduk di lantai. Air mata ini tumpah!
          Aku menyenderkan kepalaku di dinding kamar mandi. Yang kutahu, dadaku sesak tiap kali membayangkan Yoona jalan bersama namja lain sedangkan ia menolak berkencan denganku yang notabene kekasihnya! Akh, sial.. Aku menangis lagi.
          Mataku terpejam. Aku masih mengingat sekian banyak reality show yang membahas soal wanita idaman mereka. Dan tak jarang kutemui mereka memilih Yoona sebagai wanita idaman mereka. Hey, Yoona milikku, bung! Hah.. Mengingat itu semakin membuatku sesak. Aku memang tak setampan namja-namja itu, abs milikku juga tak sebagus mereka, dan aku juga tak pernah memaksa Yoona untuk memilihku, kan?
          Mana belakangan ini ia jadi sangat menyebalkan. Pertanyaan aneh dan gila menyeruak dari otakku. Apa Yoona selingkuh? Apa ia menemukan namja yang lebih spesial daripada aku? Apa ia sudah tak mencintaiku lagi? Tapi ia tadi bilang dia hanya milikku. Nan molla...
Donghae PoV end

Author PoV
          Leeteuk memanggil semua member lewat telefon untuk segera ke dorm karena Donghae mengurung diri di dalam kamar mandi dorm selama hampir 3 jam. Mereka sekarang tengah menunggu di depan kamar mandi yang hening tanpa suara, hanya gemericik air.
          “Hyung, bagaimana ini? Sudah jam 5 sore, ia sudah mengurung diri dari jam 2, tau! Lagipula kan acaranya sebentar lagi. Masa dia tidak keluar, sih? Kalau terjadi apa-apa bagaimana?” bisik Sungmin pada Leeteuk.
          “Nan molla.. Kalau Donghae tetap tak keluar sampai lima menit lagi, kita dobrak pintunya. Arraseo?” bisiknya tak kalah pelan, diikuti anggukan member lainnya. Mereka cukup khawatir. Karena biar begitu, Donghae merupakan member yang paling kekanakan, walaupun umur sudah 26 tahun. Ia kadang susah ditebak kalau dalam keadaan begini. Member yang lain sedikit menyesal, tapi mereka tak bisa membantah perintah orang itu untuk ‘sesuatu’ nanti malam.
          1 menit... 2 menit... 5 menit!
          Akhirnya mereka memanggil-manggil Donghae keras. Namun, tak ada jawaban dari dalam. Leeteuk kemudian mendadak panik, apalagi Eunhyuk, dia kan couplenya.
          “Ya, Hae-ah! Jangan bercanda! Buka pintunya, ppali!!” teriak Leeteuk dari luar.
          Akhirnya Kangin, Shindong dan Sungmin mendobrak pintu kamar mandi dengan tergesa. Sebodoh akan rusak atau bagaimana, yang terpenting kondisi Donghae saat ini. Kesepuluh namja itu pun menyeruak masuk ke dalam kamar mandi setelah pintu menganga lebar.
          “HAE-AH!!” teriak mereka bersamaan. Donghae terbujur lemah tak berdaya di lantai. Matanya sembab akibat kebanyakan menangis dan tubuhnya menggigil karena air yang tumpah dari bath up penuh terisi air mengalir begitu saja membasahi dirinya.
          “Ya! Lee Donghae! Bertahanlah, jebal.. Bopong dia, ayo!” perintah Leeteuk. Seperti menurut apa kata atasan, kesembilan namja itu mengangkat tubuh Donghae  yang memang tak berat namun basah kuyup di bajunya membuatnya tampak berat. Sementara Leeteuk membukakan kamar terdekat, mereka pun merebahkan tubuh Donghae di kasur.
          “Hyu.. hyung..?” rupanya Donghae telah sadar ketika ia direbahkan. Ia merasa kepalanya pusing bukan kepalang dan mual-mual.
          “Lee Donghae babo! Kenapa kau menyiksa dirimu sendiri, huh? Sebenarnya apa masalahmu sampai kau jadi begini? Aigoo..” Leeteuk mengelus rambut Donghae pelan –meskipun ia sudah tahu alasan sebenarnya, namja itu tersenyum tipis menanggapinya.
          “Gwenchanayo. Hyung, apa.. apa kalian membopongku kemari?” tanya Donghae terbata. Ia masih membutuhkan nafas yang cukup agar kepalanya tidak pusing.
          “Ne. Dan kau tampak sangat kacau, hyung. Coba lihat, bajumu basah dan matamu sembab. Aigoo, kau membuatku, emm.. maksudku kami menjadi khawatir!” cerocos Kyuhyun ikut duduk disebelah Leeteuk.
          “Gomawo, tapi aku benar tidak apa.” jawab Donghae singkat. Ia tak ingin menyusahkan hyung-hyung dan dongsaengnya.
          “Kau perlu kugebuk baru memberitahu kami, hah?” Kangin kini mulai naik darah, sebab ia khawatir dongsaeng kecilnya ini sakit hanya karena acara itu... Heechul memegang bahu Kangin dan menyorotkan mata tanda kau-jangan-macam-macam.
          “Ne, aku setuju. Kau sudah seperti mayat hidup. Mati segan hidup pun tak mau. Jujurlah pada kami.” timpal Yesung dengan gurat cemas.
          Donghae memilih diam. Ia lebih sibuk memfokuskan diri menatap langit-langit kamar. Ia memejamkan matanyan sejenak, merasakan kenyamanan. “Hyung dan yang lainnya boleh keluar, aku ingin tidur.” desisnya pelan nyaris tak bersuara. Kesepuluh namja itu mengernyit heran, tapi mereka keluar dari kamar itu satu per satu. Mengerti kondisi Donghae dan meninggalkan Donghae yang kini mulai tertidur tanpa berkomentar apapun.
Cklekk
          Leeteuk mendesah menghadapi kelakuan dongsaengnya satu ini. Sulit diartikan sekali seperti bunglon, ia kasihan tapi ini perintah dari yeoja itu. Untuk membuatnya kesal. Mau bagaimana lagi..
          “Hyung, aku tak tahan melihatnya begini.” celetuk Kyuhyun membuka percakapan.Tampak cemas pada hyungnya satu ini, ia memang terbilang dekat dan sama-sama jahil. Apalagi setelah Kibum memutuskan untuk vakum, Kyuhyunlah yang sekarang lebih dekat dengan Donghae setelah Ryeowook sebagai dongsaeng.
          Kangin mengangguk juga Heechul dan Sungmin. “Na do..”
          “Ini demi dia, kita harus tunggu sampai waktunya tiba. Kau lupa kalau semua ini hanya skenario yang dibuat oleh yeoja-yeoja itu? Lagipula...” ucapannya terpotong saat mereka mendengar suara bel dibunyikan. Member Super Junior minus Donghae langsung tersenyum senang, entah mengapa.
          Ting tong!
          “Wookie-ah, bukakan pintunya!” perintah Leeteuk. Ryeowook mengangguk dan bergegas menuju pintu dorm tanpa disuruh dua kali.
          “Nugu?” Ryeowook tercengang melihat kedatangan gerombolan yeoja.
          “Boleh kami masuk?” tanya salah satu yeoja dari sembilan yang hadir. Mereka tampak repot, membawa berbagai bungkusan. Ryeowook yang seakan tahu, langsung mengambil beberapa bungkusan dan mempersilahkan mereka masuk. Mereka pun bertemu Leeteuk dan membicarakan sesuatu. This is the show time, batin semua member...
J J J
          Donghae menatap nanar langit-langit kamar dengan pandangan hampa. Ia baru bangun dan segera meraih ponselnya yang ada di atas meja. Ia baru sadar kalau bajunya sudah berganti tadi, menjadi baju putih polos dan celana hitam pendek biasa untuk bersantai. Ia melirik jam, pukul 23.25.
          Ia menghembuskan nafas kesal. Kalau saja bukan karena Yoona, ia tak akan begini. Tak lama ia bingung, dan tenggelam dalam kebimbangannya. Apa iya ini semua karena yeoja itu? Donghae bangkit dari tidurnya, ia memegangi kepalanya yang sakit. Kemudian ia memutuskan untuk keluar kamar dan mencari air minum. Dengan langkah terhuyung, ia keluar dari kamar. Mendapati sepuluh namja tengah asyik bercengkrama di ruang tamu. Dahi Donghae mengernyit heran. Ia merasa kondisi ini aneh di matanya...
          “Ya! Kau sudah bangun, Hae-ya? Sini, duduk bersama kami. Kau sudah makan? Disana ada bubur ayam, makanlah..” perintah Heechul menepuk sofa disebelahnya. Donghae menggeleng pelan.
          “Aniyo, aku hanya ingin minum.” jawabnya singkat. Ia memilih tak ambil pusing, dan meninggalkan hyung-hyung juga dongsaengnya di ruang tamu.
          Ting Tong!
          “Nugu? Siapa yang datang malam-malam?” tanya Sungmin heran. Donghae yang bersikap masa bodoh tetap meneguk air mineral dari kulkas sampai habis.
          Ia tak melihat siapa yang datang. Yang ia tahu semua member langsung heboh, Donghae pun penasaran dibuatnya. Kemudian ia beranjak menuju ruang heboh itu tanpa tahu panggung sandiwara akan dimulai.
          “Nugu?” tanya Donghae heran. Pastilah, ini sudah pukul 23.35 malam, siapa yang mau bertamu malam begini?
          Namun, mata Donghae seketika membulat. Ia menatap tajam orang yang tengah duduk di antara Heechul dan Leeteuk itu. Daripada memperkeruh keadaan, ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya sendiri. Ia sedang lelah berdebat.
          “Oppa..” panggil suara lembut yang sangat dirindukannya –yang amat ingin dipeluknya saat ini. Donghae menghentikan langkahnya dengan wajah dingin tanpa membalikkan badan.
          “Lee Donghae, kau ini kenapa? Yoona sudah rela datang semalam ini karena khawatir akan dirimu, kau malah pergi. Ayo, kemari. Duduklah dulu.” seru Leeteuk bijak. Mendengar nada suara Leeteuk yang seperti sang Ayah, ia berbalik badan dan membating diri di sofa kosong jauh dari tempat mereka. Ia memalingkan muka, berusaha untuk tidak melihat kekasihnya yang dikelilingi namja, tepatnya member Super Junior yang tengah melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
          “Oppa, kau sakit? Apa sudah baikan? Badanmu panas tadi? Apa sudah minum obat penurun panas? Aku tadi membeli jus jeruk botol dan obat penurun panas juga multivitamin. Kau harus minum ini, ya!” cecar Yoona khawatir, ia membawa bungkusan apotik dan sudah dipastikan isinya obat.
          “Sudah membaik.” jawab Donghae dingin dan singkat.
          “Ya! Hyung, kenapa kau dingin sekali?” tanya Kyuhyun memancing emosi Donghae, karena inilah skenario mereka... Tapi Donghae berusaha untuk meredamnya.
          “Gwenchana, oppa. Hwae oppa, mau kubuatkan sup?” tanya Yoona penuh nada perhatian. Senyumnya penuh kasih sayang merekah, entah mengapa membuat Donghae merindukannya. Sangat.
          “Enaknyaaa, punya yeojachingu!” goda Kangin terkekeh, bermaksud sama dengan Kyuhyun, lalu diikuti cengiran Yesung, Sungmin dan Shindong. Melihat itu Donghae geram. Emosinya tak terkontrol lagi sekarang.
          “Kau pulanglah. Bukankah kau yang se-la-lu menghindariku, Yoong? Untuk apa kau kemari? Tak usah mencemaskanku karena aku juga tidak membutuhkannya! Kau urus saja namja-namjamu itu.” pekik Donghae yang sudah tak bisa menahan amarah yang bergerumbul di dadanya, menekan kata namja-namjamu dengan rahang mengeras. Membuat member Super Junior yang ada tersentak, tak menyangka seorang Lee Donghae kalau marah juga bisa seseram Heechul. Yoona pun berkaca-kaca. Ia menunduk. Sesuai dengan skenario, bukankah begitu?
          “Ya! Donghae-ah, apa yang kau katakan, huh? Kenapa marah-marah seperti itu?” tanya Yesung heran, mewakili member lain.
          “Harusnya aku yang tanya, apa yang mau ia lakukan disini?” teriak Donghae kencang, amarahnya membludak!

Author PoV end

Donghae PoV

          “Harusnya aku yang tanya, apa yang mau ia lakukan disini?” teriakku. Aku merasa bersalah berteriak seperti ini pada Yesung hyung, tapi.. semua inikan memang salah yeoja ini.
          “Bicaralah baik-baik, Hae-ya. Kau tak perlu marah-marah begitu, ada apa denganmu?” tanya Heechul lembut padaku. Sebenarnya aku agak bingung dengan sikapnya yang lembut, biasanya dia juga sudah naik darah. Terlebih Yoona kan dongsaeng kesayangannya. Tapi aku tak ambil pusing, masa bodoh dengan itu!
          “Ani. Aku lelah, hyung. Mau istirahat.” ucapku beranjak meninggalkan ‘kursi’ panasku menuju kamar. Kudengar beberapa member memanggilku, tapi aku tak peduli. Aku lelah, mungkin lebih baik aku tidur. Baru sampai depan pintu kamar, ada tangan melingkar di pinggangku.
          “Yoong, lepas..” ucapku lirih. Aku tahu ini dia. Dan aku tahu jawabanku tadi malah akan mempererat pelukannya padaku. Akhirnya aku putuskan untuk diam, mengikuti jalan mainnya saja. Aku sudah kelewat pusing.
          “Oppa, jangan jauhi aku.. Jebal..” Yoona menyembunyikan kepalanya di bahuku. Aish, yeoja ini... Aku memicingkan mata, tertawa sinis.
          “Siapa yang menjauhi siapa, Yoong? Aku lelah, mau tidur.” ucapku seraya melepasan pelukannya. Namun, pelukannya malah semakin erat. Aku menghela nafas panjang. Rasanya aku ingin balas memeluknya, namun rasa gengsi dan cemburu rupanya lebih besar dihatiku.
          Teng.. Teng..
          “Happy 1st Anniversary, oppa..” ucapnya lirih tepat di telinga kiriku, tepat ketika bunyi berdenting keras dari jam dinding. Mataku terbelalak. Aku melirik jam dinding putih itu, tepat 00.00. Ia mengingatnya, sementara aku tidak! Sekejap wajahku memucat. Ya Tuhan, apa ini. Saking aku memikirkan dirinya yang berubah, aku jadi lupa bahwa hari ini anniversary kami yang pertama.
          Aku melepaskan pelukannya gugup, perlahan aku membalikkan badanku. Menghadap ke arahnya yang tengah tersenyum manis. “Kau.. Kenapa ingat?” ucapku lirih.
          “Tentu saja. Sikapku akhir-akhir ini juga untuk itu, oppa. Oppa tanya kenapa aku ingat? Karena aku mencintaimu.. Jeongmal saranghaeyo.” jawabnya tersenyum menunjukkan puppy eyes-nya yang kusukai. Aigoo, seberapa lama aku tak melihat senyumnya itu. Sungguh, aku merindukannya. Apalagi tadi ia mengatakan mencintaiku, setelah lama kami merenggang. Membuat darahku berdesir hebat dan jantungku meloncat-loncat dari tempatnya.
          Belum tersadar dari lamunanku, ia sudah menarik tanganku kembali menuju ruang tamu. Hebat! Dalam sekejap, ruangan itu berubah menjadi ramai. Balon dan pita-pita bertebaran dimana-mana, dan ada poster besar bertuliskan ‘Happy 1st Anniversary, Lee Donghae-Im Yoona’ berwarna kuning tertempel di dinding. Mulutku menganga lebar, dan sudah kupastikan wajah tampanku berkurang. Di meja yang tadinya sepi sekarang sudah penuh makanan dan ada kue tart cokelat besar yang berbentuk hati tingkat 2 dan diatasnya ada tulisan: ‘Yoon-Hae Day’s’. Ditambah member SNSD dan Super Junior berkumpul dan memakai pakaian formal mereka, berdiri melingkari meja. Sungguh, ini sangat mengejutkan!

Donghae PoV end

Author PoV 

          Donghae melongo melihat ruang tamu yang sekejap menjadi ruangan pesta, dilihatnya member Super Junior yang juga sudah mengenakan jas, sementara para member SNSD mengenakan gaun-gaun yang imut. Ia mengerjap-ngerjapkan mata berkali-kali.
          “Ah, ya. Aku mengantuk, mungkin hanya halusinasi.” gumam Donghae mengibaskan tangannya.
          “Ani, ini sudah kupersiapkan untukmu, oppa.” jawab Yoona seakan mendengar gumaman tipis Donghae.
          “Jinjja? Aku tak percaya, Yoong..” jawab Donghae lirih. Matanya kembali berkaca-kaca, ia mendongak mengerjapkan matanya berkali-kali.
          “Surprise! Happy Anniversary yang pertama Yoon-Hae couple!” teriak mereka bersamaan, bahkan ada yang meniup terompet. Ryeowook dan Yesung meletuskan krim kocok hingga krim itu bertebaran. Yoona tertawa kecil melihat Donghae yang tengah mati-matian menahan airmata yang mendesak ingin turun.
          “Ya, Hae-ah, kalau ingin menangis ya menangis saja! Dasar crybaby kita ini gengsi.” celetuk Sungmin mengundang gelak tawa seluruh orang yang hadir.
          Donghae mengerucutkan bibir dan mengelembungkan pipinya kesal. Yoona menyikut Donghae, lalu tertawa juga.
          “Gomawo, Yoong. Seharusnya yang begini kan aku..”
          “Shireo! Kau sudah begitu banyak memberikanku kejutan romantis, aku ingin sekali-kali aku yang melakukannya untukmu, oppa.” tegas Yoona menunduk malu. Donghae menatap satu per satu member, tak tahu harus berkata apa.
          “Gomawo semuanya, jeongmal gomawoyeo.” ucap Donghae terbata-bata seraya membungkukkan badan. Kini matanya kian memanas. Ia tak sanggup menahan airmatanya.
          “Sudah, cepat kau pakai baju ini. Lihat, Yoong-mu saja sudah memakai gaun!” perintah Leeteuk menyodorkan bungkusan hitam putih pada Donghae, ia melihat yeojanya itu memang memakai gaun biru muda selutut dengan tali tipis mengikat di belakang lehernya. Dengan make-up yang tipis membuatnya semakin cantik. Donghae mengambil bungkusan itu dan beranjak menuju kamarnya. Selang berapa menit Donghae keluar dari kamarnya, dan membuat seluruh orang yang hadir menganga.
          “Ada yang salah?” tanya Donghae heran melihat semua orang melongo.
          “Aniyo. Kau tampan sekali, Donghae oppa.” seru Taeyeon semangat, diikuti wajah Leeteuk yang cemberut. Taeyeon langsung merayu kekasihnya yang ngambek itu sesekali mencoel dagu Leeteuk yang masih cemburu guna menggoda namjachingunya.
          “Hyung, kau tampan!” seru Ryeowook semangat.
          “Aku masih normal, Wookie-ah.” seru Donghae berguyon, disertai tawa membahana seluruh member. Ryeowook merengut jengkel. Dipuji malah begitu, heran Ryeowook.
          “Ya, Yoong, bagaimana menurutmu penampilan Donghae?” tanya Kangin beralih pada Yoona yang diam seribu bahasa. Yoona langsung tergagap memandangi Donghae dari ujung kaki sampai ujung kepala. Rambut cokelat Donghae diberdirikan dengan gel, kemeja biru –sepasang dengan warna gaun Yoona, yang dilipat sampai siku dan ditutup jas hitam,  Donghae memakai celana jeans hitam panjang jam tangan hitam yang ada dalam bungkusan.
          Member SNSD memandangi Yoona sambil senyam-senyum menggoda yeoja itu, membuat semburat merah di pipi Yoona. Yoona mengelus tengkuknya menutupi groginya.
          “A.. Engg.. Hwae oppa selalu tampan di mataku..” ucap Yoona pelan, seraya menunduk malu dan menutup kedua wajahnya dengan telapak tangan.
          “CIEE!” koor para member dengan semangat. Sementara Yoona semakin menunduk malu dan Donghae cengengesan menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. Donghae pun merangkul Yoona sesekali mengelus rambut yeojachingu yang ia sayangi itu dengan lembut. Akhirnya mereka bersama-sama merayakan anniversary Yoon-Hae dengan bernyanyi dan meniup lilin besar di tengah kue.
“Donghae oppa, Yoong eonnie berkali-kali memanggang kue dan gagal, maka berterimakasihlah karena kue ini berhasil!” seru Seohyun memberi komentar.
“Oppa, si Yoong ini sering tidak tega padamu, kalau bukan kami yang mengatakan bahwa ia harus tetap bersikap dingin padamu mungkin rencana ini tak berhasil. Lihat, buktinya sekarang hasilnya keren, kan?” celetuk Jessica gantian seakan ia yang mengajarkan cara bersikap dingin kepada orang lain. Mendengar ini Heechul menoyor kepala Jessica pelan, membuat yeoja itu meringis.
“Ya! Kau tahu seberapa sabarnya aku melihat dapur selalu berantakan, huh?” celetuk Hyoyoen mendengus.
“Dan Donghae oppa harus tahu, seberapa lamanya Yoona bercerita soal dirimu sebelum tidur beberapa hari belakangan ini!” keluh Yuri.
“Kalian masih mending, aku harus selalu menemaninya belanja akibat kue-kue gosongnya itu. Terlebih aku disuruh jadi orang pertama yang mencicipi kue tak enak!” gerutu Sooyoung si Shiksin kesal.
Mendengar itu Donghae jadi semakin terharu, ia memandangi Yoona yang tengah menunduk malu karena semua aibnya dibeberkan eonnideulnya juga Seohhyun. Donghae menyentil dahi Yoona yang indah hingga Yoona meringis lalu mencium puncak kepala Yoona, wangi.
“Chagiya, gomawo.” bisik Donghae di telinga Yoona sambil tersenyum bahagia, membuat yeoja itu terpaksa menutup wajahnya dengan kedua tangan untuk menutupi rona merah di pipinya.
“Huh, beginilah mereka kalau sudah berbaikan. Bermesraan dimana saja. Sungguh, membuatku iri saja.” gerutu Heechul, diikuti tepukan pundak dari Sungmin yang cengar-cengir menunjukkan aegyo-nya. Membuat gelak tawa mencairkan suasana saat itu. Setelah itu, mereka memakan hidangan tersedia. Sementara Donghae menarik Yoona menuju balkon, ia ingin berdua dengan yeojanya malam itu.
          “Oppa, kenapa?” tanya Yoona yang tengah memerhatikan Donghae senyum-senyum sendiri ketika memeluknya dari belakang. Udara malam di balkon yang semilir menambah kenyamanan Yoona, bukan hanya karena udara juga karena pelukan Donghae yang menghangatkan.
          “Tidak. Memangnya aku kenapa?” tanya Donghae balik meletakkan kepalanya di bahu Yoona seraya memejamkan mata.
          “Hmm.. Kelihatan begitu bahagia, mungkin..”
          “Ne? Aku memang bahagia karena aku bersamamu setiap saat, chagiya.” goda Donghae tersenyum evil yang dipelajarinya dari Kyuhyun.
          “Oppa!” Yoona memukul lengan Donghae pelan, Donghae meringis kesakitan tapi ia begitu menikmatinya. Donghae menatap Yoona yang tengah kesal cemberut bersandar di dadanya, ia menatap kedua bola mata Yoona dari samping. Hingga Yoona merasa risih sendiri. Donghae tertawa kecil, mempererat pelukannya dan mencium pipi Yoona kilat. Membuat wajah yeoja itu sontak merona. Donghae tergelak.
          “Yoong, hahaha.. Kau harus melihat wajahmu sekarang, merah sekali.. Hahaha..”
          Yoona mencubit pipi Donghae kesal, namja itu meringis namun ia menikmati waktu-waktu bersama Yoona. Lalu mereka berdua tertawa bersama, sekejap hening menyertai mereka, Donghae dan Yoona menatap satu sama lain dalam diam. Wajah mereka semakin lama semakin dekat dan akhirnya bibir mereka pun menyentuh satu sama lain. Yoona memejamkan mata, membiarkan sentuhan Donghae di bibirnya. Donghae melumatnya tanpa nafsu dan sangat lembut. Yoona merespon dengan memeluk tangan Donghae yang masih melingkar di pinggangnya. Mereka saling memangut bibir mesra dan penuh kerinduan. Malam menjadi saksi bisu kisah cinta mereka. Sementara itu di tempat lain...
          “Lihat, kalau sudah begini, aku yang iri! Mereka kalau menempel seperti lem, kalian tahu?” seru Leeteuk kesal.
          “Oppa, kau kan sudah ada Taeyeon eonnie! Sedangkan aku? Tak ada!” cerocos Sooyoung jengkel. Membuat Leeteuk mengangkat jari tangannya membentuk peace.
          “Kau juga kan sudah ada Siwon hyung, Soo.” bisik Kyuhyun dengan evil smirknya membuat semua yang sedang bersembunyi itu menahan tawa sementara Sooyoung terdiam kaku dan Siwon senyum-senyum tidak jelas.
          “Lihat, lihat! Yoon-Hae sedang ciuman! Mesra sekali..” pekik Yuri tertahan. Semua orang sontak menoleh dan mendapati kedua sejoli itu tengah sibuk dengan ‘aktifitas’ mereka, mata mereka nyaris loncat. Sementara itu Eunhyuk, Sungmin dan Kyuhyun memotret kejadian langka yang mereka tonton gratis ini sambil terkekeh, sembari dijitak Hyoyoen, Jessica dan Tiffany berbarengan. Ryeowook, Sooyoung dan Siwon tertawa kecil melihat mereka bertengkar dengan berbisik tentunya. Sementara Leeteuk, Heechul, Kangin, Yuri, Taeyeon menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Dan Seohyun tersenyum kecil menanggapi oppadeul dan eonniedeulnya seperti itu.
          “Yoong, gomawo. Jeongmal saranghamnida.” bisik Donghae menempelkan keningnya di kening Yoona selepas mencium yeojanya itu. Yoona mengangguk haru dan tersenyum lalu mempererat pelukan mereka, ia berharap hubungan mereka terus berlangsung lama dan Donghae semakin mencintainya. Semoga.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar, but no bash! I'm not perfect. Gamsamhamnida^^