Minggu, 27 Mei 2012

60 Fakta Taeyeon Girls' Generation

1. Nama panjang Taeyeon adalah Kim Taeyeon yang memiliki arti 'The Great Beauty'.
2. Anak kedua dari tiga bersaudara.
3. Ia punya kakak laki-laki yang mirip dengannya.
4. Member kedua terpendek di SNSD setelah Sunny.
5. Ia memiliki seorang adik perempuan.
6. Meskipun merupakan member tertua di SNSD, namun ia terkadang bertingkah seperti seorang maknae.
7. Fans sering menjuluki Taeyeon 'Charming Leader'.
8. Orang tua Taeyeon mempunyai toko kacamata.
9. Lahir pada tanggal 9 Maret 1989 dengan golongan darah O.
10. Taeyeon lahir di Korea Selatan paling selatan.
11. Terkadang ia disebut sebagai multitalented leader.
12. Salah satu member yang memiliki kemampuan luar biasa dalam akting, menari, menjadi DJ/MC, dan bernyanyi.
13. Jarak kelahiran kakak Taeyeon dan dirinya hanya 1 tahun.
14. Dulunya, ayah Taeyeon merupakan vokalis grup band.
15. Ibu Taeyeon pernah memenangkan Children Song Competition waktu kecil.
16. Taeyeon menguasai bahasa Korea, Inggris, Jepang dan Cina.
17. Tiffany dan Sulli f(x) adalah room-mate Taeyeon sewaktu masih jadi trainee.
18. Taeyeon bisa memainkan game RF Online.
19. Sooyoung dan Yoona merupakan mantan room-matenya.
20. Saat ini room-mate Taeyeon adalah Sunny.
21. Ketika Taeyeon sekamar dengan Yoona dan Sooyoung, mereka pernah menangkap kecoa dan membakarnya hidup-hidup.
22. Taeyeon pernah mendapatkan luka serius ketika lomba lari dan terjatuh saat masih sekolah.
23. Taeyeon sangat payah menggunakan tangan kirinya.
24. Ketika mengetik ia hanya menggunakan tangan kanan.
25. Semua member SNSD setuju kalau Taeyeon merupakan member tercantik.
26. Tidak terpengaruh dengan hal-hal mistik.
27. Ketika berkunjung ke kota kelahirannya, ia menggunakan logat daerahnya tersebut.
28. Taeyeon punya kebiasaan aneh saat tidur. Misalnya tertidur sambil mengerjakan soal matematika, tidur dengan mata terbuka atau mengigau.

29. Taeyeon pernah mencoba melarikan diri saat trainee karena merasa lelah.
30. Dia merupakan orang shotr-sighted, maka ia menggunakan lensa kontak.
31. Taeyeon merupakan best cooker bersama Hyoyoen di SNSD.
32. Pernah suatu saat Taeyeon mengalami luka, tapi ia tetap tampil bersama SNSD.
33. Karena jiwa ke-leader-an yang dimilikinya, Taeyeon sampai menutup lukanya dengan make-up demi tampil bersama member SNSD.
34. Taeyeon bisa menggambar dengan baik.
35. Taeyeon kecil sering bermain dengan anak laki-laki bersama sang kakak.
36. Dulu Taeyeon sangat tomboy.
37. Taeyeon mendapatkan Lifetime Achievement Award dari sekolahnya.
38. Ia selalu mendengarkan apa kata sang nenek.
39. Taeyeon dan Donghae Super Junior merupakan orang yang bisa meredam amarah Heechul. Karena Heechul hanya akan mendengarkan perkataan kedua orang ini.
40. Taeyeon mendapatkan predikat lulusan tercantik disekolahnya bersama sang maknae, Seohyun.
41. Saat masih satu ruangan dengan Yoona, Taeyeon pernah mengigau mengatakan 'More! More!' dalam bahasa Korea, membuat gadis itu tertawa terbahak.
42. Taeyeon, Sooyoung, dan Sunye Wonder Girls pernah satu sekolah bareng.
43. Jika tidak jadi artis, Taeyeon ingin jadi guru matematika.
44. Taeyeon percaya diri dengan bibirnya.
45. Digosipkan dekat dengan Leeteuk Super Junior karena mereka sama-sama leader dan tertangkap kamera sering bersama.
46. Awalnya Taeyeon tidak menyukai Keroro, namun karena pengaruh Seohyun akhirnya ia jadi suka.
47. Saat Taeyeon remaja, ia selalu mengerjakan tugas sambil mendengarkan radio.
48. Ketika ia menjadi DJ, ia merasa mimpinya jadi kenyataan.
49. Sunny dan Sooyoung memilih Taeyeon sebagai member terpopuler di SNSD.
50. Semua member setuju Taeyeon memiliki suara yang bagus dan dance yang bagus juga.
51. Ia menyukai laki-laki yang berselera humor tinggi dan selalu positive thinking.
52. Taeyeon suka susu kacang hitam (mimin nggak ngerti ini apa..)

53. Saat bahagia adalah tidur.
54. Ia sangat suka bunga berwarna ungu.
55. Ia memiliki ingatan yang buruk.
56. Taeyeon pernah mencium Sunny dan Jessica di pipi mereka.
57. Ia sangat mengagumi cara bernyanyi Kangta.
58. Eomma adalah panggilan untuk dirinya, karena ia merupakan member yang perhatian dan juga mengurusi segala urusan rumah di dorm.
59. Taeyeon sangat seram jika marah.
0. Bilamana Taeyeon berbicara pasti para member mendengarkan, tanpa pengecualian.

Fanfics: Happy Birthday 23th, Im Yoona! (Sequel Surprise!!!) [YoonHae]


Author                  :               Shin Eun Mi
Main Cast             :               Im Yoona >< Lee Donghae
Title                     :               Happy Birthday 23th, Im Yoona! (Sequel Surprise!!!)
Genre                   :               Romantic, One Shoot, Comedy
Rating                   :               PG-15
Note                      :               Annyeonghaseo Shin Eun Mi imnida^^. Ini dia sequel dari FF-ku yang sebelumnya berjudul  ‘Surprise!!!’. Sequel ini kubuat mengingat Yoong eonnie akan ulang tahun, makanya aku membuat sequel FF dengan tema bertajuk ulang tahun Yoong eonnie^-^
SAENGIL CHUKKAE, YOONA EONNIE. You always be our favorite couple with Donghae oppa! Jjang;;)

Happy Reading^^

Happy Birthday 23th, Im Yoona! (Sequel Surprise!!!)


Author POV

                Hawa dingin malam menusuk ke dalam rongga kulit yeoja itu. Wajahnya tampak kusut. Mulutnya yang mungil tak henti-hentinya menggerutu kesal. Alisnya bertaut dan sesekali mendengus berat. Ia melirik arloji di tangan kirinya. Pukul 20.55 malam. Yeoja itu melenguh lagi, entah untuk yang kesekian kalinya. Ia masih setia menanti seseorang di taman asri dengan angin yang sangat dingin. Untungnya yeoja itu membawa jaket tebal berwarna biru muda, jadi ia tak begitu merasa kedinginan. Ia merapatkan jaketnya. Sudah hampir satu jam ia menunggu, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Tak lama suara deringan ponsel mengagetkannya.
                Drrrt.. Drrrt..
                “Yeoboseyo?”
                “Yoong, ini aku...” sahut suara namja diseberang telepon.
                “Donghae oppa! Kemana saja kau? Aku sudah menunggumu hampir satu jam, tahu! Cepat datang atau aku akan benar-benar marah padamu, Fishy Oppa!” protes Yoona ketika ia sadar bahwa yang menelpon ponselnya adalah kekasihnya, Donghae.
                “Eung.. Mianhae, sayang. Aku tak bisa kesana sekarang, tiba-tiba aku harus ke Mokpo menemui Eomma. Kata Donghwa hyung, beliau sakit. Mianhae..” sahut Donghae dengan suara lemas dan penuh penyesalan. Mata Yoona membulat empat kali dari ukuran semula. Ia tercengang. Sudah selama ini ia menunggu ternyata Donghae membatalkan janjinya? Lagi? Aish. Entah sudah keberapa kali –belakangan ini– Donghae sering membatalkan janjinya pada Yoona. Dengan berbagai macam alasan. Terlebih setelah mereka merayakan anniversary mereka yang pertama, 2 minggu yang lalu. Donghae seakan-akan idol super sibuk yang tidak memerhatikan kekasihnya. Pada awalnya Yoona merasa biasa-biasa saja, karena ia masih bisa menerima kondisi mereka yang benar-benar padat jadwal manggung dan reality show. Namun, makin lama Donghae jadi semakin sering membatalkan segala rencana kencan atau jalan-jalan mereka. Itu yang membuat Yoona keki setengah mati.
                “Ne, arraseo. Ya sudah, titip salam untuk Eommonim.” jawab Yoona dingin. Sebenarnya ia tak ingin berbicara dengan nada begitu, namun entah mengapa mulutnya tak bisa bekerja sama dengan hatinya.
                “Aish, jangan marah... Nanti aku akan mengajakmu jalan-jalan setelah aku sampai Seoul lagi. Oke?” rayu Donghae masih dengan suara melas. Yoona mendengus. Lagi-lagi begini, umpatnya.
                “Sudah, tidak usah kau berjanji-janji akan pergi berdua denganku, Oppa. Kau kan sibuk sekali, nanti saja kalau ada waktu baru kita kencan. Kalau tak ada yaaah, ya sudah.” jawab Yoona berusaha menahan mati-matian airmata yang nyaris turun. Ia berusaha untuk mengerti keadaan Donghae, meski terkadang ia merasa sikapnya egois dengan Donghae.
                “Hmmm. Baiklah, aku harus menutup telepon dulu. Sepertinya Eomma sudah bangun. Bye-bye, My Deer.” ucap Donghae mengakhiri panggilan.
                “Ne. Bye, Oppa.” jawab Yoona singkat. Tut... Panggilan usai. Yoona menatap nanar layar ponselnya. Ia menghela nafas panjang. Airmatanya keluar dari sudut mata indah yeoja pujaan hati pria ini. Dengan cepat ia menyeka airmata tersebut agar tidak jatuh. Yoona sudah menduga Donghae akan membatalkan janjinya lagi. Setelah sebentar ia berdiam sejenak, Yoona pun meninggalkan kursi taman yang ia duduki dan beranjak menuju dorm SNSD. Langkahnya gontai dan lemas. Badannya terasa begitu lelah, tapi hatinya lebih lelah lagi.

Author POV end

Yoona POV
               
                “Annyeong.” aku membuka pintu dorm dengan gontai. Masih terpikir dibenakku tentang Donghae oppa yang kerap membatalkan janjinya. Haish, kalau ia bukan namjachinguku sudah kuterkam saja. Huh, menyebalkan!
                “Annyeong, Eonnie.” sapa Seohyun dengan senyuman hangat. Pikiranku yang sedang keruh sedikit terbuka melihat senyuman Seohyun, Angel kami, SNSD. Ya, aku memang dekat dengannya. Sedekat aku dengan Yuri Eonnie. Tapi entah mengapa, beberapa hari belakangan ini aku jadi jarang berbicara dengannya. Habisnya ia selalu pergi tanpa aku tahu ia mau kemana. Aku kan jadi tidak bisa bercerita soal Donghae Oppa yang kini juga jadi menyebalkan!
                “Hmm. Seo, kau belum tidur?” tanyaku menatap Seohyun seraya membuka sepatu sneakers putih yang kupakai.
                “Belum, Eonnie. Aku ingin tidur denganmu, bolehkah?” tanyanya balik. Alisku naik, heran memandanginya. Tumben Seohyun ingin tidur denganku.
                “Eungg.. Boleh saja. Tapi bagaimana sama Yuri Eonnie?” tanyaku lagi.
                “Kata Yuri Eonnie, ia ingin tidur bersama Hyoyoen Eonnie.” kata Seohyun dengan polosnya. Tapi justru aku yang terlonjak kaget. Kaget? Jelas. Ini apalagi yang terjadi? Mengapa kesannya Yuri Eonnie.... Errr, menjauhiku?
                “Benarkah?” tanyaku dengan senyum getir.
                “Ne. Waeyo, Eonnie? Kenapa wajahmu langsung pucat pasi begitu?” tanya Seohyun khawatir. Aku menggeleng, memberikannya senyuman khasku. Lalu pandanganku menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Aku melamun, memikirkan tiap orang yang kini sedikit berubah. Entahlah, hanya aku saja yang merasa begitu atau memang mereka yang ingin menjauhiku.
                “Eonnie? Yoong Eonnie?”
                “Ne? Ah, Seohyun, mungkin lebih baik kita tidur untuk besok. Besok kita masih ada jadwal manggung, bukan? Kajja.” aku menarik tangan Seohyun ke kamar kami –maksudku kamarku dan Yuri Eonnie– dengan sedikit cepat. Aku lelah. Sangat lelah. Mungkin dengan tidur, aku bisa melupakan segala pertanyaan yang berkelabat di otakku saat ini.
Yoona POV end

Author POV

Paginya, jam 7.00

                “BANGUN! YA! IM YOONA, IRREONAAA! PPALIWA~” teriak seorang yeoja mungil berwajah aegyo dengan kesal. Wajah imutnya memerah karena berteriak-teriak sedaritadi demi membangunkan Yoona dari tidurnya yang lelap.
                “Hmmh... Hoahemm.. Ya! Jangan teriak-teriak begitu, Sunny Eonnie. Kau membuatku tuli, tahu.” keluh Yoona kesal sembari mengusap-usap telinganya dengan telapak tangan, bibirnya mengerucut dan pipinya menggelembung gondok.
                “Daritadi aku sudah membangunkanmu dengan berbagai cara, Yoongie! Kau tidak bangun-bangun juga. Untung aku tidak frustasi membangunkanmu!” gerutu Sunny tak kalah kesal. Yoona hanya cengar-cengir memandangi Eonnienya satu ini. Meski imut-imut, Sunny tetap dewasa dan terkadang kalau marah juga menyeramkan.
                “Ne, ne. Aku akan menyusul. Tunggulah dibawah, Eonnie.” kata Yoona menguap lebar. Sunny menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Sedetik kemudian, ia pergi meninggalkan Yoona menyusul teman-teman mereka dibawah. Yoona pun segera turun dari ranjang dan membereskannya kilat. Ia bergegas menuju ke kamar mandi dan segera menyegarkan tubuh dari penat yang hadir.

J J J J

                Yoona tampak begitu murung selama sesi acara, meski begitu ia tetap tampil dengan performa yang sempurna. Begitu di backstage, Taeyeon yang menyadari keadaan dongsaengnya yang mengkhawatirkan itu pun menghampiri Yoona.
                “Yoona, kau sakit?”
                Yoona menoleh pada asal suara. Ia tersenyum kecil, lalu menggeleng perlahan. Tapi Taeyeon bukan orang yang mudah dibohongi. Ia tak percaya dengan gelengan Yoona tadi.
                “Jinjja? Kau sedang tidak berbohong kan, Yoona?” tanyanya lagi. Memastikan pertanyaannya dengan menatap kedua bola mata eternal magnae mereka.
                “Ne, gwenchana, Eonnie. Aku tidak apa-apa.” jawab Yoona setengah hati. Ia memaksakan diri untuk tersenyum, namun itulah sisi buruknya. Ia tidak bisa membohongi orang lain dengan matanya.
                “Aku tahu kau berbohong, Yoona. Ada apa? Kuharap aku bisa membantumu. Kau sakitkah? Mau pulang duluan?” Taeyeon nampak sungguh khawatir. Tak biasanya memang Yoona tak bergurau atau setidaknya berguyon hal-hal lucu. Namun hari ini terlihat jelas dari air mukanya ia sedang tidak enak badan, atau tepatnya sedang sakit hati.
                “Aku tidak sakit, Eonnie...” kata Yoona meyakinkan leadernya tersebut. Tapi hatiku yang sakit. batinnya sedih.
                “Arraseo. Kalau merasa tidak enak badan, kau boleh menghampiriku dan meminta obat. Kau kan sedang padat-padatnya jadwal, jadi harus banyak istirahat dan jaga kesehatanmu. Oke?” ucap Taeyeon mengerlingkan mata dengan seulas senyum terungging dibibirnya. Yoona mengangguk dan membalas dengan senyuman khasnya, ia terharu dengan kecemasan hati Taeyeon padanya. Setelah itu Yoona hanya bisa menghela nafas, tentu saja setelah Taeyeon beranjak dari hadapannya.
               
J J J J

                “Bagaimana?” tanya sosok namja yang sudah menunggu diluar ruangan dengan tak sabar. Dibelakangnya namja tersebut nampaklah sepuluh namja lain yang turut menunggu reaksi sosok yeoja yang baru saja tiba. Yeoja dengan rambut pirang sebahu.
                “Bagus. Kurasa ia sudah merasa keanehan dalam dirimu, hahaha. Buktinya tadi ia sudah murung, meski di panggung ia masih terlihat aktif.” ucapnya sembari tertawa puas.
                “Ne, ne. Biar bagaimanapun ia pasti kesal dan gondok dengan tingkahmu, Hyung. Hahaha. Aku jadi penasaran dengan rencana ini. Lalu kita lanjutkan rencana selanjutnya. Yaitu... Membuatnya cemburu dengan pemandangan langsung. Besok sore jam 5an. Begitukan?” ucap sosok namja paling muda dengan evil smirknya, dibarengin dengan anggukan namjayang lainnya. Sosok namja yang pertama bertanya pada yeoja itu pun mengangguk. Mata pure-nya yang khas terlihat berbinar dengan rencana ini.
                “Kalau begitu, kita berdoa semoga ini berhasil seperti rencana! Hwaiting hwaiting!” seru namja yang paling tua. Sosok yeoja tersebut dan juga kesepuluh namja lainnya dengan puas mengepalkan tangan ke atas dengan semangat.

J J J J

                Yoona membolak-balik majalah dengan jenuh. Seluruh eonniedeulnya sedang sibuk dengan acara mereka masing-masing. Taeyeon dan Hyoyoen sedang belanja. Sooyoung, Jessica dan Tiffany sedang ke mall, mereka sepertinya hendak membeli baju-baju baru karena memang selama ini jarang sekali SNSD bisa beristirahat di dorm dengan tenang. Sunny tengah berbincang dengan Sungmin di telepon daritadi, mereka terlalu asyik bergurau ria hingga Yoona merasa jengah melihat eonnienya itu. Tinggal Seohyun yang masih menonton televisi duduk manis disebelahnya. Yuri? Entahlah, ia menghilang sejak pagi tadi.
                “Seo, apa kau tidak bosan?” tanya Yoona dengan bibir mengerucut.
                “Mmm.. Bosan juga sih, Eonnie. Memangnya kenapa?”
                “Jalan-jalan saja, yuk!” ajak Yoona setengah girang. Seohyun menoleh ke arah Yoona sambil manggut-manggut, sebelum akhirnya ia mengangguk setuju.
                “Kajja, Eonnie!” sekarang Yoona malah ditarik Seohyun dengan semangat. Yoona mendelik heran. Ini anak, tadi hening sekarang kenapa dia yang bersemangat gini? Aneh banget sih, batin Yoona sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

J J J J

                Yoona sudah siap dengan sepatu sneakers kesayangannya. Ia memakai celana jeans putih pendek selutut dan kaus model balon berwarna putih bercak-bercak merah menjadikan kausnya tampak model abstrak. Lalu dipadu dengan topi putih dan tak lupa ia memakai kacamata hitam dan masker, jaga-jaga kalau nanti ketahuan fans atau netizen. Ia menyemprotkan parfum vanilla khasnya di leher dan kaus bagian atasnya. Lalu ia beranjak keluar, menyusul Seohyun yang sudah lebih dulu bersiap-siap.
                Yoona agak terkejut melihat penampilan Seohyun. Dongsaeng kesayangannya itu memakai dress warna jingga kalem dengan cardigan sampai sikut berwarna kuning. Ia juga memakai legging cokelat panjang menutupi kaki jenjangnya. Seohyun memakai kacamata hitam dan masker sama seperti Yoona.
                “Kenapa, Eonnie? Kajja, kita keluar!”
                “Ne.” seolah tersadar, Yoona tersenyum manis dan mengangguk. Ia segera menarik tangan Seohyun keluar dari dorm, namun belum jauh dari sana, ia seakan teringat sesuatu.
                “Seo, aku belum bilang pada Sunny eonnie kalau kita mau pergi!” pekik Yoona menepuk dahi indahnya. Seohyun tersenyum kalem pada Yoona dan menarik Yoona untuk segera bergegas .
                “Aku sudah bilang padanya tadi waktu Eonnie berdandan.” ucap Seohyun seakan membaca pikiran Yoona yang masih bingung. Yoona mengangguk-angguk mengerti. Mereka berdua pun jalan berdampingan layaknya kakak beradik. Mereka mengitari pesisiran kota Seoul yang ramai dengan jalan kaki. Menikmati keindahan sore itu. Tibalah mereka di sebuah toko buku, Seohyun mengajak Yoona masuk ke dalam karena ingin membeli komik baru. Akhirnya mereka masuk ke toko buku tersebut. Sejuk dan nyaman, itulah kesan pertama yang ditangkap Yoona.

Author POV end

Yoona POV

                Sejuk sekali kondisi toko buku ini. Ah, aku sudah lama rasanya tak kemari. Aku pun bergegas menuju ke tumpukan buku berisi novel. Hmm.. Mungkin aku bisa menemukan novel baru. Ak ketemu! Baru saja ketika aku mau mengambil novel itu, disaat yang sama tanganku bertemu dengan tangan seseorang. Tangan mulus itu...
                “Yoong?!”
                Aku mendongak. Semoga pemikiranku salah, semoga aku hanya bermimpi, tapi... Benar! Itu Yuri Eonnie. Ada apa ia kemari? Bersama siapa? Kenapa kami bisa bertemu disini? “Yul Eonnie..” desisku. Aku mengulum senyumku, baru saja aku ingin bertanya, namun sesuatu yang mengejutkan justru menghampiriku lagi. Tubuhku bagai tersengat setrum seribu voltase. Mataku langsung memanas melihat kedua orang didepanku ini. Hatiku bagaikan ditusuk-tusuk jarum dan disayat pedang pada saat yang bersamaan. Mereka... Mengapa mereka bersama? Berdua? Jangan-jangan...
                “Yul, kenapa lama banget sih memilih novel aja! Kakiku pegal, tahu!” seru suara namja dari belakang Yuri Eonnie mengagetkan kami. Namun, wajah Yuri Eonnie dan namja itu tak kalah terkejut. Mungkin karena mereka tak menyangka aku ada disini, bertemu mereka. Entah apa yang ada dipikiranku, aku kalut. Emosiku meletup didalam dada ini. Sakit.
                “Donghae oppa...” desisku lirih. Airmataku hendak menyeruak, namun aku berusaha mati-matian menahannya, aku tak ingin Yuri Eonnie melihatku menangis disini. Apa yang dilakukan Yuri Eonnie disini? Bersama namjachinguku? Mengapa juga Donghae Oppa ada disini? Bukankah ia berada di Mokpo sekarang? Apa mereka... Aniyo, Im Yoona, jangan berpikiran seperti itu.
                “A.. A-ahem. Yoong, apa yang kau lakukan... disini? Bukannya kau sedang di dorm?” tanyanya terbata. Ia mengusap tengkuknya, mengurangi grogi bertemu denganku. Aku ingat jelas, terakhir aku bertemu dengannya, yaa.. Waktu perayaan anniversary kami yang pertama itu. Setelah itu, semua janji-janji bullshit-nya itu dibatalkan begitu saja. Padahal tiap perjanjian aku dengan setia menunggunya. Namun kenyataannya... Apa-apaan ini?! Aish, benar-benar.
                “Membeli novel itu di toko buku, kan? Eonnie, ambillah novelnya. Aku tidak jadi beli.” kataku dingin, sangat dingin. Aku tak sanggup menatap Donghae Oppa. Mungkinkah ini jawaban mengapa ia kerap membatalkan janjinya lalu? Apa ini juga alasan mengapa Yuri Eonnie menjauhiku di dorm? Kenapa harus Yuri Eonnie... Aish, otakku memanas. Bagaikan asap mengepul diotakku saat ini. Benar-benar tidak ada lagi bisa kulakukan. Mungkin pergi dari sini lebih baik, iya kan?
                “Aniyo. Ini untukmu saja, Yoong. Kau kan lebih suka novel ketimbang aku.” tolak Yuri Eonnie halus. Ia berusaha tersenyum, menutupi segala ragu-ragu dalam dirinya. Namun aku bisa merasakan ketakutan dan gemetar dalam dirinya. Ia tak bisa berbohong padaku. Hei, kau lupa pada adikmu, Eonnie? Rasanya aku ingin menceburkan diriku ke laut saja. Apa aku sudah tak dianggapnya sebagai dongsaeng? Molla.
                “Tidak, gamsahamnida. Aku tidak punya banyak waktu. Apalagi untuk mengganggu kalian berdua.” sindirku segan. Aku berbalik dan hendak menjauhi mereka berdua. Namun tangan kekar menahan tanganku cepat. Aku diam tak bergeming, benar-benar shock dengan pemandangan ini. Aku cemburu, jelas. Tapi aku justru sakit hati melihat Donghae Oppa bersama Yuri Eonnie. Mengapa tidak yang lain saja?! Ish, aku langsung tersulut bara cemburu yang menyala menggebu-gebu.
                “Yoong, dengarkan dulu.. Aku dan Yuri hanya sebentar jalan-jalan sekembalinya aku dari Mokpo. K-kami hanya membeli buku saja, tidak lebih.. Jebal, mengertilah.” Donghae Oppa berusaha menjelaskannya padaku. Tapi aku sudah muak. Jih, masih sempat-sempatnya ia berbohong? Padahal aku sudah melihat jelas didepan kedua mataku. Katanya ia habis pulang dari Mokpo lalu bertemu Yuri Eonnie?! Kenapa ia tak mengabariku saja? Jinjja. Apa perlunya lagi ia menjelaskan semuanya? Apa ia mau membuatku semakin terluka? Donghae Oppa, aku tak mengerti jalan pikiranmu.
                “Sudahlah, tak apa. Aku tak sepantasnya cemburu. Pergilah. Aku sedang ingin sendirian.” kataku getir dan terdengar sedikit getas. Sekarang aku mengerti keadaan keruh ini. Haruskah? Disaat aku habis merayakan anniversary kami yang pertama dua minggu lalu, ia pergi dariku? Sedangkal itukah perasaanmu padaku, Oppa? Batinku berbisik, mengerayangi tubuhku yang kian melemas. Aku tak dapat lagi berfikiran jernih melihat ini.
                “Yoong Eonnie. Aku sudah menemukan buku yang aku cari, bagaimana dengan–” ucapan Seohyun terputus begitu melihat aku –maksudku beserta Yuri Eonnie dan Donghae Oppa– berada disatu tempat yang sama. Ia menatapku, memandangku nanar. Ia mengerti perasaanku, pasti. Aku balas menatapnya seakan memintanya untuk membawaku pergi dari sini.
                “Oppa, Eonnie. Hmm.. Aku dan Yoong Eonnie kembali ke dorm duluan ya. Annyeong.” sahut Seohyun seraya menarikku menjauh. Yeah, kau memang adik terbaikku, Seo! Cengkraman Donghae Oppa mengendur dan ia membiarkan Seohyun membawaku pergi. Entah, kepalaku mendadak pening. Donghae Oppa menatapku sendu, aku sempat melihatnya meski dengan pandangan mata buram.
                “Ne, hati-hati, nae dongsaeng.” seru Yuri Eonnie memaksakan senyumnya. Ia menatapku dengan penuh penyesalan. Tapi aku membuang muka. Aku tak suka, benar-benar tak suka. Apa ini? Aku benci semuanya, secara tiba-tiba. Donghae Oppa berusaha tersenyum dan melambaikan tangan kepadaku. Setelah itu aku berusaha menahan mati-matian untuk tidak menangis. Setidaknya sampai aku tiba di dorm.

Yoona POV end
J J J J
Author POV

Dikamar Yoona, jam 9 malam.

                Yoona duduk di ranjang, menyandarkan kepalanya sembari memejamkan matanya. Kaki kirinya ia tekuk dan dipeluk kedua tangannya, sementara kaki kirinya ia biarkan lurus. Diam. Suasana hening dan sendu bercampur, memenuhi ruangan itu. Sesak dan gelisah dirasakan tubuh yeoja itu. Entah sudah kebarapa kalinya ia menangis. Menangis karena kejadian tadi. Pahit? Tentu saja. Meskipun ia tidak begitu tahu apa maksud mereka –Donghae dan Yuri– jalan berdua tadi, di toko buku. Tapi batinnya mengatakan bahwa mereka berdua telah berbohong.
                Airmata Yoona turun lagi, untuk yang kesekian kalinya. Dadanya sesak dan nafasnya tersengal. Badannya bergemuruh untuk berteriak, namun ia masih sadar bahwa ini di dorm. Jangan sampai orang lain curiga. Yoona memerhatikan layar ponsel  yang sengaja ia diamkan sejak tadi pulang dari toko buku dan melihat kejadian ‘naas’ itu.
                22 messages from My Fishy Oppa, 8 messages from My Twins, 3 messages dari Leeteuk Oppa dan 15 missed call from My Fishy Oppa, desis Yoona pelan. Ia merutuki dirinya sendiri. Ia sadar kini ia sudah terlalu lama menangis. Matanya lelah, tubuhnya pun lemas, namun yang lebih parah lagi... Hatinya sakit. Sangat sakit. Bagaikan diserbu ribuan virus. Mungkin egois terdengarnya, tapi Yoona sangat tidak suka dengan semua ini. Ia lemah dengan segala kata-kata romantis Donghae, yang kadang membuatnya begitu terlena. Sampai ia lupa, bahwa Donghae kerap kali digosipkan dengan berbagai macam wanita –yang mungkin lebih baik darinya– diluar sana. Yoona menghembuskan nafas pendek.
                Lagi. Yoona menangis dalam diam. Airmatanya seakan habis, ia hanya bisa sesengukan di dalam kamar. Berusaha meredam suaranya, agar tidak terdengar member lain. Sampai akhirnya ia tertidur, lelap dan nyenyak. Berusaha meninggalkan barang sejenak kepenatan dalam dirinya.

Besoknya jam 6.00 pagi, di dorm SNSD

                Yoona sudah bangun. Mungkin ia menjadi yang pertama kali bangun, meski ia tidur begitu larut karena semalaman menangisi sesuatu hal yang menurutnya tak penting. Yoona beranjak menuju kamar mandi dan mengganti baju. Ia mencuci wajahnya yang tampak bengkak dan sembab. Ia mengoleskan air dingin di sekitar matanya, setelah dirasanya beres ia menyikat giginya kemudian memakai baju sederhana yang biasa ia gunakan untuk pergi ke manggung. Kaus hitam longgar dan celana jeans panjang ditutup dengan jaket kulit hitam dan high heels hitam sepadan. Ia berputar-putar memandangi dirinya di kaca lemari, lalu ia bergegas memoleskan make-up tipis di wajahnya.
                Yoona pun keluar dari kamar dan menyambar tas gendong hitam rajutan dari Appa-nya sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Ulang tahun..? Yoona menepuk dahinya panik. Ia teringat sesuatu, segera saja membuka ponsel dan mengecek kalendar. Tanggal 30 Mei 2012. Kenapa ia tak sadar? Yoona mengumpat dalam hatinya, kenapa bisa ia lupa dengan hari ulang tahunnya sendiri.
                Yoona segera membaca SMS dan beberapa e-mail yang masuk.
From:    Lovely Appa^^
Saaengil chukka hamnida, Im Yoona anak Appa tersayang. Semoga kau bisa jauh lebih baik dari umurmu sebelumnya, bisa menjadi lebih dewasa, lebih cantik lagi, dan tambah kebaikan dalam dirimu dari Tuhan. Oh ya, dan hubunganmu dengan Donghae bisa langgeng. Appa rindu padamu, Yoona :)
Perkataan Appa Yoona membuatnya mengusap airmata yang nyaris jatuh. Ia merindukan Appa-nya, sudah lama ia tak bertemu semenjak padatnya jadwal SNSD manggung kini. Yoona berteguh dalam hatinya, ia akan menengok biar sebentar ke rumah Appa nanti. Lalu ia melanjutkan membaca pesan lainnya.
From:    Lee Seung Gi Oppa
Yoona-ssi, saengil chukkae! Semoga hidupmu diberi kelancaran Tuhan! Langgeng dengan Donghae-ya, oke?
                Yoona tersenyum kecut. Kalimat terakhirnya itu...
                From:    Baby Sulli f(x)
                Kyaaa, Eonnie saengil chukkae<3 Semoga langgeng dengan Donghae Oppa^^
                Yoona lagi-lagi tersenyum, matanya memandanga kalimat terakhir itu dengan sedih, mengingat kemarin... Ah, hal itu membuat Yoona jadi ingin menangis lagi dan lagi. Kemudian ia membaca SMS yang lain. Mungkin bisa menghilangkan sejenak kegelisahannya.
                From:    Seobaby^^
Eonnie, saengil chukka hamnida saranghaneun uri Yoongie, saengil chukka hamnida^^ Ayo Eonnie tidak boleh bersedih terus, cayo!
From:    Changmin Oppa
Happy Birthday, Im Yoona!! The best thing, traktiran kami tunggu ya:p
From:    Minho Shinee
Noona, happy birthday! Longlast sama Donghae hyung, yaJ Kami member Shinee mendukung dan menanti traktiranmu!!
Yoona terharu membaca isi pesannya. Lalu ia melanjutkan membaca pesan yang lainnya. Ia membalas pesan-pesan teman-temannya itu kilat, mengucapkan terimakasih telah mengingat ulang tahunnya tahun ini. Tiba-tiba wajah sumringah Yoona berubah suram, ia baru tersadar. Donghae tidak mengucapkan apa-apa padanya. Yoona menekan dada kirinya pelan. Sungguh lebih sakit dari sekedar kehilangan perhiasan atau uang karena dicopet. Ia melenguh panjang dan segera memasukkan ponselnya ke dalam tas. Ia beranjak keluar, menuju teman-temannya sembari menghela nafas panjang. Suram, itulah yang dirasakan yeoja cantik ini.
“Saengil chukkae, Eonnie!” seru Seohyun ketika melihat Yoona turun dari kamar. Seohyun sudah rapi dengan dandanannya. Ia tersenyum menatap Yoona yang kini tengah murung. Meskipun Seohyun tahu apa yang terjadi pada Eonnienya nanti malam, ia tetap harus tutup mulut.
“Gomawo, saeng. Kajja, kita harus performance hari ini, kan?” Yoona mengalihkan pembicaraan dan melenggang lemas menuju van yang akan membawa mereka ke gedung KBS untuk performance. Seohyun berjalan mengikuti Yoona dan menyejajarkan langkahnya. Ia tahu kondisi buruk yang dilanda Yoona saat ini, karena semuanya bagian dari rencana ‘orang itu’. Yoona memilih duduk di dekat jendela van. Seohyun pun duduk disamping Yoona. Yoona memasang earphonenya dan mendengarkan lagu dari iPad miliknya. Tak lama, member SNSD yang lain pun sudah memenuhi ruang van. Tapi tak ada satupun yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Yoona, kecuali Seohyun tadi. Mereka tetap bercanda ria seakan lupa hari ini. Yoona pun lebih memilih diam dan membalas pesan teman-temannya juga e-mailnya. Saking sibuknya ia, Yoona tak sadar bahwa di sudut van ada sosok yeoja yang memandangnya dengan penuh penyesalan tersirat.
“Mianhae, Yoong.” gumamnya lirih. Ia takut, sangat takut nae dongsaengnya akan berubah dan menjauhinya hanya karena ini...
“Hei, Yoong. Kau tampak sibuk sekali. Ngapain sih?” tanya Jessica sedikit melirik ke arah iPad Yoona.
“Aku membalas pesan teman-temanku.” jawab Yoona singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Ia sibuk mengetik demi membalas e-mail dan SMS dari teman-temannya serta keluarganya.
“Hmm. Memangnya kenapa? Tumben kau smsan, biasanya juga malas buka ponsel.” kata Jessica mendekat ke arah Yoona. Yoona melenguh, ia heran dengan sikap Jessica. Sejenak ia tertegun menatap Jessica yang mengerjap-ngerjap menatapnya, lalu ia fokus lagi pada layar ponselnya. Alis Jessica bertaut, ia bingung dengan tatapan Yoona yang sama sekali tak ia mengerti. Namun, karena ia ingat soal ‘itu’, maka ia memilih diam dan menatap Yoona dengan pandangan penuh arti.
30 menit kemudian, mobil van mereka telah sampai di gedung KBS. Satu per satu member SNSD turun dari van dan segera menuju ruangan ganti di dalam gedung KBS. Tersisa Yoona  yang masih beberes barangnya dan hendak turun. Namun, tangannya ditarik dan ditahan seseorang. Yoona menoleh, lalu mendengus jengkel.
“Yoong, k-kau.. Marah pada Eonnie?” tanyanya pelan. Dadanya sesak menanti jawaban Yoona. Twinsnya, adik kesayangannya, yang berwajah mirip dengannya. Ia takut Yoona menghindarinya karena ‘itu’. Benar-benar konyol, hah!
“Haruskah?” tanya Yoona balik dengan nada dingin. Belum pernah ia berkata sedingin itu pada orang, terlebih pada Yuri.
“Aku rasa.. Kau pantas marah padaku. Mianhae, Yoong.” ucapnya lirih. Yuri menunduk dalam. Tak berani menatap kedua bola mata Yoona.
“Eonnie. Kau kakakku yang paling kusayangi. Tempatku berbagi cerita selama aku menjadi member SNSD. Aku tak bisa marah padamu, karena kau merupakan bagian keluargaku juga. Tapi... Aku kecewa. Ya, sangat kecewa. Mianhae aku egois. Namun aku tahu sekarang, mungkin sudah saatnya aku berpisah dari Donghae Oppa dan biarkan ia memilih kau daripada aku yang terlalu manja.” Yoona memalingkan wajahnya. Menahan habis-habisan airmata yang sudah mendelesak keluar. Yuri menatap Yoona terperangah kaget. Ia tak percaya Yoona akan berkata seperti itu, bahkan ini tidak ada dalam skenario mereka...
“A-apa maksudmu, Yoona? Kenapa kau begitu? Andwae! Kau dan Donghae Oppa tidak boleh putus!” sergah Yuri menggenggam kedua tangan Yoona. Namun gadis itu menepisnya kasar. Hati Yuri terkoyak seketika, mendapati nae-dongsaengnya tengah menangis. Ya, lagi-lagi Yoona menangis. Yuri kaget, ia tak percaya akan melihat Yoona menangis seperti ini. Jelas dimata Yoona, bahwa gadis itu tengah menanggung pilu yang teramat dalam.
“Yoona, Yoong.. A-aku. Aku minta maaf. Tak seharusnya aku membuatmu kecewa seperti ini. Mianhae, jeongmal mianhaeyo.” kata Yuri akhirnya. Ia tak sanggup melihat airmata Yoona. Baginya, Yoona adalah adik yang ceria, bukan yang seperti ini. Menangis, apalagi karena dirinya! Oh Tuhan...
“Gwenchanayo, Eonnie. Aku mungkin terlalu manja pada Donghae Oppa, makanya.. Kau kan dewasa. Berbeda denganku. Sudahlah, aku sedang tak ingin membahas soal itu. Saat ini kita akan perform, jadi lupakanlah.” ucap Yoona mengakhiri sembari mengusap airmatanya dengan punggung tangan kasar. Yuri yang melihat itu semakin merasa bersalah, apalagi ia baru kali ini melihat Yoona menangis karenanya.
Yuri terdiam di van, meratapi Yoona yang sudah berjalan mendahului. Sesekali ia melihat Yoona mengusap matanya, menghapus jejak airmatanya. Yuri menghela nafas panjang. Ia meraih ponselnya dan menekan nomor seseorang. Ia menunggu telepon tersebut diangkat dan...
Tutt.. Tutt..
“Yeoboseyo?”
“Ah, Oppa. Sudah kujalani semuanya.” sahut Yuri bahkan sebelum si penerima telepon berakta sesuatu, to the point.
“Jinjja? Lalu bagaimana reaksinya?”
“Seperti yang kau tahu, ia menangis. Kau jahat, Oppa! Kalau bukan karena hari ini special, aku tak akan membantumu seperti ini. Huh, aku jadi merasa bersalah padanya!” gerutu Yuri kesal. Ia teringat wajah Yoona tadi saat menangis dihadapannya. Benar-benar ia tak sanggup, perasaan bersalah kerap menyelimutinya.
“Aish, mianhae Yuri-ah merepotkanmu. Yang pasti kami disini tengah menyiapkan semuanya dengan baik. Dan kau, juga yang lainnya. Jangan lupakan pesanku kemarin. Arraseo?” perintah suara diseberang terkekeh. Yuri mendengus lalu mengangguk –meski ia tahu si penerima telepon tak mungkin melihatnya–. Ia segera menutup telepon –meski si penerima telepon belum selesai bicara– lalu beranjak menuju ruangan ganti di gedung KBS.
J J J J

                Hari yang melelahkan. Yoona bersandar pada sofa putih lembut di ruang ganti gedung KBS. Ia terlihat begitu kelelahan. Terlebih tadi saat sesi interview, ternyata sebuah kejutan ulang tahun telah menyambutnya. Para kru acara dan juga MC mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Ada kue besar yang dihias-hias indah sebagai pelengkap acara tersebut. Tak lupa para member SNSD pun mengucapkan selamat padanya. Ia tersenyum kecil. Namun hatinya tetap remuk. Sedaritadi ia tak mendengar Yuri mengucapkan selamat ulang tahun. Rasa menyesal menyusup dalam hatinya, ia menyesal telah berkata seketus tadi padanya. Yoona melenguh, ia memejamkan matanya sesaat.
                Tes.. Tes..
                Yah, tak bisa dipungkuri ia juga merasa kesedihan yang luar biasa. Yuri tidak mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Sungguh ironis, karena selama ini biasanya Yuri lah yang selalu mengingatnya. Sekarang? Mungkin Yuri masih marah dengan sikap Yoona tadi. Donghae juga tidak tahu kemana. Boro-boro menghubungi, sejak kejadian di toko buku itu, Yoona merasa lost contact dengan namjanya sendiri. Bahkan member SNSD sekarang masih saja asyik bercengkrama diluar ruang ganti bersama para kru acara tadi. Mungkin mereka memang ingat selama di panggung, namun dibalik panggung? Yoona ingin sekali meminta maaf atas kelakuannya pada Yuri, karena yang ia tahu Yuri tetap  kakak yang baik untuknya. Setelah agak lama berpikir, ia memutuskan untuk mengatakan itu di dorm nanti.
                Yoona memejamkan matanya dan mengulang semua memori yang berkelebat diotaknya. Ia merasa kecewa, namun juga menyesal. Entahlah. Ia sangat ingin tidur saat ini, demi merefresh kesegarannya. Ia lelah hati dan jiwa. Tadi malam Yoona tak sempat tidur lama, karena ia selalu terbangun karena mimpi buruknya. Ia mengantuk, Yoona pun memeluk bantal lembut dan bersandar pada bantal besar satu lagi. Tak berapa lama ia sudah terlelap dan berkunjung ke alam mimpinya. Ia tak sadar bahwa ada segerombolan orang tengah memerhatikannya dari balik pintu.

J J J J

                “Psst. Yoona sudah tidur.”
                “Kajja. Kita masuk!”
                “Tunggu dulu, apinya belum menyala, babo!”
                “Oh iya. Aish, jinjja aku lupa.”
                “Kau sih terlalu semangat, Oppa. Sekalian bawa ini!”
                “Aish, minta si evil saja!”
                “Baiklah.”
                “Ya! Aku tidak pegang korek!”
                “Shhht! Diam! Kau ini.”
                “Mianhae...”

                Krekkk

                Kesebelas namja dan delapan orang yeoja tengah mengendap-endap masuk ke ruangan ganti yang agak remang itu, ruang ganti gedung KBS. Mereka melihat Yoona yang sedang terlelap nyenyak. Salah satu dari mereka mengibas-ngibaskan tangan didepan wajah Yoona, memastikan bahwa Yoona tertidur. Setelah yakin aman, mereka semua masuk ke dalam dan merias ruangan dengan balon, pita-pita, dan juga menata seluruhnya menjadi tempat yang indah. Menyiapkan sesi akhir rencana mereka untuk Yoona, kejutan besar untuk yeoja manis nan bawel tapi sangat digemari orang-orang disekitarnya. Inilah rencana mereka. Rencana yang diset dari dua minggu lalu, setelah anniversary Yoona dan Donghae yang pertama. Sekiranya siap untuk membangunkan yeoja itu. Mereka pun bersiap-siap di tempat yang sudah mereka set. Seorang namja yang memiliki mata pure langsung sigap duduk disebelah Yoona yang masih terlelap. Perlahan ia menyentuh dahi, hidung dan kemudian bibir Yoona dengan jari telunjuknya. Kemudian ia mengecup singkat bibir manis Yoona, dengan maksud membangunkan Yoona dari tidur lelapnya.

Author POV end
~~~~
Yoona POV

                Aku merasakan bibirku dikecup seseorang. Orang itu menelusuri tiap lekukan wajahku dengan jarinya. Aku merasa ada getaran hebat dalam jantungku. Aku kenal aroma tubuh ini, aku tahu siapa yang mengecupku, aku hafal gerakan-gerakan orang ini. Sontak aku membuka mataku yang terpejam. Tadi aku sudah tertidur, namun karena aku merasa ada krasak-krusuk, aku terjaga, namun mataku rasanya malas sekali untuk terbuka. Aku lelah karena kemarin menangis semalaman. Mataku terasa berat sekali. Setelah aku mengerjap-ngerjap beberapa kali....
                Aku terbelalak kaget melihat Oppadeul Super Junior dan Eonniedeul SNSD beserta Seohyun ada didepanku dengan kue tart besar tingkat tiga dihiasi bintang-bintang dan juga chocho chip. Mereka berdiri melingkar di meja tempat kue itu berada. Aku tercengang menatap ruangan ini. Apa...ini..? Kenapa ada banyak balon disini? Lalu mengapa ada member Super Junior dan SNSD? Dan.. Donghae Oppa! Dia persis berada disebelahku. Mataku membulat heran.
                “I-ini apa?” tanyaku terbata. Aku sungguh-sungguh tidak mengerti.
                “Happy Birthday, Yoona. Happy Birthday, Yoona. Happy Birthday Happy Birthday Happy Birthday Yoona! SAENGIL CHUKKAEYO!” teriak mereka bersamaan diiringi letusan krim kocok dan terompet nyaring berbunyi. Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata lagi, sebuah poster besar di dinding yang tadinya tertutup tiba-tiba terbuka. ‘Happy Birthday, Im Yoona. Saranghamnida<3’ begitulah tulisannya. Aku menunduk. Ini....kah rencana mereka? Babo! Kenapa aku tidak sadar? Padahal dua minggu lalu aku mengerjai Donghae Oppa juga. Aish, Im Yoona kenapa kau sampai tidak sadar begini sih?
                “Jadi, semuanya ini.. Hanya bohongan? S-selama ini kalian me-mengerjaiku?” tanyaku terbata. Airmataku nyaris tumpah. Aku benar-benar terharu dan juga kesal –sedikit– karena tingkah mereka. Tak tahukah berapa banyak tissue yang kupakai tadi malam? Aku juga menyesal telah berbicara seenaknya pada Yuri Eonnie. Huh.
                “Ne, dan ini semua rencana Donghae! Katanya sebagai balas dendam waktu itu, Yoona-ssi.” celetuk Kyuhyun Oppa yang langsung kena toyor dari Leeteuk Oppa dan Taeyeon Eonnie. Aku langsung menunduk lagi, sesengukan mendengar penjelasan Kyuhyun Oppa. Tuh, benar kan... Ih, kenapa juga aku gampang tersulut emosi begini. Hufh.
                “Yoong..”
                Aku mendongak. Yuri Eonnie berdiri dihadapanku tengah tersenyum padaku, lembut. Aku rindu senyumannya. Yuri Eonnie melebarkan tangannya sembari tertawa kecil, aku sadar ia juga tengah menahan tangisnya. Buktinya matanya memerah menatapku, berkaca-kaca. Langsung saja aku berhambur kedalam pelukan hangatnya. Aku menangis dalam dekapan Eonnieku ini. Sungguh, biarlah aku kehilangan sebanyak apapun hartaku, tapi tidak dengan Eonnieku!
                “Eonnie, mianhae. Aku.. Bodoh. Aku terlalu gampang marah, aku manja, aku tidak pernah mau mengerti perasaan orang lain. Aku egois hanya karena melihatmu bersama Donghae Oppa waktu itu. Aku menyesal telah kasar padamu, Eonnie. Maafkan aku.” ucapku terisak. Tubuhku bergetar, dan kurasakan Yuri Eonnie juga bergetar memelukku.
                “Yoong, aku tak pernah sungguh-sungguh marah dan bersikap seperti itu kepadamu. Bahkan sampai merebut Donghae Oppa? Tidak, Yoong. Aku melakukannya hanya untuk sandiwara. Lagipula, beribu namja pun tak akan goyah dihatiku selama itu masih ada kaitannya denganmu, saengku. Kau tidak manja, hanya saja sedang berevolusi menjadi dewasa. Mengerti? Uljima, Yoong.” jelas Yuri Eonnie membuatku semakin terisak. Beruntung, senang, terkejut dan juga terharu bercampur menjadi satu. Aku melepaskan pelukan kami dan menyeka airmataku.
                “Aku jadi ikut sedih nih.” ucap Eunhyuk Oppa yang kini tengah menyeka airmata dengan tissue pemberian Hyoyoen Eonnie. Kulihat beberapa member menangis melihat aku dan Yuri Eonnie tadi.
                “Eonniedeul! Aku merindukan kalian berdua yang seperti ini.” seru Seohyun seraya memelukku dan Yuri Eonnie. Jadilah kami bertiga berpelukan seperti teletubbies. Hehehe.
                “Ekhem.” Donghae Oppa berdeham keras, kontan kami menoleh ke arahnya. Aku cengengesan kemudian kembali duduk disebelahnya. Aku lupa bahwa yang merencanakan ini semua kan Donghae-ku, mianhae Oppa melupakanmu sejenak.
                “Gomapta, Oppa. Ini akan menjadi kado terindahku.” ucapku menunjukkan puppy eyes-ku. Donghae Oppa tersenyum khas anak kecilnya lalu mengacak-acak rambutku penuh sayang.
                “Ne. Lain kali kendalikan emosimu, sayang. Dan lagi... Aku tak mungkin tega membiarkanmu menangis kalau bukan demi membuatmu bahagia seperti ini. Ya kan?” ucapnya senang. Aku tersenyum lebar. Bahagia? Oh tentu, bagaimana tidak? Aku tak menyangka Donghae Oppa bisa pintar seperti ini.
                “Gomawo semuanya. Oppadeul dan eonniedeul. Aku sayang kalian. Terimakasih untuk kejutan dari kalian, aku benar-benar senang.” aku terharu sekali. Sangat. Member Super Junior dan SNSD pun cengar-cengir, ada sebagian yang menyeka airmata karena terharu dan ada juga yang mengelap ingus yang keluar dari hidung. Hahahaha. Donghae Oppa tengah menatapku dengan seulas senyum khasnya, memamerkan deretan giginya yang putih dan membuatku panas dingin.
                Alhasil, kami pun bernyanyi bersama diruangan ganti KBS yang sudah dirombak menjadi ruang pesta kecil. Aku berdiri dihadapan kue dengan senyum cerah terulas di bibirku. Tibalah saat aku harus meniup lilin, setelah meniup lilin para member bertepuk tangan. Aku memotong kue besar itu. Sayang sih, habisnya bagus sih kuenya. Hehehehe. Saat aku memotong kue pertama, aku jadi bingung mau kasih ke siapa.
                “Ayo, kasih first cake-nya, Yoona-ssi!” teriak Ryeowook Oppa dan Yesung Oppa berbarengan. Hih, dasar couple aneh!
                “Kasih dong ke Donghae hyung, Yoona-ssi!” seru Siwon Oppa menjawil dagu Donghae yang mesem-mesem, wajahnya semerah kepiting rebus dan menurutku... Gyaa kyeopta!
                “Jangan lama-lama, Yoona! Kami ingin segera mencicipinya!” keluh Sooyoung Eonnie, Jessica Eonnie, Shindong Oppa dan juga Heechul Oppa. Haish, mereka ini tidak sabaran sekali sih, dasar shikshin!
                “Tuh, Hae Oppa sudah menunggumu!” goda Yuri Eonnie yang berada disisi kananku. Aku menoleh dan melihat Donghae Oppa yang jadi salah tingkah.
                “A-aniyo! Apa sih, kalian ini. Menggodaku terus.” kilahnya dengan semburat merah di pipinya. Aku jadi berniat menggodanya, hihihi.
                “Nih, untuk Oppa.” kataku menyerahkan kue itu pada Donghae Oppa. Donghae Oppa terdiam, rona wajahnya tampak lebih memerah. Sontak para member langsung meneriaki kami berdua. Aku mengerlingkan mata nakal. Sedetik kemudian aku mengecup pipi kanan Donghae Oppa kilat. Kujami Donghae Oppa pasti...
                “Ya! Yoong, kau ingin aku malu berkali lipat, huh?” Benar kan? Pasti ia protes. Hehehe. Ada-ada saja Oppa-ku ini. Aku hanya mengulum senyum bahagia. Sementara Donghae Oppa masih terus berkilah ketika para Oppadeul dan Eonniedeul menggodainya. Aku menatap Yuri Eonnie yang tengah bercanda ria dengan Seohyun, dalam hatiku aku selalu akan mengingat ini semua. Aku sayang Oppadeul Super Junior, Eonniedeul SNSD, SM Entertainment yang mempertemukanku dengan Donghae Oppa dan kawan-kawanku, juga... Yuri Eonnie dan Seohyun. Baru kusadari, betapa beruntungnya aku Tuhan.
                “Yoong. Aku masih punya sesuatu.” kata Donghae Oppa memecah kebisingan. Tiba-tiba ruangan yang tadinya berisik karena candaan pun mendadak sunyi. Aku menatap semua orang yang ada satu per satu dengan raut bingung. Donghae Oppa tersenyum simpul lalu poster yang bertuliskan ‘Happy Birthday, Im Yoona. Saranghamnida<3’ tertutup poster baru. Tulisan dalam poster itulah yang membuatku semakin tercengang.
                ‘Saranghae. Would you be my wife?’
                Aku menutup mulutku yang menganga lebar dengan kedua tanganku, mataku berkaca-kaca melihat tulisan ini. Lalu tak lama dentingan piano yang dimainkan Seohyun dan Kyuhyun Oppa berbunyi, membuatku lebih kaget. Sungmin Oppa dan Sunny Eonnie bermain gitar dengan harmoni yang indah. Heechul Oppa yang bermain biola dan juga Tiffany Eonnie yang bermain flute. Bagaikan mimpi! Sisa member SNSD & Super Junior menyanyikan lagu ‘Marry U’ bersama-sama. Dan Donghae Oppa sudah berdiri di hadapanku sambil mengeluarkan kotak kecil merah berbentuk hati. Aku menggeleng-gelengkan kepala, benar-benar... Romantis. Aku kira hanya sebatas ulang tahunku saja, nyatanya..

(Eunhyuk & Shindong)
Love, oh baby my girl
Love, oh baby my girl
Geudan naui jeonbu neunbu shige areumdaun
You are my everything
Naui shinbu shini jushin seonmul
My dazzlingly beautiful bride
(Shindong)
Haengbokhangayo geudaeui kkaman neuneseo nunmuri heureujyo
You are a gift from God
Kkaman meori pappuri dwol ddaekkajido
We'll be very happy, your black eyes well up with tears

Naui sarang naui geudae saranghal deoseul na maengsehalgeyo 
Even if your black memerizing hair turns white
My love, you my love, I swear I love you
            Aku mengerjap-ngerjapkan mata berkali-kali. Kristal bola mataku kini meruah lagi, tapi bukan kesedihan melainkan kebahagiaan teramat sangat. Donghae Oppa berdeham sebentar lalu membuka kotak kecil yang –sudah kuduga– isinya adalah cincin. Cincin permata sapphire blue, lambang Oppadeul Super Junior. Donghae Oppa tersenyum ke arahku yang masih terisak bahagia. Inikah rasa bahagianya ketika dilamar?
(Kyuhyun & Seohyun)
Geudaereul saranghandaneun malpyeongsaeng maeil haejigo shipeo
Saying I love you is what I want to do the most everyday in my life
(Ryeowook & Tiffany)
Would you marry me? Neol saranghago akkimyeo saragaro shipeo
Would you marry me? I want to love you, treasure you, and live with you
Geudaga jami deul ddaemada nae pare haewojugo shipeo
I want you to lean on my shoulders each time you sleep
(Heechul & Jessica)
Would you marry me? Ireon naui maeum heorakhaejurae?
Would you marry me? With this heart of mine, will you accept me?
(Eunhyuk, Hyoyoen, Yesung & Yuri)
Pyeongsaeng gyeote isseulge, I do
Neol saranghaneun geol, I do
To accompany you for the whole lifetime, I do
To love you, I do

(Leeteuk, Shindong & Taeyeon)
Neungwa biga wado akkyeojuyeonseo, I do 
Neoreul jikyeojulge, my love
Regardless of snow and rain, i will be there to protect you, I do
Let me be the one to protect you, my love


            “Aku bukan tipe namja romantis yang memberikan perhiasan berlimpah. Aku juga bukan tipe namja yang membeli segalanya dengan uang. Aku hanyalah seorang Lee Donghae, yang menjadi diriku sendiri. Namja yang mencintai seseorang layaknya bunga matahari pada matahari diatas sana. Seperti kupu-kupu yang mengejar bayangan seorang yeoja mandiri dan cantik yang selalu ceria. Mencintaimu adalah anugerah untukku. Karena dengan kehadiranmulah, aku bisa menjadi diriku sendiri, menjadi seorang Lee Donghae yang seperti ini. Aku mencintaimu, dengan sepenuh hatiku. Aku memujamu dengan kegigihan jiwaku. Karena kau seperti malaikat yang diturunkan Tuhan untuk menjagaku..”

(Sunny & Sungmin)
Uriga naireul meogeodo useumyeo saragago shipeo
Even if we are becoming older, we will smile and live on
(Siwon, Kangin & Sooyoung)
Would you marry me? Naui modeun nareul hamkke haejurae?
Would you marry me? Are you willing to live the rest of your life with me?
            “Aku ingin terus berada disampingmu, disaat kau susah maupun senang. Aku ingin menjadi satu nama dihatimu, baik ketika kita sedang terjatuh ataupun diatas awang. Aku ingin menjadi sinar bayang matamu yang indah itu. Aku ingin mendekapmu, mengecupmu dan menjadikanmu milikku, utuh. Mungkin egois, tapi aku ingin kau memilihku. Menjadi pendamping hidupmu, selamanya. Would you be my wife?” Donghae Oppa mengakhiri perkataannya seraya menyodorkanku cincin permata itu. Aku menggelengkan kepala pelan, tak percaya dengan semua ini. Mataku berkaca-kaca melihat ini semua, aku merasa sangat bahagia! Ya, sangat bahagia! Aku mendengarkan Donghae Oppa bernyanyi. Suaranya... Merdu, meski tak semerdu Yesung Oppa. Tapi, memiliki kesan penuh cinta tersendiri untukku.

(Donghae)
Orae jeonbuteo neoreul wihae junbuhan
Nae sone bitnaneun banjireul badajwo
I have prepared this (ring) for you since a long time ago,
Please take this shiny ring in my hand

Oneulgwa gateun mameuro jigeumui yaksok gieohalge
Would you marry me?
Just like the mood today, remember the promise that we're making now
Would you marry me?
I do
Neul daega isseulga, I do
Uri hamkkehaneun malheun nal dongan, I do
Maeil gamsahalge, my love
I do
I will always be by your side, I do
The days when we will spend together, I do
Everyday will my heart be thankful, my love
Nawa gyeolhanhaejurae? I do
Will you marry me? I do


            Dan lagu pun selesai dinyanyikan. Semua orang menatapku dengan cemas. Aku diam tak bergeming. Tubuhku bergetar menahan gejolak bahagia yang terlalu menjalar disetiap darahku, bahkan jantungku tak berhenti berdegup kencang dan kakiku sudah melemas sejak tadi mereka semua bernyanyi. Donghae Oppa menatapku penuh harap, aku menghela nafas pendek. Menguatkan diriku untuk bersuara. Tersenyum lebar, menampakkan gigi-gigiku dengan berurai airmata.
            “Jadi... Jawabanmu?” tanya Donghae Oppa hati-hati.
            “I do, Oppa.” jawabku lirih dan sedikit bergetar setelah sepersekian detik suasana menjadi hening, menanti jawabanku. Aku tertawa tanpa suara. Tepukan dan sorak sorai mewarnai ruangan seiring dengan jawaban yang mengalir begitu saja dari bibirku. Aku tertawa sambil menangis, menangis bahagia lantaran Donghae Oppa melamarku di hari ulang tahunku. Hei, ini sangat sangat impian para wanita kan? Kulihat Donghae Oppa berteriak girang, memeluk setiap member yang juga ikut gembira. Aku menghapus airmataku dan tersenyum haru. Yuri Eonnie dan Seohyun menghampiriku yang masih belum sepenuhnya percaya dengan ini semua.
            “Chukkae, Yoong!”
            “Chukkae, Yoong Eonnie!”
            “Gomawo, Yuri Eonnie dan Seohyun. Terimakasih, kalian sudah menjadi bagian dari ini semua. Aku bahagia, sangat bahagia. Gomawo.” ucapku memeluk mereka berdua penuh haru. Lalu aku melepaskan pelukanku pada kedua orang ini dan beralih memeluk yang lainnya. Hei, bukankah ini merupakan ulang tahun yang sangat membahagiakan?
            “Yoong, kau tahu? Donghae Oppa menyiapkan ini bersama kami, ia ingin kau menangis bahagia karena dirinya. Makanya ia sengaja membuat sandiwara itu. Mianhae ya Yoong. Tapi yang penting, syukurlah kau bahagia! Tak kusangka kalian akan mendahului kami para tetua.” celetuk Leeteuk Oppa menggoda Donghae Oppa yang mengelus tengkuknya sambil cengengesan. Aku hanya bisa tersenyum dan tersenyum, karena memang aku bahagia dengan semua yang diberikan Donghae Oppa. Bahkan jika dibandingkan pemberianku waktu anniversary kami ini sangatlah hebat.
            “Ne, gomawo semuanya. Dan Donghae Oppa. Saranghae!” ucapku memeluk Donghae Oppa erat. Sementara para member asyik ber-hu-ria dan menyantap kue besar ulang tahunku tadi sambil berguyon. Donghae Oppa melepaskan pelukanku dan mengecup keningku lama.
            “Na do. Saranghae. Im. Yoona.” ia memberi penekanan pada tiap kata yang dilontarkan. Lalu ia mencium bibirku dalam dan lembut. Aku tersenyum disela ciuman hangat kami. Benar-benar hari yang membahagiakan. Tuhan, terimakasih Engkau tlah memberiku Donghae Oppa yang seperti ini, selalu saja membuatku bahagia. Aku mengalungkan tanganku pada lehernya. Ya! Im Yoona, lama-lama (calon) suamimu ini ketularan ilmu yadongnya Eunyuk Oppa.
            “Omona! Ingat kami masih ada disini. Ya! Donghae-ya! Yoona! Aish, dasar.” pekik Leeteuk Oppa menghentikan ciuman kami. Aku menatap Donghae Oppa sejenak lalu tertawa bersama.
            “Mianhae, hyung. Jangan iri begitu dong. Sana gih, cium saja Taeyeon. Susah amat.” kata Donghae Oppa tak kalah ngocol, membuat gelak tawa membahana di ruangan ini. Sementara Leeteuk Oppa tengah mengelus dadanya dan Taeyeon Eonnie? Kulihat ia tersenyum malu-malu diledek begitu. Aku menatap Donghae Oppa yang masih sibuk meledek tiap hyung-nya. Senyum mengembang, khas aligatorku muncul. Aku sungguh bahagia bersamanya. Tuhan, jangan pisahkan kami meski banyak halau rintangan ke depannya. Amin.

FIN.

Hmm.. Agak hambar ya-_- Mianhae Cuma ini yang terpikir di otakku. Maaf kalau jelekL Dan RCL biar aku semakin semangat ngerjain FF lainnya, gomawo^^

Fanfics: Saranghaeyo, Lee Dong (YoonHae)

Author             :           Shin Eun Mi
Main Cast        :           Im Yoona x Lee Donghae
Other Cast       :           All Member Super Junior & SNSD
Title                :           Saranghaeyo, Lee Dong Hae
Genre              :           Romantic, One-Shot
Rating              :           PG-15
Note                :           Annyeonghaseo, kembali lagi ketemu aku, Shin Eun Mi dengan Ffku yang selalu berunsur romantis karena entah kenapa aku lebih suka romantis begini daripada yang lucu-lucuan-_- Mianhae kalo banyak typo dan gaje dalam FF ini. Tapi ini adalah FF keempat yang aku buat, semoga kian hari kemampuanku menulis semakin bagus^^
Oh iya, ini diambil sudut pandang author aja kok, gak banyak hehehe. Maaf yaaa kalau hasilnya mengecewakan atau gimana. Tapi semoga FF karya keempatku ini lebih baik dari sebelumnya, amin.

HAPPY READING~~



Saranghaeyo, Lee Dong Hae


Author POV
           
            Ketukan langkah kaki menggema di lorong gedung menuju ke arah ruang practice. Sepatu sneakers putih mendominasikan kaus oblong putih dan celana bahan selutut yang dipakainya sehingga memancarkan pesona tersendiri pada tubuh indah yeoja itu. Rambut lurus ikalnya dikuncir kuda dengan poni yang dijepit ke atas menggunakan jepitan berwarna kuning bergambar bunga. Ia bersiul pelan sembari melangkahkan kaki menuju ruang practice dance, mendekap tas kecil berisi lap keringat, beberapa potong kimbab dan 2 botol jus kaleng dengan erat. Tas selempangnya ia biarkan bergelayutan di lengannya.
            Cklekk
            “Oppa!” sapanya ketika membuka pintu ruangan practice mendapati sosok namja tengah menari agresif, menggerakkan seluruh tubuhnya meliuk-liuk indah. Sosok itu mengelap peluh dengan ujung kausnya.
            Sosok yang sangat ia kenal tersebut pun menoleh dan menyunggingkan senyum khas anak kecilnya. Ia mematikan radio musik dan menghampiri sosok yeoja yang akan  duduk di sofa kecil –sofa dimana memuat dua orang saja untuk duduk– sembari mengeluarkan kain lap putih dari tas yang didekap yeoja itu. Lalu memberikannya pada namja tersebut.
            “Sudah lama?” tanya Donghae menghempaskan tubuhnya di sofa dengan keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Ia mengatur nafasnya sejenak setelah latihan menari sedaritadi.
            “Belum, aku baru saja sampai. Tadi sedikit kewalahan membuat kimbab, tapi akhirnya jadi juga.” Yoona mengulum senyum seraya mengeluarkan kotak makan berwarna biru dan membuka tutupnya dengan riang.
            “Hm? Benarkah? Apa itu bisa dimakan?”
            “Ya! Donghae Oppa, kau keterlaluan. Susah payah aku membuatnya, tahu!” sungut Yoona kesal. Bibirnya mengerucut diiringi pipinya yang mengelembung. Matanya berkilat marah menatap Donghae yang tertawa terbahak-bahak.
            “Aku hanya bercanda, Yoona. Hei, jangan marah. Aku ingat waktu pertama kali kau membuatkanku ramen, kau lupa menambahkan sayurannya. Lalu ramennya pun terlalu lembek sehingga tak bisa dimakan. Hahaha.” kenang Donghae mengusap lembut kepala Yoona. Ia mengelap keringat diwajahnya dengan lap pemberian Yoona tadi.
            “Oppa! Jangan mengingatkanku pada kejadian itu! Memalukan.” Yoona memukul pelan lengan Donghae, sementara Donghae terkekeh senang melihat yeojachingunya ini merengut. Karena menurut Donghae, ketika Yoona merengut membuatnya gemas dengan pipinya yang menggelembung. Neomu kyeopta.
            “Arraseo. Sekarang suapi aku kimbab buatanmu itu. Ayo.” suruh Donghae.
            “Dasar. Ya sudah, sini. Aaa..” Yoona menyuapi Donghae sepotong kimbab buatannya. Lalu membiarkan namja itu mengunyah sampai habis, dan menunggu komentar Donghae tentang kimbab buatannya itu.
            “Enak?” tanya Yoona khawatir.
            “Kimbab ini enak sekali. Kau belajar darimana, Yoong?” kata Donghae tersenyum lebar. Yoona menghela nafas lega, ia membalas tatapan Donghae dengan senyuman.
            “Tak perlu kau tahu. Yang pasti, setelah ini aku akan giat belajar untuk membuatkanmu masakan-masakan lain, Donghae Oppa. Supaya kau tidak mengejek masakanku lagi. Hehehe.” tukas Yoona nyengir.
            “Iya, terserah padamu saja. Yang penting jangan sampai kau menghancurkan dapur dorm-mu untuk kedua kalinya.” ledek Donghae. Yoona mencubit gemas perut Donghae sambil merengut jengkel. Sedangkan Donghae terlihat menikmati saja cubitan gemas dari yeoja-nya. Kemudian Donghae dan Yoona melanjutkan acara makan kimbab suap-suapan tersebut dengan penuh guyonan dan tawa riang.
            “Oppa, kau tak lelah?” tanya Yoona sambil menutup kotak bekal yang ia bawa, menyudahi makan siang mereka.
            “Tidak, selama kau ada disini.” jawab Donghae tersenyum lebar, tapi tak lama ia meringis kesakitan karena tangan Yoona tengah memelintir perutnya. Sakit sekali! Cih! Kebiasaan yang tidak pernah berubah, gerutu Donghae dalam hati.
            “Jangan menggombal terus, Donghae Oppa! Kau ini... Sejak menyelesaikan syuting di Taiwan sana, kau jadi sering menggombal dan merayuku, Oppa. Oh, jangan-jangan kau disana rajin merayu perempuan lain, ya?” ujar Yoona mendelik. Matanya menyipit, membuat Donghae semakin gemas saja.
            “Tentu saja tidak, Yoona sayang. Aigoo, bisa-bisanya kau berpikiran seperti itu, huh? Kau tak percaya padaku?” Donghae mencubit kedua pipi Yoona sampai pipi Yoona memerah.
            “Aish, jinjja appo! Hanya bercanda, Oppa. Lagipula kalau kau berani seperti itu, sudah kutendang ke Eropa sejak lama, tahu!”
            “Yah, nanti kalau Oppa ditendang ke Eropa, Oppa bakalan selalu merindukanmu, Yoong.” goda Donghae. Ia tahu kelemahan Yoona adalah ketika mendengarnya berucap dengan berbagai kata-kata romantis atau sekadar bergombal ria. Lihat saja...
            “Oppa!” pekik Yoona geram. Bibirnya melengkung ke bawah, cemberut dengan dahi berkerut. Benar kan? Seketika Yoona jadi heran dengan sikap namjachingunya yang semakin kemari semakin suka saja membuatnya merona.
            “Kekekek. Omona, wajahmu kenapa? Merah sekali, Yoona! Kau sakitkah?” goda Donghae sambil menempelkan dahinya ke dahi Yoona. Refleks Yoona mendorong tubuh Donghae hingga nyaris terjengkang ke belakang. Donghae terbahak melihat Yoona yang salah tingkah karena ulahnya. Donghae tampak begitu senang menggoda Yoona hari ini.
            “Ya! Aish, jinjja.. Sudah, aku ingin kembali ke dorm.” tukas Yoona. Ia segera membereskan beberapa barangnya dan bergegas beranjak dari hadapan Donghae. Kalau berlama-lama disini, mungkin wajahnya dan udang rebus nyaris sama nantinya. Tapi belum berapa langkah menuju pintu, sepasang tangan kekar dengan lembut memeluk pinggangnya dari belakang sehingga membuat yeoja itu cukup tersentak, namun diam.
            Donghae meletakkan kepalanya –bersandar– pada bahu kiri Yoona. Donghae memejamkan mata beberapa saat, lalu ia perlahan membuka matanya dan melepaskan ikatan rambut Yoona. Membuat rambut lurus ikal Yoona terurai begitu saja. Donghae mengeratkan pelukannya dan menatap Yoona dalam seakan terhanyut dan tak ingin Yoona pergi dari hadapannya.
            “Im Yoona, kau harus tahu. Kau cantik sekali, sampai membuat hatiku selalu terbius pesonamu tiap waktu. Neomu yeppeo.” bisik Donghae dengan nada halus, tanpa ada nada menggoda diperkataannya. Mendengar itu, Yoona menunduk demi menutupi semburat merah yang menjalari kedua pipinya.
            “G-gomawo, Oppa. Hm.. Kau tahu? Sejujurnya.. Oppa juga selalu tampak tampan dimataku.” kata Yoona cepat. Kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, antara malu dan senang. Jantungnya berdegup kencang tatkala ia mengucapkan kalimat itu. Senyum Donghae semakin merekah, ia menyingkirkan tangan Yoona yang menutupi wajah cantik nan polos Yoona.
            “Kau malu?”
            “A-aniyo.”
            “Kenapa menutup wajahmu kalau tidak malu, huh? Kau bahkan sangat imut ketika malu seperti ini, Yoong.” desis Donghae yang mampu membuat hati Yoona semakin berbunga-bunga. Yoona memukul lengan Donghae pelan, lalu menutupi wajahnya lagi. Melihat itu Donghae terkikik senang. Donghae melepaskan back hug-nya dan merangkul pundak Yoona mesra. Seperti biasa.
            “Kajja. Kuantar kau sampai ke dorm-mu.” tawar Donghae mengelus rambut terurai Yoona lembut. Yoona mengangguk pelan seraya mengimbangi langkah Donghae keluar dari ruang practice dengan kegugupan yang teramat. Padahal hanya seperti ini, entah kenapa perasaan Yoona grogi saat Donghae merangkulnya mesra seperti biasa mereka tiap bertemu.
––––
            “Yoona-ah, kau hari ini sedang tidak ada jadwal syuting?” tanya Taeyeon ketika mendapati Yoona tengah asyik membaca novel di sofa ruang televisi dengan segelas es jeruk dan juga snack-snack di meja. Taeyeon bingung menyadari bahwa di dorm hanya ada Yoona dan dirinya saja. Kemana yang lainnya?
            “Ne, Eonnie. Kau sendiri tidak ada acara syuting?” tanya Yoona balik.
            “Tidak ada, sebenarnya aku ingin sekali kencan dengan ahjussi-ku itu. Namun kurasa ia masih sibuk. Hanya sesekali meneleponku dan memberi kabar lewat pesan singkat.” keluh Taeyeon sembari duduk dan ikut menyicipi snack yang sudah dibuka oleh Yoona.
            “Eonnie, kalau mau itu di kulkas ada es jeruk juga. Hm. Yah, namanya juga bintang hallyu besar, Eonnie.  Pastilah Oppadeul Super Junior sibuk, terutama sang leader yaitu Teukie Oppa. Ia pasti harus mengurus ini-itu, seperti halnya Eonnie pada kami.” jelas Yoona mengunyah keripik kentang, ia menutup novel yang dibacanya dan meletakkannya di meja.
            “Kau benar, Yoong. Aku sedang berusaha mengerti keadaannya, meski berat sekali. Haaa. Ini ya resiko kita menjalin hubungan dengan bintang terkenal.” Taeyeon menghela nafas berat.
            “Hm, Donghae Oppa pernah bilang padaku bahwa aku harus percaya padanya, karena sesibuk apapun seorang kekasih, ia pasti akan menghubungi kita. Dan juga, sesibuk apapun ia, pasti didalam hatinya juga merindukan kita dan menginginkan waktu berdua bersama kita.” ungkap Yoona sembari menyalakan televisi.
            “Ne, ne. Beruntung sekali Donghae Oppa memiliki dirimu dan juga kau memilikinya. Kalian sama-sama bisa saling percaya dan tidak bergantung pada orang lain.” puji Taeyeon tulus. Yoona mengulum senyum malu.
            “Ngomong-ngomong, kemana member yang lain? Kenapa hanya ada aku dan kau?” tanya Taeyeon akhirnya.
            “Jessica Eonnie sedang jalan sama Krystal, mungkin ke mall. Sooyoung Eonnie dan Yuri Eonnie kuliah. Seohyun pergi ke toko buku bersama Tiffany Eonnie, katanya Seohyun diminta Tiffany Eonnie membantunya mencari buku sejarah yang bagus untuk bahan skripsinya. Lalu, Hyoyoen Eonnie dan Sunny Eonnie belanja bahan makanan.” jawab Yoona panjang lebar tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi. Taeyeon mengangguk-angguk sambil terus memakan snack di meja.
            “Yoona, kapan kau terakhir kali bertemu Donghae Oppa?”
            “Hmm. Dua hari yang lalu, ketika Donghae Oppa sedang latihan. Waeyo, Eonnie?” Yoona menoleh ke arah Taeyeon dengan dahi mengernyit.
            “Ani, aku hanya iri padamu. Kalian masih sempat bertemu disela waktu sibuk seperti ini. Aish, bisa-bisa aku galau gara-gara Leeteuk Oppa ini sih.” gerutu Taeyeon merengut. Yoona tertawa kecil menanggapi Taeyeon yang sedang menggerutu –bahkan– sesekali melontarkan ledekan pada kekasihnya itu yang membuat Yoona tambah tertawa lebar.
––––
            “Semuanya sudah hadir?” tanya Taeyeon pada dongsaeng-dongsaengnya. Delapan gadis cantik tersebut mengangguk serempak dan menunduk. Wajah cantik mereka dipolesi make-up tipis dan baju mereka pun sudah berganti menjadi pakaian perform. Mereka sama-sama berdoa dengan Taeyeon sebagai pemimpin doa. Setelah selesai, mereka melakukan yel-yel ritual sebelum naik ke stage.
            “Hana.., Dul.., Set.., Hwaiting!!”
            Kesembilan gadis tersebut pun segera naik ke stage, tampaklah member Super Junior yang baru saja menyelesaikan performance, mereka turun dari stage yang akan digantikan member SNSD.
            “Yoong, hwaiting!” bisik Donghae tepat di telinga Yoona ketika mereka berpapasan sembari menepuk pundak kekasihnya itu pelan. Yoona tersenyum lebar dan mengangguk, ia pun segera menyusul member yang lain menuju ke atas panggung. Sementara Donghae menatap punggung Yoona yang berangsur-angsur hilang dengan senyum mengembang.
            “Haish, aku iri denganmu, Donghae-ssi.” celetuk Shindong merangkul Donghae ketika ia menatap layar LCD –yang menampilkan perform para artis di stage agar bisa ditonton di balik panggung– dengan tak henti-hentinya tersenyum.
            “Iri kenapa, Hyung?” tanya Donghae heran.
            “Aku juga, aku juga!” seru Sungmin yang duduk menyelonjorkan kaki diantara tempat Eunhyuk dan Kyuhyun duduk.
            “Aku juga.”
“Aku juga.” seru Eunhyuk dan Kyuhyun berbarengan. Donghae menatap hyung-hyungnya dan juga Kyuhyun dengan tatapan heran. Ia menaikkan sebelah alisnya lalu terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepala.
            “Apa yang kalian irikan, hum?”
            “Kau dan Yoona-ssi sama-sama sibuk dengan jadwal kalian masing-masing hingga jarang bertemu satu sama lain. Bahkan mungkin hanya bisa telepon-teleponan atau mengirimi pesan singkat. Tapi baik kau maupun Yoona-ssi terlihat begitu enjoy menjalaninya, bagai tak ada halau rintangan! Apa kau tak merindukannya saat kalian jauh, huh?” tutur Shindong meraup keripik kentang yang ditawarkan Leeteuk, kebetulan namja itu baru datang membawa bungkusan snack.
            “Di film yang kau bintangi kan kau berciuman dengan lawan mainmu, apa Yoona tak cemburu? Terus... Selama syuting kan kau berada di Taiwan sementara ia di Korea, apa kalian tak merasa rindu dan takut satu sama lain kenapa-kenapa? Maksudku, kau tak takut ia selingkuh dan sebaliknya? Kita ini kan bintang hallyu, apa ia juga tak merasa cemburu saat kau melakukan fanservice?” kini ganti Sungmin yang mengeluarkan suara.
            “Aku setuju dengan ucapan Shindong dan Sungmin. Kalian berdua pacaran seperti tidak bergantung begitu. Whoaa, aku sungguh tak yakin aku bisa menjalani hubungan seperti ini lebih lama.” tukas Leeteuk.
            “Ne, ne. Setuju.” koor Eunhyuk dan Kyuhyun yang tampak letih, bahkan Kyuhyun sampai tak menyentuh PSP kesayangannya karena penat di sekujur tubuh namja paling muda itu. Donghae tersenyum menanggapi lontaran pertanyaan tersebut.
            “Aku selalu yakin pada hatinya bahwa disana hanya terukir namaku seorang. Dan Yoona pun yakin bahwa di hatiku  hanya terukir namanya saja. Terkadang kami merasakan kerinduan yang luar biasa, namun aku selalu bilang pada Yoona jika inilah kita. Kita merupakan sosok bintang yang tak mudah untuk berkencan atau sekedar jalan ke taman saja. Maka itu hubungan kita kerapkali seperti dihalau tembok. Tapi meskipun tak bertatap muka, hati ini terus berkomunikasi jarak jauh dan juga saling merindu. Aku selalu percaya padanya, begitu pula Yoona. Soal adegan ciuman itu, sebelumnya aku sudah bilang padanya. Dan ia mengizinkan, ia bilang itu adalah tuntutan profesi dan ia mengerti kalau menjadi seorang aktor adalah impianku, maka ia tak mau melarangku karena ia tak ingin impianku lepas hanya sebab ia cemburu padaku. Toh, ciuman itu sekedar menempelkan bibir, sementara hatiku hanya untuk Yoona seorang, kan...”
            Donghae menatap layar LCD ketika bagian wajah Yoona disorot menyanyikan bagian rap lagu The Boys sembari tersenyum lebar –dengan sirat bangga–. “...aku tak ingin ia bergantung padaku, dan aku bergantung padanya. Kami memang jarang mengatakan kata ‘cinta’ tapi seharusnya dari kontak mata pun kami sudah saling tahu seberapa besar rasa itu ada. Meski terkadang kecemburuan menyelimuti sebuah hubungan, tapi kami selalu berusaha untuk mengintrospeksi diri masing-masing, dan mencoba meng-handle­ masalah dengan kepala dingin. Setelah itu? Yaa, kembali seperti biasa. Lagipula, kalau memang sudah yakin dengan perasaan masing-masing, untuk apa meragukan hatinya? Itu akan semakin menyulitkan hubungan, kan? Kesimpulannya, kunci dari suatu hubungan adalah saling percaya dan yakin pada hati masing-masing. Itu saja.” lanjut Donghae panjang lebar.
            Leeteuk, Sungmin, Shindong, Eunhyuk dan Kyuhyun mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Mulut mereka membentuk huruf O yang lebar. Terpancar sirat kagum dimata mereka pada sosok Donghae yang mulai dewasa menghadapi masalah dan situasi. Selama ini, Donghae merupakan crybaby yang manja di Super Junior. Sikapnya yang kekanakkan kadang membuat hyung-hyungnya sedikit keki. Namun, beberapa waktu belakangan ini pandangan mereka berubah. Donghae semakin hari semakin menjadi sosok pria dewasa seperti mendiang ayahnya. Dan itulah yang membuat Leeteuk bangga, karena malaikat kecil yang dititipkan mendiang ayahnya sudah mandiri tanpa bantuan Leeteuk.
            “Kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya Donghae ketika menangkap basah mereka tengah memandangi Donghae bangga.
            “Aniyo, kami bangga padamu. Ternyata dibalik sikap kekanak-kanakkan dirimu, kau memiliki sisi pria dewasa yang gentle dan bertanggung jawab. Kami salut!” kata Eunhyuk seraya meninju pelan lengan Donghae, Donghae terkekeh. Ia mengelus tengkuknya malu ketika dipuji seperti itu.
            “Donghae Oppa!” sapa suara lembut dari arah belakang kerumunan yang melingkari Donghae. Kontan mereka menoleh dan mendapati Yoona yang berlari kecil menghampiri Donghae diikuti member SNSD –minus Jessica dan Sooyoung– yang lainnya. Donghae  melebarkan tangannya –bermaksud untuk memeluk Yoona– sambil terkikik. Yoona pun memeluk tubuh Donghae yang tak jauh tinggi darinya erat.
            “Bogoshippoyeo!” seru Yoona dalam dekapan Donghae. Donghae mengelus rambut Yoona, menghirup wangi lavender dari rambut lurus ikal kesukaannya itu.
“Ne, na do. Chukkae! Perform kalian bagus sekali.” puji Donghae merenggangkan pelukannya untuk menatap wajah Yoona.
“Jinjjayo? Gomawo, Oppa! Oppadeul Super Junior juga tampil hebat tadi.” puji Yoona memamerkan deretan gigi putihnya. Donghae mengacak-acak tatanan rambut Yoona, yeoja itu cemberut saja ketika Donghae mengacak-acak rambutnya. Donghae nyengir ketika mendapat tatapan beserta dengusan dari member yang lain ketika melihat mereka berdua berpelukan.
            “Haish, mesranya kalian ini. Baru bertemu saja sudah berpelukan, hah aku jadi semakin iri. Ya sudah aku pergi saja, kajja Seobaby.” keluh Kyuhyun sembari mendekati Seohyun dan mengajaknya pergi dari ruangan –daripada harus melihat pasangan mesra ini bersama– meski Seohyun meronta kesakitan karena uluran tangan Kyuhyun begitu kencang. Diikuti Leeteuk yang menggandeng Taeyeon, Eunhyuk merangkul Hyoyoen, dan Sungmin menarik tangan Sunny pergi dari situ. Melepas rindu pada kekasihnya setelah sekian lama tak bertemu karena sibuknya jadwal. Shindong mengajak Yuri dan Tiffany bermain ular tangga, mereka juga mengajak member Super Junior yang lain ikut main. Sementara itu, Yoona dan Donghae tengah duduk berdampingan di sofa.
            “Oppa.” panggil Yoona. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Donghae, kedua tangan Yoona menangkup satu tangan Donghae dan mendekapnya erat.
            “Ada apa, Yoona sayang?”
            “Ah? Aku rindu padamu, Oppa. Padahal kita baru bertemu dua  hari yang lalu, kan? Tapi rasanya perasaan rindu itu meluap-luap begitu saja saat aku dan kau bertemu. Apa mungkin aku seperti kecanduan obat, ya?” ucap Yoona polos. Bibirnya yang merah mengerucut dan pipinya menggelembung. Mata Yoona menatap lurus ke depan, membulat lugu.
            “Jinjja? Kalau begitu aku ini obatmu, Yoong?”
            “Ne, obatku yang mengerti keadaanku kapanpun dan dimanapun aku berada.”
            “Hmm, berarti aku ini obat yang baik, begitukah? Tapi... Bukankah malaikat itu tak bisa minum obat?” goda Donghae mengelus tangan Yoona yang menggenggamnya erat dengan tangan satunya.
            “O-oppa..” Yoona langsung menyembunyikan wajahnya di dada Donghae, sementara namja itu cengengesan. Lagi-lagi Donghae menggoda gadisnya itu sampai ia merona.
            “Kau kenapa? Ingin bersandar di dada bidangku ini?” Donghae tak henti-hentinya menggoda Yoona. Seakan tersadar, Yoona menegakkan badannya dan menunduk. Malu, malu dan malu. Sungguh malu! Bagaimana tidak? Donghae terus-terusan menggodanya, bahkan mengira Yoona ingin bersandar di dadanya.
            “Aish, kau tak salah makan kan waktu di Taiwan, Oppa?” gerutu Yoona manyun.
            “Hm, sepertinya tidak. Buktinya sekarang aku tidak sakit  apa-apa.”
            Yoona manyun, ia diam dan menunduk. Ia melepaskan genggaman tangannya pada Donghae. Bukan karena kesal, tapi ia tak punya stok kata-kata untuk melawan godaan-godaan yang dilontarkan Donghae padanya. Ia yakin sebanyak apapun membalas, tetap akan kalah nantinya. Donghae tertawa terbahak melihat yeojachingunya itu merengut. Donghae melingkarkan tangannya ke pinggang Yoona, merengkuh gadis itu sampai menatap bola matanya. Jarak wajah mereka sudah sepersekian senti, hingga hidung dan kening Donghae dan Yoona menempel. Donghae menatap mata lugu Yoona dalam, sementara Yoona menahan gejolak yang berdetak hebat pada jantungnya. Darahnya berdesir seakan ada angin topan didalam tubuhnya. Mungkin setelah ini ia harus periksa jantung di rumah sakit.
            “Saranghae, Im Yoona.” bisik Donghae. Perlahan tapi pasti, Donghae memiringkan kepalanya dan memejamkan mata. Mengecup bibir merah Yoona dalam diam, menunggu respon gadis tersebut. Lama sekali, sampai Yoona merasa terhanyut dalam sentuhan bibir Donghae. Tangan Yoona mengelus dada bidang Donghae sementara Donghae mempererat dekapan mereka, memperkecil setiap inchi jarak dari tubuh keduanya. Donghae mengulum bibir atas-bawah Yoona, begitu pula Yoona. Mereka tampak begitu menikmati ciuman itu, melepas rindu dan mengungkapkan cinta lewat perilaku bukan lewat perkataan-perkataan atau kalimat gombal lainnya.
––––
            “Eonnie, ayo kita berangkat.” seru Seohyun dari ruang tamu dorm SNSD. Ia memanggil Yoona yang masih berkutat di meja makan untuk segera berangkat ke kampus bersama. Ya, Seohyun dan Yoona memang satu universitas, tapi Seohyun merupakan hoobae Yoona di kampus. Meski begitu mereka akrab dan juga sering pulang-pergi bersama. Kerap kali Seohyun menunggui Yoona atau Yoona menunggu Seohyun pulang dan pergi ke dorm bersama.
            “Okay! Taeyeon Eonnie, aku berangkat, ya!” teriak Yoona sembari meminum susunya cepat. Ia berlari kecil ke depan menyusul Seohyun yang sudah lebih dulu beranjak menuju mobil manager mereka yang akan membawa mereka ke kampus. Ia memakai hoodie cokelat dengan sepatu boots sepadan dan Seohyun memakai hoodie hijau dipadu boots hitam.
            “Seo.” panggil Yoona ketika mereka sedang dalam mobil, perjalanan ke kampus.
            “Waeyo, Eonnie?”
            “Bagaimana kabar hubunganmu dengan Kyuhyun Oppa?” tanya Yoona seraya memakan roti isi cokelat kacang yang dibawanya dari dorm. Ia memang menyimpan banyak stok makanan di dalam tasnya.
            “A-ah? Hm, mollayeo. Hhhh. Kyuhyun Oppa semakin hari semakin tinggi kadar kecemburuannya, Eonnie. Aku bingung harus bagaimana, apalagi aku baru saja menyelesaikan syuting We  Got Married bersama Yonghwa Oppa. Ia sangat cemburu, Eonnie. Padahal ketika ia dikabarkan dekat dengan Sooyoung Eonnie atau Victoria f(x) aku tidak mengumbar kecemburuanku. Berlebihan sekali, kadang aku kewalahan untuk mengerti dirinya.” keluh Seohyun merengut. Yoona mengangguk-angguk mengerti, lalu berhenti mengunyah beberapa saat. Ia menatap Seohyun sebelum berbicara lagi.
            “Begitukah? Hm. Kau tahu? Kecemburuan itu membumbui suatu hubungan, Seo. Kala kau cemburu pada Kyuhyun Oppa atau sebaliknya, itu adalah pembuktian seberapa besar perasaan cintamu padanya begitu pula sebaliknya. Kau tak perlu marah padanya, karena saat seorang kekasih cemburu pada sikap kita atau kedekatan kita dengan orang lain. Kita harus mendukung keraguan hatinya, bukan malah menggoyahkan keyakinannya.” jelas Yoona panjang lebar.
            “Bagaimana cara mendukung keraguan itu, Eonnie?” tanya Seohyun heran. Ia meneguk air mineral dingin dari tasnya.
            “Dengan caramu. Kau pasti lebih tahu, bagaimana meredam emosi Kyuhyun Oppa padamu, bukan? Aku yakin Tuhan memberi kita hati untuk itu. Agar kita bisa saling memahami dan mengerti keadaan masing-masing.”
            “Tapi, bagaimana kalau tidak mempan juga, Eonnie?”
            “Kau harus yakin dengan jalan Tuhan. Tuhan tahu yang terbaik untuk semua hamba-Nya. Lagipula kalian pasti bisa mengatasinya dengan kepala dingin tanpa harus bertengkar hebat, bukan?” tutur Yoona tersenyum simpul. Seohyun menatap Yoona kagum, senyum lebar merekah di bibir magnae SNSD itu. Ia bangga dengan sikap Eonnie-nya satu ini, terkadang ia juga merasa minder tatkala Yoona tengah berbicara dengan sikap dewasa seperti ini.
            “Ya! Kenapa kau menatapku begitu, Seo?” Yoona merasa risih dipandangi Seohyun, dahi lebarnya berkerut heran.
            “Aniyo. Eonnie, kau bisa mengatasi masalah dengan sangat dewasa! Aku jadi kagum padamu, sekaligus iri dengan Donghae Oppa karena bisa memiliki dirimu yang seperti ini. Padahal kau kan terkenal iseng dan jahil pada member, aku tak menyangka Eonnie-ku sudah menjadi gadis dewasa.” Seohyun melontarkan pujian tulus membuat Yoona menunduk malu. Ia mengulum senyumnya, menyembunyikan rona merah yang menjalar ditiap lekuk wajahnya.
            “Gomawo, Eonnie. Aku sekarang sudah tahu apa yang harus kulakukan padanya.” seru Seohyun sembari memeluk Yoona yang terkaget karena tiba-tiba dipeluk Seohyun. Tapi dalam hati Yoona tersenyum, ia kagum pada dirinya sendiri yang –entah mengapa– bisa mengeluarkan kata-kata sehebat itu. Padahal sebenarnya ia hanya belajar untuk mengerti keadaan Donghae dan hubungannya dengan Donghae, tetapi entah kenapa ia jadi bisa melontarkan kata-kata seperti tadi.
            “Cheonamaneyo, Seobaby.”
––––
            Siang hari yang terik, di ruang tamu dorm SNSD, tampak Leeteuk tengah duduk di sofa dengan keadaan tegang, matanya menatap lurus ke lantai dengan tatapan kosong. Kedua tangannya tergenggam gemetaran. Disana juga ada Hyoyoen, Sooyoung dan juga Sunny  tengah memegang pundak Taeyeon yang terbakar emosi. Nafasnya memburu, matanya mulai basah dan wajahnya memerah menahan kemarahan yang nyaris membludak. Suasana begitu mencekam sampai sosok yeoja datang, baru pulang dari kampusnya.
            “Aku pulang.” teriak Yoona gembira membuka pintu dan mendapati kondisi dorm yang berada dalam suasana tegang. Ia baru saja selesai kuliah. Wajah gembiranya berganti menjadi bingung –karena Leeteuk berada di dorm SNSD dan juga Taeyeon yang menangis– melihat pemandangan ini.
            “Ada apa ini, Eonnie?” tanya Yoona pada salah satu dari keempat Eonnie-nya tersebut.
            “Taenggo marah padanya.” sahut Sooyoung singkat, menunjuk Leeteuk dengan dagunya. Leeteuk menunduk ketakutan. Tangannya basah karena gugup. Yoona lantas menoleh dan mengernyit heran. Ada apa ini?
            “Waeyo? Kenapa tiba-tiba marah? Dan mengapa ada kau disini, Oppa?” tanya Yoona lagi, kini pada Leeteuk.
            “A-aku.. Aku hanya ingin menjelaskan padanya tentang suatu hal yang memang harus ia tahu. Tapi tampaknya... Percuma.” jawab Leeteuk parau. Tampaknya jawaban Leeteuk malah memerkeruh suasana. Buktinya Taeyeon merengsek maju dan menggebrak meja, sontak Yoona, Hyoyoen, Sunny, Sooyoung juga Leeteuk sendiri kaget.
            “Apanya yang menjelaskan? Bukankah sudah ada banyak bukti? Kau mau mengatakan apalagi, Oppa? Mau berbohong padaku padahal jelas-jelas aku mendengarkannya sendiri. HAH?! Kau benar-benar sudah mengecewakanku, Jungsoo Oppa!” teriak Taeyeon murka. Airmata meleleh begitu saja dari mata indahnya. Sejurus kemudian Taeyeon berlari ke dalam kamarnya dan membanting pintu kasar, dengan airmata berlinang tentu saja. Kelima orang yang masih berada di ruang tamu dorm pun hanya bisa menghela nafas berat.
            “Biar aku yang masuk dan menjelaskannya.” usul Hyoyoen.
            “Jangan, kau kan juga temperamental. Nanti malah semakin ruwet.” larang Sunny.
            “Aku saja bagaimana?” usul Yoona. Ketiga Eonnie-nya langsung menoleh dan memandangnya kau-yakin-bisa? Begitu juga Leeteuk. Dari sinar matanya ia sudah nampak pasrah dengan keadaan. Ia tak sanggup berkata-kata lagi.
            “Kau yakin?” tanya Sooyoung hati-hati.
            “Yakin, Eonniedeul. Ya sudah, aku masuk dulu.” kata Yoona tersenyum lebar. Lalu ia bergerak menuju kamar Taeyeon yang sudah tertutup rapat namun tak pernah dikunci. Hyoyoen, Sunny, Sooyoung dan Leeteuk menatap Yoona saling tatap pandang. Semoga Yoona berhasil...
––––
            Cklekk
            “Eonnie..?”
            Taeyeon tengah sesegukan ditepi ranjang. Ia menutupi wajah dengan telapak tangannya. Sangat kesal dan juga marah, namun dilain sisi ia kecewa. Kecewa karena merasa dikhianati oleh Leeteuk. Ia menangis jika mengingat kejadian ‘itu’ lagi.
            “Taeyeon Eonnie?” Yoona perlahan mendekati Taeyeon dan duduk disebelahnya. Lama, Yoona membiarkan Taeyeon sampai berhenti menangis. Ia diam menatap  Taeyeon, tangan halusnya mengelus punggung leadernya itu pelan. Elusan itu ternyata berefek besar, buktinya tangisan Taeyeon makin meraung. Kontan Yoona merengkuh tubuh Taeyeon ke dalam dekapannya. Disana Taeyeon puas meraung dan mengeluarkan airmatanya. Yoona memeluk dalam diam, ia biarkan Taeyeon meluapkan emosinya saat itu juga. Teringat perkataan Donghae sewaktu Yoona menangis, ia pun hanya termenung menunggu Taeyeon puas menangis dalam pelukannya.
            Setelah merasa lelah menangis, Taeyeon melepaskan pelukan Yoona dan menghapus bekas airmatanya dengan punggung tangan. Namun masih sesengukan. Yoona tersenyum kecil.
            “Sudah lega menumpahkan tangismu, Eonnie?”
            Taeyeon mengangguk pelan. Yoona mengambil sebotol air mineral dari dalam tasnya yang belum ia letakkan di kamarnya sendiri. Ia menyerahkan botol itu pada Taeyeon dan langsung ditegak habis oleh gadis itu.
            “Sekarang... Boleh aku tahu apa masalahmu? Mungkin aku bisa membantu.” tanya Yoona hati-hati. Taeyeon menatap Yoona sebentar, lalu membuang nafas berat. Menghela nafas, membuangnya lagi. Begitu seterusnya. Yoona dengan setia menunggu Taeyeon berbicara.

J J J J

            Segerombolan namja tergesa-gesa datang menuju dorm SNSD setelah mendengar panggilan bahwa leader mereka disana tengah mengalami sedikit kendala –bukan sedikit, tapi memang kendala– dengan leader dari girl group SNSD yang notabene kekasihnya. Rupanya sekawanan ini ingin menjelaskan sesuatu pada Taeyeon karena masalah semalam, yang membangkitkan puncak amarah Taeyeon.
            “Annyeong!” koor sekumpulan namja tersebut ketika mereka sampai di pintu dorm. Hyoyoen yang membuka pintu dorm terkejut, ia pun segera mempersilahkan Oppadeul-nya masuk menuju ruang tamu.
            “Hyung!”
            Leeteuk yang sedaritadi menunduk seketika mendongak dan mendapati dongsaeng-dongsaengnya datang dan langsung berhambur kearahnya. “Kalian benar-benar kemari?” tanya Leeteuk heran.
            “Tentu saja! Kita harus segera bicara pada Taeyeon agar masalah kalian selesai. Kami tak ingin kalian bertengkar karena kesalahpahaman yang kami buat. Seharusnya kami tak mengatakan pada Leeteuk Hyung bahwa yang menelepon Kang Sora ketika Taeyeon meneleponnya. Jadinya ia panik dan mengatakan pada Taeyeon yang dikira Kang Sora begitu.” sahut Ryeowook dengan muka lesu. Tanpa sadar bahwa ia telah mebeberkan semuanya dengan lugu.
            “Maksudmu, Ryeowook Oppa? Jadi.. Semua itu hanya lelucon?” tanya Hyoyoen dengan dahi mengernyit. Sooyoung dan Sunny hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mengetahui kenyataan sebenarnya.
            “Iya, kamilah yang harusnya dimarahi Taeyeon. Bukan Leeteuk Hyung. Waktu itu kami bilang pada Leeteuk Hyung bahwa tadi Taeyeon mengiriminya pesan singkat dan kami membalasnya dengan mengira itu Kang Sora. Lalu Leeteuk Hyung frustasi dan takut Taeyeon marah padanya. Ketika itu ada telepon, sontak Leeteuk Hyung kesal karena mengira itu adalah Kang Sora. Eh ternyata..” seru Kyuhyun dibarengi anggukan kepala Sungmin, Eunhyuk dan Yesung kompak.
            “Aish, kalian membuat Taeyeon marah besar, tahu!” keluh Sunny merengut. Ia kesal, bisa-bisanya mereka mengerjai Leeteuk jadinya Taeyeon marah besar begini. Kan jadi repot semua.
            “Maafkan kami, kami juga tak tahu Taeyeon bisa semarah itu.” kata Kangin menepuk pundak Leeteuk memberi semangat pada namja yang tertunduk lesu akibat pertengkaran hebat beberapa waktu lalu.
            “Lalu sekarang kemana orangnya?” tanya Donghae celingak-celinguk. Mereka tak melihat sosok Taeyeon sejak datang tadi.
            “Ada dikamarnya bersama Yoona. Yoona berusaha menenangkan Taenggo, entahlah bisa atau tidak. Berdoa saja Yoona berhasil.” sahut Sooyoung.
            “Yoona?!” pekik sembilan namja itu berbarengan. Mereka melongo heran, terutama Donghae. Ia heran mengapa bisa bersama Yoona?
            “Sedang apa ia disana?” gumam Donghae. Alisnya terangkat satu. Menampakkan tanda tanya besar.
J J J J
            “Semalam Leeteuk Oppa membalas pesan singkatku yang tak kuduga sebelumnya. Ia mengucapkan, ‘Iya Sora-ssi. Nanti aku akan meneleponmu, Jagi’. Aku terbelalak membaca pesan itu. Kupikir, kenapa Leeteuk Oppa mengirimiku pesan seperti itu. Apa mungkin ia salah kirim? Akhirnya kuputuskan untuk meneleponnya. Lama sekali ia mengangkat. Setelah tersambung, aku ingin langsung bertanya maksud pesan itu, namun Leeteuk Oppa menyerobot berkata, ‘Nanti saja teleponnya Sora-ssi, aku janji akan meneleponmu duluan’. Yoona, apa yang kau rasakan jika kau ada di posisiku saat itu?” Taeyeon setengah frustasi menjelaskan, suaranya terputus-putus akibat sesengukan. Yoona mengambil nafas sebelum berbicara, ia memilah kata-kata agar Taeyeon tak tersinggung.
            “Eonnie, kalau aku berada diposisi itu, aku pasti sangat marah dan kesal–“
            “Benar kan? Aku memang pantas marah seperti itu padanya! Ia sungguh-sungguh keterlaluan dan aku lelah menahan emosiku terus menerus, Yoona. Memangnya ia pikir aku tak bisa cemburu? Terlebih Kang Sora adalah lawan mainnya di WGM, Yoong. Ia pikir aku ini yeoja kuat yang selalu tersenyum tiap kali ia bermesraan dengan yeoja lain di layar kaca?!”
            “Tunggu dulu, Eonnie.. Aku kan belum selesai bicara.” sahut Yoona pelan ketika Taeyeon memotong kalimatnya. Taeyeon mengambil tissue lalu membersit hidungnya, ia mengangguk pelan. Meminta Yoona melanjutkan perkataannya.
            “Aku pasti kesal dan emosi, tapi aku juga harus memikirkan isi hatinya.”
            “Maksudmu?” rupanya Taeyeon tak menangkap maksud perkataan Yoona tadi.
            “Begini. Waktu itu aku cemburu pada Donghae Oppa waktu ia dipasangkan dengan Goo Hara di acara King of Idols, aku jadi berpikir. Donghae Oppa sedang menjalani profesinya, sebagai artis. Lalu aku berpikir lagi, apa pantas aku cemburu padahal jelas-jelas aku tahu didalam hati Donghae Oppa hanya ada namaku yang terpatri? Setelah itu, aku merenung, menyerapi tiap perasaan cemburuku. Lalu aku terus terang pada Donghae Oppa soal kecemburuanku itu.”
            “Terus terang?”
            “Ne, terus terang. Aku mengatakannya dengan intonasi yang lembut dan berusaha memilah kata yang bagus, supaya ia tak tersinggung. Kau tahu apa jawaban yang kudapat, Eonnie?” Yoona menggenggam tangan Taeyeon lembut, Taeyeon menatap Yoona dengan penuh tanda tanya.
            “Kata Donghae Oppa, ‘Asalkan kau percaya padaku bahwa aku tak akan pernah mengkhianatimu, aku yakin kita akan terus bersama. Kecemburuan itu pasti ada di setiap hubungan, Yoong. Tapi, itu adalah bumbu agar suatu hubungan berwarna. Kau hanya tinggal mengatur banyaknya kadar kecemburuan itu, jika terlalu tinggi akan menghancurkan hubungan dan terlalu rendah akan membuat hubungan hambar’. Tahu tidak, ada rasa bangga menyelinap saat aku mendengarnya mengatakan itu, Eonnie. Dan setelah itu, aku selalu berusaha mengintropeksi diriku agar bisa sepadan dengan Donghae Oppa. Aku berusaha mengontrol diri dan rasa cemburuku, begitu pula Donghae Oppa. Karena kami harus yakin dengan hati masing-masing dan juga sikap kami agar hubungan kami terus berjalan lancar.” terang Yoona diakhiri senyum puas.
            Taeyeon mengangguk-angguk mengerti. Kemudian ia menatap Yoona haru.
            “Gomapta, Yoona. Lalu... Apa yang harus kulakukan sekarang?” tanya Taeyeon.
            “Kurasa, Eonnie harus mendengarkan penjelasan Leeteuk Oppa. Kau tahu? Ia juga pasti tertekan melihatmu seperti ini, Eonnie. Aku yakin ia takut kehilangan dirimu seperti kau takut kehilangannya. Sekarang keluarlah, dan dengarkan ia.” Yoona menepuk pundak Taeyeon pelan.
            “Ne, arraseo. Yoona, aku tak tahu bagaimana jika kau tak disini tadi. Aku jadi paham banyak hal darimu. Sekedar pemberitahuan, kini kau sudah menjadi gadis dewasa, Yoona.” puji Taeyeon mengusap sisa airmata dipipinya sembari tersenyum tulus. Yoona tersenyum malu, ia mengangguk dan menggandeng tangan Taeyeon beranjak menuju pintu. Taeyeon dengan senang hati menggandeng Yoona keluar kamarnya, mereka pun tertawa riang seakan tak terjadi apa-apa sebelumnya.
J J J J
            “Eottohke? Sudah satu setengah jam mereka dikamar. Ayolah, aku jadi semakin takut.” Leeteuk mulai gelisah menyadari Taeyeon dan Yoona sudah satu setengah jam tidak keluar-keluar dari kamar.
            “Lagian sih kau, Oppa, ada-ada aja. Masa iya bercanda sampai keterlaluan begitu, jelas saja Taenggo marah banget.” gerutu Hyoyoen gondok setelah mendengar cerita Leeteuk mengenai salah kirim pesan dan salah sebut nama di telepon tersebut.
            “Jagi, namanya juga bercanda. Mana tahu sampai Taeyeon marah gitu.” bela Eunhyuk sembari merangkul Hyoyoen, sedangkan yeoja itu kini mendengus saja.
            “Sudah, sudah. Jangan membuat Leeteuk Hyung semakin takut begini.” sahut Kyuhyun bijak. Akhirnya mereka pun hanya bisa terdiam di ruangan itu. Donghae masih ribut dengan pemikirannya sendiri. Ini sudah kesekian kalinya Yoona seperti ini, berusaha mempertahankan hubungan orang lain atau mendekatkan dua orang  yang sedang pendekatan. Ada terbesit rasa kagum mencelos, sedetik kemudian ia pun jadi tersenyum-senyum sendiri. Apa mungkin gadis manjanya itu kini sedang berjalan menuju kedewasaan?
“Oppa..”
Kontan seluruh member menoleh dan mendapati Taeyeon berdiri berdampingan dengan Yoona. Mereka saling mengapit tangan, senyum mengembang di bibir merah Taeyeon. Yoona menatap Taeyeon sesaat, lalu mengangguk –entah apa maksudnya– dan Taeyeon segera menghampiri Leeteuk. Leeteuk makin gusar ketika Taeyeon perlahan mendekatinya, tangannya bertaut semakin erat dan mengeluarkan banyak keringat. Ia menunduk, tak berani menatap yeojanya tersebut. Takut dan juga pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti.
Taeyeon tersenyum memandang Leeteuk, matanya beralih mata Yoona yang tengah memberi isyarat dengan tangannya membentuk kata ‘OK’. Taeyeon tertawa kecil. Pandangannya terarah pada Leeteuk lagi.
“Oppa. Jungsoo Oppa.”
“Ya! Jangan panggil aku dengan nama begitu!” kata Leeteuk gemas, ia seperti lupa bahwa yeoja ini tadi marah-marah padanya. Seketika ia sadar, lalu menunduk lagi.
“Baiklah, Leeteuk Oppa. Hei, lihat aku.”
Leeteuk menatap Taeyeon yang masih berdiri dihadapannya. Sarat matanya terlihat takut. Dongsaeng-dongsaengnya menatap kedua orang ini sambil menelan ludah mereka susah payah, begitu pula Hyoyoen, Sunny dan Sooyoung. Namun Yoona diam saja menatap Eonnie dan Oppa-nya itu dengan bibir sedikit terangkat, melukis lengkungan ke atas.
“Mianhae, aku tak pernah bisa mendengarkan penjelasanmu ketika kita bertengkar. Aku baru tahu tadi ketika keluar kamar. Kau tidak serius soal telepon dan pesan itukan? Kau hanya panik saja. Jadi, syukurlah. Kini aku yakin kalau dihatimu, akulah penguasanya. Bukan begitu? Jangan buat aku khawatir lagi, Oppa. Karena aku mencintaimu.”
“K-kau tak salah, Jagi. Aku yang salah, aku selalu saja membuatmu cemburu dengan sikapku. Membuatmu emosi dan tak pernah memikirkanmu.” Leeteuk tertunduk sedih. Tapi, ia terperangah ketika Taeyeon duduk manis dipangkuannya dan tersenyum memandangnya dengan sirat mata berbeda dengan ketika ia emosi tadi.
“Aku percaya pada Oppa, jangan lakukan itu lagi. Cukup percaya padaku dan aku akan percaya padamu. Arrachi?” Taeyeon mengecup singkat pipi kanan Leeteuk, sontak rona merah mewarnai wajah Leeteuk. Ia merasa sangat malu, terlebih acara sun-sun mereka dilihat para dongsaengnya. Membuat jantungnya loncat kesana kemari tak tentu arah. Leeteuk mengangguk mengerti dan merengkuh Taeyeon ke dalam pelukannya erat.
“Chukkae!!! Akhirnya kalian berbaikan!” seru Ryeowook dan Yesung berbarengan. Kemudian diikuti teriakan ‘hore’ menggema diruang tamu tersebut. Taeyeon dan Leeteuk pun tertawa melihat namja-namja tersebut gembira.
“Taenggo, bagaimana kalau kita makan-makan saja? Kan udah lama juga nih nggak kumpul-kumpul bareng Oppadeul Super Junior!” usul Hyoyoen. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Taeyeon mengangguk. Taeyeon, Hyoyoen, Sunny juga Sooyoung pun segera menyiapkan masakan setelah Taeyeon mengecup singkat pipi kiri Leeteuk disembur dengusan dan cibiran para orang disana.
“Hei, gadis dewasaku yang manja.” panggil Donghae, Yoona yang hendak beranjak menuju dapur –bermaksud membantu Eonnideulnya– menoleh dan tersenyum mendapati Donghae memanggilnya. Ia pun menghampiri Donghae yang duduk disofa panjang.
“Kenapa memanggilku, Donghae Oppa?”
“Aniyo. Aku hanya ingin bertanya, apa yang kau katakan pada Taeyeon sampai ia bisa dengan lapang dada memaafkan Hyung-ku satu itu. Sepertinya caramu ampuh sekali.”
“Ah, kami juga ingin dengar!” pekik Kangin mendengar ucapan Donghae pada Yoona. Serentak member Super Junior menghadap ke arah tempat duduk Donghae dan Yoona demi mendengarkan cerita Yoona. Awalnya, yeoja itu merasa risih, hingga Donghae melingkarkan tangannya pada pinggang Yoona, setelah yakin, barulah ia berbicara.
“Aku hanya menceritakan pengalamanku dengan Donghae Oppa ketika aku cemburu padanya, lalu aku sedikit menambahkan nasihat. Itu saja.” ucap Yoona dengan wajah polos, sembari mengambil toples kacang dan memakan kacang itu satu per satu.
“Jinjja? Kapan?” tanya Donghae mengangkat alisnya tinggi.
“Waktu Oppa ikut acara King of Idols bersama Eunhyuk Oppa.” jawab Yoona.
“Oh, ketika aku dipasangkan dengan Goo Hara?” tanya Donghae lagi.
“Ne.”
“Tapi, hebat sekali kau, Yoona. Bisa merubah pemikiran Taeyeon secepat itu, aku saja sempat nyaris putus asa menghadapi tingkahnya.” keluh Leeteuk.
“Oppa, asal kau tahu. Dulu aku juga sama halnya dengan Eonnie. Cemburu berlebih dan juga manja pada Donghae Oppa dengan kedekatannya pada banyak yeoja. Malah lebih parah dari Eonniedeul. Tapi karena itulah aku jadi banyak berpikir, lambat laun aku sadar dan yakin kalau hatiku dan hati Donghae Oppa saling memborgol kuat. Jadi, tak perlu khawatir satu sama lain.” jelas Yoona dengan lugunya, ia tak sadar kata-katanya mampu membius para namja disana.
Member Super Junior menganga. Heran, kagum dan terkesima bercampur satu. Donghae menatap gadisnya itu dengan perasaan bangga, ternyata Yoona sudah mulai belajar menjadi dewasa –ani, sudah menjadi dewasa. Berarti pemikirannya tadi sudah terjawabnya.
“Pemikiranmu dewasa sekali! Aku tak pernah terlintas untuk berpikir begitu, Yoona-ya.” sahut Siwon yang daritadi diam penuh kekaguman.
“Setuju nih! Ah, pantas saja Donghae dan kau langgeng. Nyatanya kau begitu percaya dan yakin pada Donghae, begitu juga kau Donghae. Ckckck, aku benar-benar kagum pada kalian.” puji Sungmin berdecak kagum.
“Gamsahamnida, Oppadeul. Tapi aku tak bisa begitu, tanpa belajar dari Donghae Oppa. Ia kan guruku juga kekasihku tercinta.” ucap Yoona manja.
“Benarkah? Berarti aku bisa membuka kursus atau membangun sekolah, dong?” Donghae mulai menggoda lagi Yoona seraya mengacak-acak rambut yeojanya pelan.
“Ya! Jangan mulai menggodaku, Donghae Oppa.” sungut Yoona gondok. Pasalnya, mereka kini berada dihadapan member Super Junior juga. Kan malu...
“Hae-ah, kau ini perayu ulung.” kata Kangin tertawa terbahak-bahak.
“Hehehehe. Tapi, Yoong, jika aku dikabarkan dekat dengan Goo Hara. Kau akan cemburu?” goda Donghae, sebenarnya tak sepenuhnya menggoda karena ia juga ingin tahu reaksi Yoona.
“Apakah itu perlu? Kan aku sudah yakin pa-da-mu, Donghae Oppa.” jawab Yoona menusuk-nusuk hidung Donghae lembut. Donghae terkekeh geli sekaligus terharu, Donghae semakin yakin bahwa ke depannya Yoona akan semakin mencintai Donghae, begitupula perasaannya pada gadis berambut lurus ikal ini.
“Sudah, sudah, sudah. Kita bagaikan angin lewat disini, kajja, kita main saja. Tinggalkan mereka berdua.” celetuk Yesung sedikit menggerutu. Member Super Junior pun bubar membiarkan sepasang kekasih ini –yang tertawa melihat tingkah mereka– bermesraan.
––––
            Beranjak sore suasana dorm SNSD semakin ramai –karena adanya member Super Junior– bersamaan dengan kedatangan Seohyun, Jessica, Yuri, dan Tiffany dari acara mereka masing-masing. Sebelumnya keempat gadis cantik-cantik ini sempat terkejut dengan hadirnya Oppadeul Super Junior di dorm mereka. Tetapi setelah dijelaskan Hyoyoen, barulah mereka mengerti dan bahkan tertawa karena merasa lucu dengan kejadian siang tadi. Member Super Generation tersebut menikmati makanan yang tersedia sambil berbincang-bincang renyah. Yuri dan Tiffany membawa 3 botol jus jeruk ukuran besar dan beberapa minuman kaleng sepulang mereka dari nge-MC di salah satu televisi Korea.
            “Kita bersulang! Cheers!” seru Taeyeon dan Leeteuk. Mereka tertawa bersama, lalu bersulang dan meminum minuman masing-masing. Guyonan, lelucon heboh, dan macam-macam bahan perbincangan dilahap mereka saat makan malam berlangsung. Seakan baru berjumpa setelah sekian lama tak bertemu, mereka menghabiskan malam denagn begitu riang.
            “Yoona-ssi, aku ingin mengucapkan terima kasih. Karena kau, aku dan Taeyeon tidak bertengkar lagi.” seru Leeteuk ditengah perbicangan seru tersebut. Sejenak suasana jadi hening. Yoona sontak tersenyum kikuk, ia merasa malu dan juga senang karena bisa membantu hubungan orang lain bertahan.
            “Aku juga ingin berterima kasih padamu, Yoona. Berkat kau, aku dan Taecyeon Oppa kini tak jadi putus. Tadi aku mencurahkan isi hatiku padanya seperti yang kau katakan semalam itu.” ungkap Jessica dengan sumringah.
            “Whoaa. Chukkae, Jessica-ssi!” ucap Siwon diiringi high five ritual mereka semua.
            Jessica hanya mengangguk sambil tersenyum tersipu malu. Sementara Yoona menatap Donghae dengan pandangan apa-maksudnya-ini-kenapa-mereka-semua?
            “Oh iya, tak hanya Jessica yang bahagia, aku dan Siwon Oppa sudah jadian, lho!” pekik Tiffany senang. Kontan member Super Junior menatap Siwon terperangah, tak menyangka mendengar berita baik lagi, bahkan sangat baik! Namun sedetik kemudian mereka bersorak sorai. Kata-kata ‘chukkae’ pun terdengar lagi, menggema ditiap sudut dorm ini. Tiffany menunduk malu saat digodai Oppadeul-nya. Sementara Siwon tersenyum kecil, menunjukkan lesung pipinya yang manis.
            “Kalau diingat-ingat, aku dan Hyoyoen juga pernah nyaris bertengkar. Tapi, Yoona-ssi mengatakan kalau aku harus menjaga perasaan wanita. Sejak itu kami jarang bertengkar karena hal kecil. Gomawo, Yoona-ssi. Daebak!” seru Eunhyuk girang, Hyoyoen tersenyum simpul sembari mengamit lengan Eunhyuk manja.
            “Hei, tidak cuman kalian saja, lho! Aku dan Yuri juga jadian beberapa minggu yang lalu karena dukungan Yoona-ah! Dia seperti pakar cinta saja. Hehehe.” seru Yesung menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya.
            “Jinjja!? Whoaa. Yesung-Yuri chukkaeyo!”
            Yesung maupun Yuri sama-sama menunduk, wajah mereka berdua yang merona. Bahkan ledekan pun semakin menjadi-jadi. Para member seperti merasakan liburan singkat, meski hanya dengan makan-makan dan minum-minum saja. Senang dan gembira mereka rasakan karena bisa berbagi satu sama lain, setidaknya merefreshingkan otak dari penat bekerja setiap waktu.
            “Ah! Benar juga, tadi pagi Yoona Eonnie memberikan aku nasihat untuk menghadapi Kyuhyun Oppa yang cemburuan. Gomawo, Eonnie! Ternyata tidak cuman aku yang diberikan nasihat ala Yoona Eonnie, yah.” celetuk Seohyun sembari memeluk Yoona, Yoona mengerjap-ngerjap heran, kaget, dan juga senang mendengarnya.
            “Jinjja? Aish, dasar.. Tapi, gomapta, nenek rusa!” cerocos Kyuhyun menjulurkan lidah.
“Oh iya, tadi Krystal titip salam dan mengucapkan terima kasih padamu, Yoong. Katanya berkat kau, ia dan Minho jadi semakin dekat. Mereka sekarang sudah mulai masuk tahap yang lebih serius, lho.” cerita Jessica dengan senyum mengembang.
            “Krystal dan Minho??” tanya Kangin kaget.
            Jessica mengangguk semangat. Sementara para member Super Junior dan SNSD lainnya menggeleng-gelengkan kepala mereka tanda kagum dan heran, pastinya.
            “Jadi... Sejak kapan kau menjadi pakar cinta, rusaku yang manja?” goda Donghae menjawil ujung hidung Yoona, ia terkekeh mendengar ucapan terimakasih pada Yoona yang terucap dari mulut para member. Keinginan untuk menggoda yeojachingunya itu pun hadir lagi.
            “A-aniyo. Aku bukan pakar cinta, Oppa. Aku hanya mengatakan apa yang harusnya kukatakan dan melakukan sesuatu yang memang harusnya kulakukan, Donghae Oppa. Lagipula aku kan belajar darimu..., dan aku tak sehebat dirimu.” kata Yoona dengan wajah polos nan lugunya, menambah birahi Donghae untuk menggoda habis-habisan gadisnya ini.
            “Jeongmal? Hmm, berarti sekarang aku punya anak buah, dong?”
            “Donghae Oppa!” pekik Yoona geram, lagi-lagi namjanya menggoda Yoona bahkan sekarang dihadapan member Super Generation!
            “Lho? Katamu kau tak sehebat aku? Perumpamaan kalau aku hebat, berarti aku adalah guru dan kau seorang murid. Lalu muridku yang manja ini berevolusi menjadi murid dewasa. Begitukah?” tanya Donghae sengaja memasang wajah terkejut.
            “Aish, jinjja.. Aku tendang kau kalau berani menggodaku, lagi!” ancam Yoona yang berada disamping Donghae duduk. Mata Yoona memicing sinis dan bibirnya mengerucut. Pipinya menggembung memperlihatkan aegyo-nya.
            “Aigoo, galak sekali sih sama kekasihnya sendiri. Awas nanti cepat tua, lho!” kata Donghae bergidik ngeri, wajahnya yang dibuat-buat itu sepersekian detik berubah meringis kesakitan. Tangan Yoona memelintir perut Donghae, saat ini bahkan lebih kencang dari sebelum-sebelumnya.
            “A-aaa. A-aaa.. Ampun, ampun. Jangan mencubitku begitu, Yoong. Oke, aku menyerah!” keluh Donghae memegangi perutnya yang habis dipelintir Yoona. Yoona tersenyum puas mengetahui Donghae menyerah.
            “Ish, kalian ini. Pasangan aneh! Mesra tapi saling senang main tangan.” celetuk Eunhyuk sedikit kesal, sisanya hanya berdecak heran dan menggeleng-gelengkan kepala mereka. Heran sih, tapi mereka kagum. Tahu kenapa? Jelas, karena mereka tampaknya saja main-main namun siapa sangka bahwa dibalik tingkah kanak-kanak mereka, mereka bisa menyelesaikan masalah apapun dengan bijak dan tenang seperti air.
            “Hehehe. Tapi, Yoona. Oppa jujur padamu, Oppa sangat bangga melihat perubahanmu dari manja menjadi dewasa seperti ini. Kau memberikan kata-kata yang mudah merubah sikap orang, kau sudah dengan berani menunjukkan sisi itu pada orang-orang didekatmu dan juga mulai bisa menjadi dirimu sendiri. Menasihati mereka dan memperingatkan mereka supaya tak jatuh dari awang-awang ketika mereka berada diatas atau ketika mereka terjerembab jatuh di tanah. Bahkan sekarang semua orang berterimakasih padamu, karena dengan begitu dirimu semakin berarti dimata mereka. Benar kan?” Donghae mengusap kepala Yoona penuh sayang. Yoona tercengang, sejenak ia menahan nafas. Tampaknya tenggorokan Yoona tercekat, ia terharu? Sangat. Donghae memang terkenal romantis, tapi bagi Yoona, Donghae tak hanya romantis tapi juga lembut dan mudah membuatnya terharu.
            “Itu benar, Oppa. Tetapi aku tak akan bisa berdiri kuat tanpa sanggahan yaitu kau. Aku tak bisa berucap bijak sekalipun tanpa belajar darimu. Aku tak bisa memutuskan keputusan dengan adil tanpa peringatanmu. Aku tak mungkin bisa memberi nasihat tanpa kau beritahu. Dan yang terpenting, aku tak akan mungkin bisa menjadi Im Yoona yang dewasa tanpa bantuan dan tanpa adanya dirimu, Donghae Oppa.” tutur Yoona berkaca-kaca. Ia menyunggingkan senyum aligatornya, terharu sambil tersenyum? Mungkin itulah ungkapan orang. Ia mencoba berbicara tenang setelah mengumpulkan kekuatan agar tak menangis dihadapan semua orang. Memang ia terkenal sebagai Queen of Tears, dan King-nya? Tentu kalian tahu siapa.
            Donghae terkesiap melihat Yoona mengusap ujung matanya, ia sadar bahwa yeoja itu tengah menahan airmata. Ia tersenyum, merengkuh gadis itu pelan.
            “Ya! Ya! Yoona-ah, Donghae-ssi, jangan berpelukan begitu, kami jadi iri.” teriak Sungmin, kemudian ia meraih Sunny dan mendekapnya juga. Yeoja itu hanya bisa tersenyum malu-malu. Donghae tertawa lebar, suasana menjadi semakin meriah dan gembira.
            “Saranghaeyo, Lee Dong Hae Oppa.” ucap Yoona mantap, membuat Donghae –juga member Super Generation– kontan menatap Yoona. Mata Donghae mengerjap tak yakin, lalu ia tertawa hambar. Ia benar-benar terperangah mendengar ucapan Yoona. Ia tahu Yoona dan dirinya jaarng mengumbar kata cinta, tapi sekarang Yoona mengatakannya dihadapan banyak orang. Membuat hatinya mencelos senang dan raut bahagia terpancar dari wajahnya.
            “Kau adalah guru cintaku, orang yang berarti dalam hidupku. Yang mengajarkanku bagaimana cara menjadi seorang gadis dewasa. Aku ingin kau menautkan hatimu untukku sebagai orang terakhir dihidupmu, begitu juga aku. Aku ingin selalu menemanimu, menjadi gadis kuat, dan juga murah senyum. Aku juga kagum padamu. Meski begitu, aku tetap tak bisa menyaingimu yang dewasa, bijak, tenang dan selalu sabar terhadapku. Tahu tidak? Perasaanku begitu senang ketika tahu Eonniedeul, Oppadeul dan para Saeng-ku mengatakan aku dewasa, namun aku ingin di mata Donghae Oppa, aku tampak seperti Im Yoona yang biasanya saja. Oppa, jeongmal saranghamnida. Gomawo untuk semuanya.” kata Yoona dengan parau. Airmatanya beranak sungai begitu saja, suasana meriah pun berganti menjadi haru.
Eunhyuk dan Ryeowook bergantian mengelap hidung dengan tissue, sementara member SNSD sudah sejak tadi menitikkan airmata mereka. Kangin menepuk-nepuk pundak Leeteuk yang tengah membersitkan hidung dan member yang lainnya tersenyum simpul mendengar ucapan Yoona. Tanpa sadar, mata Donghae mulai basah dan memerah. Ia terharu dan juga terkesima dengan ucapan Yoona. Kini keraguannya telah berubah menjadi keyakinan kuat, gadisnya telah menjadi sosok Im Yoona yang dewasa.
“Ye. Na do saranghaeyo, Im Yoona. Kau akan terus tertanam dihatiku sebagai seorang Im Yoona. Bagaimana pun sifatmu, sikapmu, dan juga daya pikirmu, aku akan selalu memandangmu sebagai Im Yoona, kekasihku tersayang. Oke?” Donghae mengusap pipi Yoona dengan ibu jarinya sambil tersenyum haru. Ia menatap yeojachingunya dalam dan bermakna. Ia berusaha mati-matian menahan agar airmatanya tak jatuh saat itu juga.
“Ah, kalian membuat kami ingin menangis, saja.” keluh Eunhyuk mengusap kasar bekas airmata dengan punggung tangannya.
“Benar-benar pasangan romantis!” celetuk Yuri tersenyum, ia mengelap ujung matanya, menahan haru yang luar biasa untuk twinsnya ini.
“YA~ Jangan membuatku iri, dong.” gerutu Shindong kesal.
“Iya nih, Changmin Oppa sih sibuk...huhu.” Sooyoung berpura-pura menangis.
“Ah benar. Terimakasih Hyung, berkat rusamu itu, aku dan Seobaby jadi paham banyak pengalaman.” seru Kyuhyun.
“Kami juga sama!!” teriak Sungmin-Sunny kompak.
“Donghae-ya, kau sudah semakin dewasa, ya.” ujar Kangin mengacak-acak rambut Donghae, membuat seulas senyum terukir dibibir Donghae.
“Kami doakan kalian terus awet! Amin. Yoon-Hae Couple... Jjang!” teriak mereka bersamaan. Seluruh member pun bersorak sorai gembira, mereka bersulang merayakan hari dimana Yoona terbukti menjadi sosok yang dewasa sekaligus berlibur singkat dari jadwal padat mereka sebagai bintang terkenal. Donghae terkekeh pelan, sementara Yoona tertawa ala aligatornya penuh rasa bangga pada dirinya sendiri. Ketika pandangan mata Donghae dan Yoona bertubrukan, Donghae menatap bola mata Yoona dalam, sehingga Yoona jadi agak salah tingkah. Lama... Perlahan wajah mereka mendekat. Sampai bibir mereka menyentuh satu sama lain. Dengan hati-hati, Donghae mengulum bibir merah Yoona penuh sayang. Menunggu Yoona meresponnya, tak lama Yoona membalas mengulum bibir tebal Donghae, ia tersenyum bahagia disela ciuman itu. Lalu mengalungkan tangannya dileher Donghae, menikmati sentuhan kekasihnya dengan perasaan senang tak terkira. Semoga perjalanan cinta ini terus berlanjut dan tak usai, hingga ajal mempertemukan kami, Tuhan. Saranghaeyo, Lee Dong Hae~ batin Yoona gembira.


FINISH.

Eottohke? Jadinya ruwet giniii, tapi  makasih loh mau baca._. RCL aja deh, semoga kalian suka! Gamsahamnidaaa^^